[END]
Terjebak seperti dalam penjara?
Begitu dingin dan juga mengekang.
Posesif dan juga menggairahkan.
Romantis dan juga cemburu.
Sakit tapi candu.
Nanda dengan kedua kakak tirinya.
Sanggupkah Nanda menahan rasa sakit yang 'mereka' berikan?
Nanda h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak ada percakapan hanya deru nafas yang terdengar. Di dalam mobil hitam terdapat dua orang yang terhubung melalui genggaman tangan mereka. Hanya tautan itu yang menghubungkan di antara keduanya. Netra hazel tak pernah lepas memandang gedung-gedung tinggi dan jalanan yang terlihat sedikit sibuk. Mungkin karena sore hari bertepatan dengan waktunya orang pulang kerja dan pulang sekolah.
Langit jingga tanpa dihiasi awan memberikan kesan cantik karena cahaya orange-nya menyorot langsung. Nanda mengalihkan perhatiannya kala genggaman tangan Geo mengerat. Menatap laki-laki tampan yang kini tengah fokus mengemudi. Ia sama sekali tidak menolak sentuhan Geo. Matanya menangkap ada emosi yang masih tersisa di wajah Geo. Lantas Nanda mengulas senyum teduh. “Ge.” Panggilnya berharap suasana sedikit mencair. Ia tahu Geo pasti masih marah karena insiden tadi di parkiran.
Geo hanya bergumam menjawab panggilan Nanda. Dirinya masih dalam pengaruh emosi dan tak ingin berimbas pada Nanda. Ia tidak mau menyakiti Nanda hanya karena emosi sesaatnya. Lagi pula dengan adanya Nanda sudah cukup baginya.
“Jangan marah kelamaan Ge, ngga baik.” Tutur Nanda lembut. Membawa tautan tangan mereka ke pangkuannya. Kembali menatap jalanan. “Aku udah biasa diteriakin sama mereka. Mau marah juga percuma, aku ngga bisa apa-apa.” Helaan nafas kecil keluar dari mulut Nanda. Sedikit merilekskan tubuhnya.
Geo menatap Nanda sejenak. Hanya satu yang bisa ia tangkap, yaitu raut lelah kekasihnya. “Hidup sama Gege, kita mulai semuanya bareng-bareng.”
Mata Nanda membola tidak menyangka Geo akan berucap seperti tadi. Namun sedetik kemudian ia tertawa kecil. “Gege ngelamar aku?” tanyanya bercanda. Ia tidak terlalu menganggap serius ajakan Geo karena tahu pasti hal itu tidak akan terjadi.
“Iya.” Jawab Geo singkat namun penuh keseriusan.
“Ngga romantis.” Rajuk Nanda berpura-pura kesal. Melepaskan genggaman tangan Geo. Menatap lurus ke depan dengan tangan bersedekap.
“Romantisnya nanti pas resmi, kalo sekarang yang penting jawabannya sayang.” Balas Geo mengelus belakang kepala Nanda.
Gimana aku bisa setuju Ge, ayah kamu aja ngga nerima aku.
Nanda tersenyum miris menertawakan nasibnya sendiri. Ia seakan tidak diterima di mana pun. Lian dan Jordan menerima dirinya karena nafsu tidak lebih. Hanya Veina yang menyayanginya tanpa syarat. Tempatnya mendapatkan kasih sayang penuh tanpa harus membayar imbalan.
“Kita jalanin gini dulu ya Ge. Kalo pun aku ikut Gege, masih ada bunda di sini. Aku ngga mau jauhan sama bunda.” Ucap Nanda sendu. Ia takut jawabannya kembali menyakiti Geo. Dirinya tahu betul sebesar apa perjuangan Geo selama ini. Tapi kembali lagi keadaan tidak berpihak kepada mereka berdua.