🖤 PRISON: 14. HIKS 🖤

15.4K 928 60
                                    

Happy reading🖤

     “Pulang sekarang!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Pulang sekarang!”

     “.....”

     “Jangan bikin gua makin emosi! 5 menit, Lo harus ada di mansion!”

     Bukan hanya sekedar kemarahan saja, mungkin teriakan itu sudah berada ditingkat murka. Kemurkaan seorang Lian. Teriakan dan ancaman tidak membuat Nanda gentar pada pendiriannya. Mendiamkan kedua kakaknya terlanjur muak dengan sifat mereka yang seperti bunglon. Tidak untuk kali ini, mereka harus diberi hukuman agar tidak bisa seenaknya. Nanda harus bisa melawan mereka. Lagi pula mau sampai kapan dirinya akan terus menjadi samsak emosi mereka.

     “5 menit, gua kasih Lo waktu 5 menit.” Suara dingin dengan serak terdengar menjeda kalimatnya. “Atau Lo bakal terima akibatnya.”

     “Udah?” tanya Nanda tanpa rasa takut sedikit pun disuaranya. “Ancaman kak Lian nggak mempan lagi, cari aku kalo bisa.” Nanda tidak segan-segan menantang Lian dan Jordan kali ini. Ia tau betul sifat kedua kakaknya yang pasti saat ini semakin emosi mendengar bantahan darinya. Tanpa menunggu jawaban Lian, Nanda langsung mematikan sambungan teleponnya. Membiarkan kedua kakaknya semakin terbakar emosi.


🖤🖤🖤


     Suasana ruang tamu kini sangat menegangkan. 1 orang menjadi tersangka dengan 2 orang yang menginterogasi dan 2 orang lagi sebagai saksi. Laki-laki manis yang diduga sebagai tersangka terus menunduk sedari tadi. Degup jantung berpacu cepat. Jawaban apa yang harus ia persiapkan saat kedua orang tuanya bertanya.

     Selama 2 hari Nanda tidak pulang ke mansion. Hal itu terdengar sampai ke telinga Rion dan Veina. Setelah mendapat laporan dari Lian dan juga Jordan, Rion beserta Veina langsung memesan tiket pesawat untuk pulang. Dan sekaranglah waktunya menginterogasi putra ketiga mereka.

     “Maaf bunda, papah.” Hanya tiga kata yang dapat keluar. Nanda lebih memilih menatap lantai daripada kedua orang tuanya.

     “2 hari kamu nggak pulang, tanpa ngasih alasan ke papah atau bunda.” Rion menghela nafas. Sebenarnya ia tidak tega melihat putranya ketakutan seperti itu. Tapi ini semua karena ia sangat menyayangi Nanda.

     Nanda merasa dirinya seperti anak nakal yang suka keluyuran sampai lupa pulang. Padahal ada alasan dibaliknya. Ia takut kehilangan kepercayaan Rion dan Veina setelah ini.

     “Kalau abang-abang kamu nggak ngasih bukti, mungkin papah nggak bakal percaya,” laki-laki cukup berumur itu menjeda kalimatnya, memijit pangkal hidungnya saat pusing mulai mendera. “Kamu nginap dua hari di hotel, sama siapa?”

PRISON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang