Jatuh Cinta

103 114 84
                                    

Kamu adalah bentuk pendewasaan paling menyenangkan. Mencintaimu dalam batas-batas yang sudah aku ketahui sejak awal bahwa kata kita hanya sebatas ketidakmungkinan, tetapi tetap saja perasaan ini mengalir tanpa bisa aku kondisikan.

Aku selalu mengenang masa-masa baik, mengenang waktu-waktu indah yang pernah aku habiskan bersama kamu apapun itu bentuknya.

Kamu adalah bentuk harapan dan doa yang pernah aku semogakan. Kamu adalah seseorang yang pernah aku minta dengan tulus kepada Tuhan.

Kamu yang aku ingat adalah sosok dewasa yang menanggap aku sebagai adik perempuanmu. Kamu yang aku kenal adalah sosok kakak laki-lakiku yang harusnya hanya sebatas itu.

Maaf tentang harapan lebih ini, maaf untuk semua semoga yang tidak seharusnya terjadi, maaf untuk semua pernyataan jika aku tidak ingin kamu pergi.

Aku sedang berusaha melepas harapan lebih jauh untuk bisa memilikimu, aku sedang berusaha keras untuk tidak membiarkan perasaan ini tumbuh subur setiap hari dalam bentuk komunitas dan tumpukan rasa rinduku seorang diri. Aku tidak ingin merusak bahagiamu di sana nanti.

Aku ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk semuanya. Aku nggak berharap lebih untuk perasaan ini, bahkan aku ingin semuanya normal kembali. Tapi aku yakin semuanya butuh proses dan itu pasti.

Kenapa sih harus kamu, ya? Kenapa nggak sama orang lain aja. Aku juga bertanya-tanya kenapa harus kamu orangnya?

Kamu adalah laki-laki yang dicintai sejuta umat, sifatmu yang friendly itu membuat banyak wanita merasa nyaman di samping kamu. Kamu sadar ngga, tanpa disadari sikapmu yang seperti itu membuat banyak wanita merasa diperlakukan spesial tanpa terkecuali aku.

Aku kenal kamu, aku tahu kamu. Itu sebabnya sebisa mungkin aku menahan perasaan untuk tidak baper berlebihan. Sikap perhatianmu, sikap peduli, dan rasa sayang yang kamu berikan itu tidak lebih hanya sebatas aku adik perempuanmu. Aku harus sadar garis itu.

Maaf, tidak seharusnya aku seperti ini. Aku sadar betul bahwa aku salah. Bahkan detik ini melakukan sebuah kesalahan lagi. Kamu tahu apa? Iya, aku melibatkan orang lain untuk proses move on ini. Aku memberikan ruang untuk orang lain masuk di saat hati ini sedang berantakan. Singkatnya dia hanya pelarian.

Aku jahat, ya. Kurasa iya. Aku sangat bodoh sekali masalah ini. Aku harus bagaimana sekarang? Aku bingung ntah apa yang harus aku lakukan.

Dari awal, dari awal ini semuanya memang salah. Ngga seharusnya kita sedekat ini, ya. Atau bahkan pertemuan kita memang sebenarnya tidak perlu untuk terjadi. Tidak perlu kita chat begitu panjang, tidak perlu kita saling ada dalam proses pendewasaan, hingga akhirnya ini semua menjadi rumit.

Untuk kamu di sana, tetaplah bahagia. Jemput dan genggamlah bahagiamu itu erat-erat. Aku ingi kamu selalu bahagia. Jangan pernah patah, goyah, atau hilang arah, itu semua hanya akan membuatku semakin terluka.

Hai, doakan aku juga bahagia, ya. Dengan bahagiaku sekarang, dengan seseorang yang bersamaku sekarang, akan aku tumbuhkan perasaan tulus baru persis seperti yang kamu berikan.

03 November 2022

Melepas LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang