Setahun kenal kamu, dari yang awalnya bukan siapa-siapa dengan berjalannya waktu kita bisa dekat layaknya sodara.
Entah perasaan dari mana, rasa percaya yang nggak tahu kenapa bisa, tiba-tiba saja ada dan di kamu orangnya.
Aku yang nggak mudah menceritakan sesuatu ke orang lain, aku yang selalu menutup diri dengan semua hal yang aku alami, bisa dengan mudahnya menceritakan semua hal ke kamu. Semuanya.
Nggak tahu energi dari mana, kalau sama aku aku selalu bersemangat dan nggak pernah merasa sendirian.
Nggak tahu karena apa, sama kamu aku merasa untuk nggak perlu jadi orang lain untuk bisa kamu terima.
Sejak saat itu aku ngerasa cukup di kamu.
Aku merasa kamu orangnya, entah sebagai apa.
Kamu bisa menjadi banyak peran dalam waktu yang berbeda.
Terkadang kamu mampu jadi sosok kakak yang penyabar, terkadang kamu menjadi kakak yang bersikap menasehati, terkadang kamu mampu jadi sosok sahabat yang menjadi penghibur, terkadang kamu juga bisa marah seperti ayah kalau aku punya salah.
Mungkin karena itu.
Mungkin karena itu perlahan perasaan ini berubah.
Mungkin karena semua itu rasa nyaman ini ada.
Mungkin karena itu juga ekspektasi yang seharusnya nggak ada jadinya ada.
Dan mungkin karena itu juga alasan kenapa pada akhirnya aku harus kecewa.
Aku yang terlalu berharap semua akan baik-baik saja.
Aku yang banyak ragunya tapi mencoba untuk tenang dan yakin semuanya akan tetap sama.
Sampai akhirnya, aku sadar, yang di aku nggak bisa kamu dapatkan.
Sosok yang kamu harapkan, seseorang yang kamu inginkan, di aku nggak ada.
Karena itu, kamu butuh sosok lain.
Bukan kamu nggak bersyukur punya aku, tapi kamu perlu yang lebih dari aku, dan karena itu kamu mencoba mencari orang baru.
Ada perasaan sesal, sedih, kecewa dalam diriku saat itu.
Tetapi aku bisa apa? Selain selalu support kamu selagi itu yang terbaik.
Prioritasku adalah kebahagiaan kamu.
Perlahan, akhirnya kamu menemukan. Kamu menumbuhkan perasaan, kamu berjuang mati-matian untuk seseorang.
Haha ..., Hei, kalau boleh jujur saat itu aku berantakan.
Aku berpikir keras tentang bagaimana caranya aku nggak kayak gini terus.
Aku berpikir bagaimana caranya aku supaya lepas dari perasaan ini tanpa harus menjauh dari kamu.
Aku meminta Semesta untuk menghilangkan perasaan ini tetapi belum dikabulkan juga.
Sampai akhirnya, Semesta menjawab dengan cara yang berbeda.
Kita dibuat asing secara perlahan.
Entah, aku ada salah atau kamu sudah merasa cukup dengan adanya dia.
Onlinemu dan dia membuatku overtinking dan bertanya-tanya, "Kalian di sana lagi bahas apa?"
Chat dariku yang kamu biarkan saja, terkadang kamu baca terkadang kamu balas sesempatnya. Di sana aku curiga.
"Ini cara halus kamu untuk menyuruhku pergi atau bagaimana?"
Maaf aku lemah tidak berani bertanya ini secara terus terang. Aku lebih suka bertanya-tanya sendiri yang jawabannya aku nggak ngerti.
Aku putuskan untuk menjaga jarak dari kamu. Aku putuskan untuk tidak ceritakan banyak hal ke kamu.
Hehehe ..., Jujur ini berat.
Kalau sama yang lain sengaja aku sembunyikan supaya tidak tahu tentang hariku bagaimana. Tapi sama kamu, layaknya rumah aku selalu mencari kamu sebenarnya.
Jauh dari kamu, itu menyakitkan.
Aku ingin ketemu kamu.
Aku ingin ketemu kamu meskipun tanpa di sengaja, mungkin di jalan, atau di mana aja yang penting aku bisa lihat kamu.
Karena aku juga nggak mungkin ngajak kamu untuk keluar main bareng lagi dengan posisi kamu yang sekarang, kan?
Aku menjaga juga untuk itu. Ada rasa secara salah di situ.
Hei, apa kamu sadar dan mencoba sedikit berpikir tentangku?
Apakah mungkin kamu menyadari bahwa aku banyak berubah dari pertama kali kita ketemu dulu?
Bukan soal aku yang jauh lebih dewasa, tapi tentang sikap dan perlakuanku ke kamu yang sangat beda.
Kalau kamu sadar, dulu aku sangat khawatir kalau kamu centang satu seharian, saat kamu nggak ngasih kabar, dan saat kamu lama nggak balas pesan aku. Ada rasa khawatirku yang berlebihan.
Kalau kamu sadar, di sana sebenarnya sudah lebih dari sebatas perhatian sebatas teman.
Tapi perlahan, ternyata kamu sudah menemukan orang yang berhasil buat kamu nyaman.
Sial,
Harusnya aku sadar, karena memang bukan aku jawaban yang kamu inginkan.Bukan aku orang yang ingin kamu perjuangkan.
Lagi-lagi maaf aku sudah kelewatan.
02/10/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Luka
Teen FictionSelalu ada alasan mengapa dalam hidup kita dipertemukan dengan seseorang. Entah itu hanya singgah atau menetap dalam waktu yang lama. Tidak ada jaminan apakah kita bisa selalu sama-sama, tetapi dengan kebersamaan yang ada itu pasti ada banyak pelaja...