🖤 PRISON: 30. INTERROGATION 🖤

7.2K 496 137
                                    

Happy reading 🖤

     Drama murahan! Cemoohan dalam hati seseorang yang ikut serta menonton perkelahian beberapa remaja laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Drama murahan! Cemoohan dalam hati seseorang yang ikut serta menonton perkelahian beberapa remaja laki-laki. Raut wajahnya penuh menghina. Tetap diam menyimak apa yang akan terjadi selanjutnya. Di mana pemeran utama yang lemah diperebutkan oleh 4 orang sekaligus. Mendadak pingsan dan dibawa kabur oleh salah satunya. Kurang murah apa lagi.

     “Kenapa banci kayak dia bisa direbutin banyak cowo?” cibirnya penuh rasa tidak suka.

     Kekehan dari samping terdengar sebelum menjawab. “Termasuk Lo juga suka sama dia 'kan?” kata hinaan yang ditujukan untuk orang-orang bodoh di depan sana. “Biasalah lubang banci lebih ketat.” Salah satu sudut bibirnya tertarik. Menatap geli ke arah laki-laki yang sedang membopong tubuh kecil dan membelah kerumunan.

     “Gue cuman tertarik sama tubuhnya.” Kilah menyangkal ucapan salah satu temannya.

     “Lo harus lewatin 4 orang dulu baru bisa nyicipin dia.” Tatapan meledek seakan meragukan keberhasilan rencana temannya. Bukan hanya sulit nyaris tidak ada peluang untuk mereka mendapatkan target incaran. Mangsa mereka memiliki banyak penjaga. Awalnya hanya tiga sekarang bertambah satu. Mungkin juga bukan hanya satu orang tapi satu geng.

     “Kalo kita rekrut orang gimana? Nanti hasilnya dibagi rata. Yang penting Gue duluan nyoba. Gue tau Lo juga penasaran ’kan?” kedua alisnya terangkat. Mengajak kerja sama temannya. Ia yakin semakin banyak orang yang ikut pasti semakin mudah. Tapi yang jadi masalah apakah ada yang mau bekerja sama? Seharusnya ada, apalagi tidak sedikit orang yang membenci sekelompok orang itu. Sifat mereka yang sok berkuasa dan tidak segan membuli tentu saja bisa menimbulkan kebencian bagi sebagian orang. Termasuk dirinya yang memiliki kebencian mengalir di dalam darahnya untuk mereka. Orang-orang munafik yang bersembunyi dibalik topeng. Menjalani hidup berwarna tanpa rasa bersalah sedikit pun.


🖤🖤🖤


     Keen dan Zain merasa seperti sedang diruang interogasi sekarang. Lebih dari 50 pasang mata menatap ke arah mereka berdua. Sebelumnya mereka bersama Kay dan Lili digiring paksa ke tempat banyak mobil-mobil sekolah lain terparkir. Tanpa memberikan kesempatan bertanya ia sudah ditarik-tarik. Berakhir di sini, di tengah-tengah orang-orang aneh yang entah kenapa menatap tajam.

     Lain halnya dengan Keen dan Zain yang merasa tertekan, Kay dan Lili justru kegirangan. Bagaimana tidak, SMA Pelita itu terkenal akan kerupawanan paras murid-muridnya. Apalagi siswa laki-laki. Jika Kay dan Lili tidak tahu diri mereka bisa saja menggoda laki-laki di depannya saat ini. Tapi sayang laki-laki itu sudah dilabeli oleh Nanda. Terlebih sikap tak acuh laki-laki itu yang tidak menatap mereka sama sekali.

     “Cuma ini?” Geo menegakkan tubuhnya tak lagi bersandar pada bagian depan mobil. Ia menatap satu-persatu orang-orang yang dibawa Deven dan Satria.

     “Iya Ge, mereka yang tadi ikut ke UKS.” Deven bersuara menjawab pertanyaan Geo.

     Geo melepas kinesio tape yang membungkus pergelangan tangannya. Melangkah maju lebih dekat ke teman-teman Nanda. “Hubungan Gavi sama twins?” tanya Geo singkat tanpa basa-basi.

PRISON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang