RATU AURORA | 17

8.5K 790 1K
                                    

Hai kita bertemu lagi?

Masih nungguin Ratu update kan?

Absen coba mana yang nungguin👆

Anw sebelum baca aku mau ngasih info dulu. Part ini, kalau kalian baca sekilas pasti kalian bakal mikir. "Oh ni part yang di prolog."

Iya benar. Setengah dari part ini memang part yang di prolog waktu si Ratu ngasih tau Levin kalau dia hamil. But, kalian tetap nggak boleh nge skip bacanya karena mikir udah baca di prolog ya.

Karena yang di prolog itu ibaratnya cuma kayak trailer doang. Nah yang disini detailnya. Di part ini narasinya lengkap sama POV Levin. Di part ini dijelasin apa yang Levin rasain ke Ratu.

Ngerti kan? Kalau ga ngerti intinya jangan di skip bacanya. Oke?

Happy reading luv💖

Tepat pukul 08.00 bel baru saja berbunyi. Seluruh siswa SMA Aries berbondong-bondong berlari menuju lapangan untuk mengikuti upacara bendera termasuk Levin.

Saat melewati kelas Ratu, Levin terdiam sejenak dari balik kaca jendela menatap Ratu yang terlihat panik seperti mencari sesuatu. Levin tebak, gadis itu pasti kehilangan atau lupa membawa topinya.

Levin menatap topi yang ada di tangannya. Dia hendak melangkah masuk ke dalam kelas Ratu, berniat untuk memberikan topi miliknya pada gadis itu. Tapi langkah Levin langsung terhenti saat melihat Saddam, yang masih berada di dalam kelas menghampiri Ratu di mejanya sambil memberikan topi miliknya dengan senyum merekah sempurna.

Saddam bahkan tidak hanya memberikan topi miliknya pada Ratu, tapi dia justru langsung memakaikan benda itu di kepala Ratu sambil mengusap pelan rambut Ratu yang sedikit berantakan.

Melihat hal itu emosi Levin kembali menggebu-gebu. Tangannya terkepal kuat. Levin dipenuhi dengan api cemburu. Iya, dia cemburu. Sangat-sangat cemburu.

Tapi Levin sadar, bahwa dia juga tidak bisa berbuat apa-apa dan bahwa sampai kapanpun, takdir tidak akan pernah berpihak pada mereka.

Satu-satunya hal yang bisa Levin lakukan hanyalah merelakan Ratu bersama seseorang yang lebih mampu menjaga gadis itu. Merelakan Ratu dengan seseorang yang tidak akan pernah menyakiti Ratu. Dan terpaksa untuk memperhatikan Ratu hanya dari jauh tanpa merusak kebahagiaan gadis itu.

Mau tidak mau, sekarang Levin hanya bisa mencintai Ratu dalam diam, memperhatikan dan menjaga gadis itu dari kejauhan. Setidaknya, melihat Ratu masih sehat dan bisa tersenyum saja, rasanya sudah bisa sedikit membuat dirinya lega.

Dengan raut wajah pasrah dan penuh kekesalan, Levin mencoba mengabaikan Ratu dan juga Saddam yang masih berada di dalam kelas. Dia berjalan sendiri menuju lapangan dengan isi kepala yang begitu berisik. Dengan isi kepala yang tidak terlepas dari bayang-bayang Ratu.

Di sepanjang upacara berlangsung, Levin hanya berdiri melamun, tatapan cowok itu kosong. Dia bingung memikirkan bagaimana caranya melanjutkan hidupnya saat tidak ada lagi alasan dirinya untuk bertahan. Dia bingung bagaimana caranya kembali bersemangat sejak tidak ada lagi Ratu di hidupnya.

Pasalnya, selama ini hanya Ratu yang mampu merubah Levin. Hanya Ratu yang bisa membuat Levin sadar akan kesalahannya selama ini. Bahkan, Lia mantannya saja tidak bisa.

Sampai pada akhirnya, kericuhan di salah satu kelas sepuluh yang tidak lain adalah kelas Ratu, mengalihkan pandangan Levin saat melihat seorang gadis yang tergeletak di tanah.

"Ratu," lirih Levin pelan.

Levin hendak berlari meninggalkan barisan, tapi langkah cowok itu terhenti saat Keyla yang berdiri di samping dirinya mencengkram tangan Levin dan menatap Levin penuh ancaman.

Ratu AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang