Tentang pertemuan kita yang sangat-sangat jauh dari kata rencana. Tentang kedekatan kita yang terjadi secara tiba-tiba dan mengalir apa adanya. Termasuk juga tentang adanya perasaan ini.
Aku tidak pernah meminta untuk dipertemukan denganmu sebelumnya, pun begitu denganmu yang pasti tidak pernah menyangka bahwa kita akan saling mengenal seperti sekarang, kan. Ini semua bagian dari rencana Tuhan untuk kita yang entah akan bagaimana ke depan.
Pertemuan kita dan percakapan singkat di hari itu kupikir akan menjadi awal sekaligus akhir dari semuanya. Tapi ternyata bisa bersambung menjadi kita yang sekarang. Perasaan yang awalnya aku pikir sebatas rasa nyaman dan rasa kagum pada akhirnya menuntut dan menunjuk kamu sebagai rumah paling nyaman.
Kamu menjadi manusia favoritku yang tidak akan pernah tergantikan dengan siapapun. Kamu tumbuh sebagai harapan hari cerahku di masa depan. Kamu berhasil dan mau membersamaiku dalam masa-masa sulit yang tidak akan pernah aku lupakan. Denganmu aku tidak pernah merasakan sendirian.
Terima kasih telah bersama sebagai proses, terima kasih telah menjadi figur dewasa yang pernah kunantikan dalam banyaknya semoga untuk kita akan selalu bisa sama-sama.
Aku berharap kita sempurna dan saling menyempurnakan. Aku ingin dan mau untuk kembali berjuang menaklukkan pelik kehidupan dengan kamu, bukan lagi sendirian. Tapi sayangnya tidak dapat demikian.
Kita sama-sama pemenang, kita sama-sama sampai akhir. Kita saling menemukan kebahagiaan. Bedanya kamu menemukan dan bersama dia sekarang, sedangkan aku ikut merasa bahagia atas bahagia yang sedang kamu rasakan.
Aku tidak ingin ini sebagai akhir. Aku merasa ini belum benar-benar selesai. Aku ingin sekali lagi bersama kamu dari awal meskipun aku tahu rasanya itu semua hanyalah ketidakmungkinan.
Entahlah ini sudah hari yang keberapa, tapi ternyata kita sudah sejauh ini. Kita hampir asing, hampir. Aku nggak tahu bentuk pertahanan dan penahan seperti apa yang bisa aku lakukan. Rasa capek dan sakit datang dalam satu waktu dan itu melelahkan.
Hai orang baik, nyatanya kamu berhasil membuatku senang dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Kamu obat sekaligus luka yang pernah aku rasakan.
Hai, aku tidak apa. Tidak apa jika semestaku dan semestamu tidak dapat disatukan. Doaku paling tulus selalu aku tujukan untuk bentuk bahagia paling sempurna dalam hidupmu yang dapat Tuhan berikan.
Sampai jumpa lagi, ya. Entah untuk tahun ke berapa nantinya.
Aku yakin kita pasti akan bertemu kembali. Mungkin sama seperti awal kita bertemu dulu, berawal dari ketidaksengajaan atau entahlah bagaimana maunya Tuhan saja. Aku kali ini benar-benar melepaskan kamu pergi. Bahagia selalu ya, aku akan tetep di sini.03 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Luka
Teen FictionSelalu ada alasan mengapa dalam hidup kita dipertemukan dengan seseorang. Entah itu hanya singgah atau menetap dalam waktu yang lama. Tidak ada jaminan apakah kita bisa selalu sama-sama, tetapi dengan kebersamaan yang ada itu pasti ada banyak pelaja...