Tak Lagi Sama

103 100 56
                                    

Semua sudah berubah ya, kita yang dulu saling menemani hingga larut malam setiap hari. Kini, itu semua sudah tidak lagi terjadi.

Kamu masih online yang entah untuk siapa, sementara aku terus memantau status online itu sampai akhirnya aku melemah. Iya, aku meneteskan air mata. Online kamu terhenti, mungkin kamu tertidur atau entahlah.

Aku berharap kamu akan mengetik, aku berharap akan ada percakapan kita lagi, aku harap kamu menghubungiku kembali.

Aku rindu momen singkat bersama kamu itu. Aku rindu kita yang dulu.

Aku sering terbawa mimpi dalam obrolan kita sangat asyik sekali. Kita chat begitu panjang dan saat terbangun, tidak ada satu pun notifikasi darimu pada layar ponselku.

Aku menangis. Kenapa aku harus bangun dengan kenyataan yang begitu pahit?

Ada banyak pertanyaan dalam otakku saat ini, apa kurangnya aku dulu sehingga kamu memilih yang lain?

Aku nggak siap tanpa kamu.

Aku rapuh sejak kamu pergi.

Kamu memenangkan hatiku, tapi ternyata aku hanya mengisi sepi harimu.

Kenapa aku harus terlambat sadar, sih.

Aku yang berantakan.

Aku mau kamu, tapi Semesta menyuruhku untuk sendiri.

Kita kembali asing ya. Ada kesempatan tidak terduga lainnya nggak, ya?

Seperti dulu saat kita yang dipertemukan dalam satu pertemuan yang tidak disengaja.

Atau alasan lain untuk kita bisa bersama.

Tapi terlalu mustahil rasanya.

Terima kasih ya untuk cerita singkatnya.

Tidak ada kata menyesal pernah mengenalmu.

Aku bersyukur atas itu.

Untuk semua pelajaran dan kisah bersamamu.

Aku paling suka itu.

Kamu ingat, dulu kita seru banget, ya.

Hal random banyak kita bahas, sering diskusi serius juga, tiap hari komunikasi tanpa putus, kamu baik banget.

Sekarang kalo aku kangen kamu aku cuma bisa nangis.

Aku cuma bisa dengerin VN kamu, baca chat kita dulu, dan foto bersama kamu waktu itu. Hanya itu.

8/10/2022

Melepas LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang