Aku tidak punya kesempatan untuk berekspektasi lebih terhadapmu, Mas. Tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin.
Aku merasa kalah dalam hal apapun, aku sadar akan hal itu, aku tahu diri.
Mana mungkin aku mampu bersaing dengan mereka, wanita-wanita lain di luar sana yang juga mengharapkan dirimu, Mas.
Aku hanyalah wanita biasa yang mencoba menjalankan peranku di dunia ini tanpa perlu berekspektasi tinggi.
Bukannya aku ngga mau, Mas. Tapi kurasa kamu pantas mendapatkan yang lebih dariku. Lebih dari segi apapun.
Aku mencintaimu. Tapi, bagaimana mungkin cinta ini terus kubiarkan tumbuh liar seperti ini.
Aku cukup perlu memastikan kamu bahagia dengan dia sekarang, aku cukup tahu kamu baik-baik saja, sisanya biarlah aku yang menjalankannya.
Aku tidak bisa membunuh perasaan ini, Mas. Tetapi aku bisa membatasinya.
Aku cukup mengontrol perasaan ini sebaik mungkin, dengan begitu tidak ada yang tersakiti.
Dengan begitu aku tidak akan pernah kehilanganmu. Kamu tetap akan jadi sahabatku.
Kamu baik, kamu memang baik. Sikapmu yang demikian terhadapku terkadang kembali menumbuhkan harapan.
Dengan kamu bersikap ramah kembali hadir ekspektasi-ekspektasi liar di kepalaku ini.
Tapi ..., Aku kembali tersadarkan, Mas.
Mas tidak lagi sendirian. Kekasihmu itu pasti menyayangimu dengan sangat, kan. Kuharap juga demikian.
Maaf ya, Mas. Sekali lagi, Maaf.
18 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Luka
Teen FictionSelalu ada alasan mengapa dalam hidup kita dipertemukan dengan seseorang. Entah itu hanya singgah atau menetap dalam waktu yang lama. Tidak ada jaminan apakah kita bisa selalu sama-sama, tetapi dengan kebersamaan yang ada itu pasti ada banyak pelaja...