Tuhan, engkau begitu baik padaku, sehingga engkau menitipkan perasaan ini untukku.
Perasaan yang sejatinya normal sebagai manusia biasa yang sedang merasakan jatuh cinta.
Tetapi untuk yang kali ini beda, Tuhan.
Perasaan yang engkau titipkan sangat luar biasa.Izinkan aku berpendapat tentangnya,
Dia laki-laki yang baik, tutur katanya begitu lembut, penuh kesabaran.
Pola pikirnya yang cerdas, gagasannya yang lugas, kebijaksanaan dan gaya kepemimpinannya yang arif.
Dan semua hal yang melekat padanya membuatku berhasil jatuh hati, Tuhan.Kupikir, ini semua akan mudah untuk kulalui.
Namun, ternyata cukup terjal juga langkah yang harus aku pijaki.
Tapi tidak apa-apa, Tuhan. Aku tahu engkau selalu bersamaku.
Aku tidak sendirian di sini.Maaf, diriku kemarin terlalu berlebihan untuk mencintai hambamu yang satu ini.
Maaf karena terlalu memaksa untuk bisa terus bersama dia.
Maaf untuk semua semoga yang terkesan tidak sopan dan memaksa.
Aku bingung dan pasrah bagaimana baiknya.
Jika memang dia orangnya, bersamakan kami di waktu dan saat yang tepat.
Jangan berikan waktuku untuk terus berharap.Tuhan, aku tahu.
Rasa sakit yang ada saat ini adalah murni karena kesalahanku sendiri.
Terlalu berharap, terlalu percaya, terlalu berlebihan.
Saat ini, diri ini sedang belajar ikhlas, Tuhan. Semoga dimudahkan.
Semoga dilapangkan dada untuk melihatnya bahagia dengan yang lain.Semoga ada kebaikan-kebaikan lain yang muncul di hariku kelak.
Pun begitu untuknya.
Terima kasih untuk waktunya, Tuhan.
Bersama dengannya berhasil membuatku sembuh dari luka lama.Semoga dilapangkan. Semoga dikuatkan. Aku tahu ini yang terbaik, kan.
Aku titipkan dia, Tuhan.
Untuk banyaknya semoga, semoga ia juga selalu bahagia.8/10/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Luka
Teen FictionSelalu ada alasan mengapa dalam hidup kita dipertemukan dengan seseorang. Entah itu hanya singgah atau menetap dalam waktu yang lama. Tidak ada jaminan apakah kita bisa selalu sama-sama, tetapi dengan kebersamaan yang ada itu pasti ada banyak pelaja...