RATU AURORA | 18

7.1K 628 593
                                    

Happy Reading!!

•••

Setelah meninggalkan Ratu di belakang sekolah, Levin berlari kesal dan dengan emosi menggebu-gebu menuju rooftop. Di atas sana, Levin kehilangan kendali. Berkali-kali Levin memukul dinding sampai tangannya berdarah dengan penuh emosi.

"ARKKHHHH."

"ANJING!"

"SIALAN!"

"BRENGSEK!"

"BRENGSEK LO LEVIN BRENGSEK!"

"BANGSAT!"

Levin tidak berhenti memukul dinding dengan perasaan yang benar-benar kacau. Begitulah Levin, dia akan sulit untuk mengendalikan diri dan mengontrol emosi saat dihadapi dengan masalah tanpa henti.

Levin menjambak rambutnya sendiri kesal. Dia menangis. Menangis merasa bersalah pada Ratu. Menangis marah pada diri sendiri. Menangis kesal akan takdir yang harus dia hadapi.

Levin terduduk di lantai dengan posisi menyandar ke dinding. Mengusap air mata yang sudah menetes di pipinya, Levin terdiam, merenung menatap foto sang Mama yang dia lihat di ponsel yang baru saja dia keluarkan dari saku seragamnya.

Lagi-lagi Levin tidak mampu menahan air matanya saat menatap foto sang Mama yang sangat dia rindukan itu. Levin kembali teringat akan kenangan masa lalu, kenangan saat hidupnya tidak se hancur sekarang. Kenangan saat sang Mama masih ada dan kenangan saat dia hidup di keluarga yang utuh dan bahagia.

"Mah. Levin salah apa sih Mah?"

"Kenapa hidup Levin jadi kayak gini?"

"Kenapa takdir yang harus Levin jalani seberat ini?"

"Levin udah nggak sanggup Mah."

"Levin bingung harus pulang kemana, Levin bingung harus ngadu ke siapa."

"Levin udah kehilangan Mamah. Dan sekarang Levin harus kehilangan gadis yang Levin cintai dan calon anak Levin Mah."

"Mah. Levin tau apa yang selama ini Levin lakuin itu salah. Tapi anak yang dikandung Ratu nggak bersalah. Dia nggak berdosa Mah. Levin yang salah dan Levin nggak mau dia telahir tanpa seorang ayah. Levin nggak mau hidup dia jadi kacau kayak Levin."

"Levin pengen tanggung jawab sama Ratu Mah. Levin pengen nemenin dia di masa-masa sulit kayak gini. Tapi Levin nggak punya pilihan lain."

"Mah. Seumur hidup Levin nggak pernah ngerasa se sayang ini ke perempuan lain selain Mamah. Bahkan se sayang-sayangnya Levin ke Lia dulu, nggak ada apa-apa dibandingkan rasa sayang yang Levin rasain ke Ratu sekarang."

"Levin takut Mah. Levin takut kehilangan Ratu. Cuma dia satu-satunya cewek yang bisa ngertiin Levin kayak Mamah. Tapi apa yang udah Levin lakuin ke dia Mah? Levin udah bikin hidup dia hancur dan kacau."

"Levin berdosa sama Ratu Mah."

"Levin pengen nebus kesalahan Levin dan jagain Ratu sama calon anak Levin. Tapi Levin belum bisa ngambil bukti perbuatan Levin dari Keyla."

"Kalau Keyla beneran laporin Levin ke polisi, Levin pasti bakal kehilangan anak Levin sama Ratu mah. Kalau Levin di penjara, Levin pasti ngga bisa ngelakuin apa-apa buat mereka. Levin nggak mau itu semua terjadi. Levin masih pengen jagain mereka. Meskipun dari jauh."

"Mah. Levin egois banget ya Mah? Levin bahkan barusan nyakitin Ratu lagi. Haha cinta? Levin selalu bilang kalo Levin cinta dan sayang dia. Tapi nyatanya yang Levin lakuin malah nyakitin Ratu."

"Levin nggak tau Mah. Kenapa Levin jadi kayak gini. Levin nggak bisa nahan emosi lagi. Levin jahat banget Mah sama Ratu. Levin harus apa Mah sekarang."

"Levin bingung."

Ratu AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang