Entah malam yang ke berapa saat ini, kukembali menuliskan kepingan ingatan yang sudah sepantasnya untuk kubuang.
Lagipula kenangan kita tidak terlalu banyak, komunikasi kita juga tidak terlalu intens, tetapi tetap saja entah mengapa melupakanmu ternyata butuh waktu dan proses.
Hati ini masih penuh sesak denganmu, pun memori dalam otakku masih semuanya tentang kamu. Iya, masih kamu pemenangnya.
Jujur aku penasaran, bagaimana dengan perasaan ini 10 sampai 15 tahun yang akan datang? Apa kamu masih jadi pemenang?
Hai, bagaimana jika memang kita tidak ditakdirkan bersama. Bagaimana jika kita hanya sebatas hadir bukan untuk takdir?
Jika nanti salah satu dari kita menjemput bahagianya terlebih dahulu terlebih untuk kamu, apakah rasa ikhlas itu perlahan hadir?
Aku capek, tanpa komunikasi atau pun berkomunikasi. Tanpa pertemuan atau pun dengan pertemuan, tetep tidak pernah membuat perasaan ini pudar.
Perasaan ini tidak mengenal kata kesempurnaan, sebab kamu adalah kesempurnaan tiada banding yang Tuhan kirimkan. Kamu lengkap dengan kelebihan dan kekurangan yang bisa aku terima.
Jalan Semesta sangat abu-abu, ya. Kita diminta untuk menerka-nerka sesuatu yang kita tidak tahu akhirnya.
Aku usaha untuk lupakan kamu dengan segala bentuk usaha yang aku mampu. Namun, nyatanya perasaan itu tetap utuh bahkan semakin tumbuh.
Aku tetap mau kamu, aku masih setia untuk menunggu kamu. Aku masih menaruh banyak harap kalau suatu saat nanti kamu akan kembali lagi padaku.
Aku pernah jadi orang paling jahat di dunia ini, andai kamu tahu. Iya, aku berdoa semoga kalian berpisah lalu kamu kembali bercerita tentang semuanya padaku. Aku sejahat itu.
Namun, ah kamu semanis dan sebaik itu. Apapun ujiannya, bagaimanapun dia, ternyata memang dia yang kamu mau, lantas aku bisa apa?
Benar, ya. Seseorang terkadang akan dicintai tanpa harus usaha. Begitupun dengan banyaknya usaha kalau tidak diinginkan keberadaannya juga pasti akan membawa dampak apa-apa.
Percuma kalau aku jadi coklat paling lezat tapi kamu maunya keju, pasti kamu nggak akan mau untuk melirikku sama sekali. Lantas kenapa aku harus memaksakan kamu sejauh ini?
Maaf, ya.
8/11/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Luka
Teen FictionSelalu ada alasan mengapa dalam hidup kita dipertemukan dengan seseorang. Entah itu hanya singgah atau menetap dalam waktu yang lama. Tidak ada jaminan apakah kita bisa selalu sama-sama, tetapi dengan kebersamaan yang ada itu pasti ada banyak pelaja...