Iringan musik yang mengalun indah menyapa pendengaran sang putri mahkota dan pasangannya yang tengah duduk di atas pelaminan seraya menikmati pertunjukan dansa dari dua adik mereka.
Setelah perdebatan sore itu, Ohm bersikukuh dengan pernyataannya yang menolak akan pergantian pasangan. Pangeran mahkota itu kukuh ingin berdansa dengan Nanon.
Melibatkan dua ibu mereka, Nanon tak bisa menjelaskan secara gamblang mengapa ia ingin bertukar pasangan. Nanon kalah telak dengan pernyataan Ohm dan intimidasi pertanyaan Ratu Natta dan bundanya. Omega kelas tujuh itu tak ingin menceritakan cerita ciumannya di taman.
Maka dari itu Nanon mengalah dan bersedia turun ke lantai dansa bersama Ohm.
Sedari awal dansa di mulai, manik Ohm terus tertuju pada pasangannya di atas lantai dansa, dan Nanon yang terus menunduk dan mengumpulkan keberaniannya untuk mengangkat kepalanya.
"Kenapa nunduk terus? Salting?" Goda Ohm, dan seperti biasa Nanon sedikit tersulut, "Gak!"
Ohm terkekeh, "Padahal udah sering kita di jarak begini, tapi tetep aja ada yang malu," Nanon memilih diam daripada meladeni orang yang sedang melangkahkan kakinya seirama dengan kaki Nanon.
Musik telah mencapai klimaksnya, Ohm dan Nanon juga mengikuti alunan musik yang bertempo kian cepat.
"Oh iya, dulu gue pernah tanya ke lo," ucap Ohm berbisik, gerakan kakinya masih stabil mengikuti alunan musik, "Lo beneran suka sama gue?"
Musik hampir sampai di akhirnya, Nanon masih diam berkonsentrasi, antara menjawab pertanyaan Ohm dan mengingat apa gerakan selanjutnya. Gerakan akhir adalah Ohm melepaskan genggaman tangan Nanon dan omega manis itu berputar searah jarum jam sebanyak tujuh kali yang kemudian akan di tangkap sang alpha, dengan posisi Nanon membiarkan dirinya terjatuh di pelukan Ohm. Dan tangan kanan Ohm berada di pinggang sang omega.
Musik berhenti, menandakan pertunjukan Ohm dan Nanon selesai, diiringi dengan hiruk pikuk riuh tepuk tangan dari seluruh orang yang berada di ruang utama istana. Napas keduanya terengah, dengan jarak wajah lima senti, Nanon dapat merasakan wangi mint dari hembusan napas Alpha di atasnya yang menunjukan raut menunggu, "Jawaban gue? Lo gak bisa ngehindar lagi," pinta Ohm tanpa mau melepaskan pelukannya pada Nanon.
Dengan berat hati, akhirnya Nanon menjawab, "Yeah, i like you! Now what? (Iya, aku suka kamu! Sekarang apa?) Kita belum tentu jadi mate, terus gue bisa apa?!"
Ohm membeku, ia membiarkan Nanon lepas dari pelukannya, mereka berdua tersenyum tipis dan membungkuk sebagai ucapan terima kasih. Nanon masih mempertahankan tata kramanya dengan tidak melepaskan genggaman Ohm pada tangannya dan tidak meninggalkannya begitu saja di lantai dansa.
Barulah setelah mereka undur diri, Nanon sedikit demi sedikit beringsut menjauh dari keramaian.
Tak jauh-jauh dengan Ohm, ia justru kembali ke kamarnya, dalam keadaan linglung seperti ini dirinya tidak mungkin mengekor sang ayah menyapa para tamu. Ia sudah memberitahu pelayan yang melayaninya selama di Miracle jika dirinya kurang enak badan sehingga butuh istirahat.
Dan kini Nanon yang menghilang tanpa kabar, ratu New tidak bisa menemukan putra omeganya ketika hendak berfoto bersama di penghujung acara, omega berdimpel itu tidak memberitahu siapapun tentang keberadaan dirinya. Bahkan ponselnya juga mati.
"Kayanya ada yang salah sama anak-anak kita, ratu New" ujar ratu Natta pada seseorang di sisi kirinya, namun matanya menatap kosong depannya.
Ratu New menoleh, "Maksudnya pangeran Ohm sama anak perawam gue?" Ratu Natta terkekeh, "Sama anak sendiri astagaa..." keduanya tertawa kecil dengan candaan mereka sendiri.
Ratu New dan ratu Natta adalah sahabat sejak sekolah asrama saat mereka berusia 17 tahun, dan ada satu orang lagi yaitu ibunda Arthit dan Namtan, namun ia sedang sakit jadi tidak bisa menghadiri pernikahan putri Pansa.
Malam itu jam utama Miracle telah menunjukan waktu jam dua belas malam, namun kedua ratu tersebut memilih untuk duduk berdua di taman istana setelah mendapat izin dari para alpha.
"Gue kemaren sore liat mereka latihan, terus yang kata Nanon kecelakaan itu mereka gak sengaja ciuman," papar ratu Natta.
Ratu New terhenyak "Apo...gue takut," Apo adalah nama panggilan yang dimiliki ratu Nattawin di sekolah menengahnya, nama itu hanya diketahui teman-teman ratu Natta saja.
Ratu Natta mengeratkan kain pelindungnya karena cuaca terasa kian dingin, ia melirik sahabatnya dengan raut yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja, "Gue tau, gue juga rasain," ujarnya.
Selama ini memang ratu Natta selalu berharap jika Nanon adalah pasangan hidup yang digariskan Yang Kuasa untuk Ohm, namun jika buka ya sudah. Namun kejadian kemarin sore membuat ratu Natta mengalami ketakutan yang berlebih terhadap masa depan anaknya.
Bulan malam ini sedang bersinar sangat indah, mungkin dewi bulan juga ikut berbahagia atas apa yang terlaksana hari ini, ratu Natta tersenyum dan menatap yakin bulan tersebut, "Tapi gue punya firasat, mungkin ini firasat yang sama kaya ibunya yang mulia Mile ke gue," New memasang wajah bingung, ratu Natta tetap tersenyum.
"Lo inget, kan?"
***
Di lain tempat, Nanon telah berjalan jauh tersesat di dalam hutan, cuaca yang dingin dan juga suasana hutan yang mencekam membuat omega Nanon memaksa untuk keluar. Ketakutannya menjadi-jadi, ia menggerutu sendiri karena seharusnya ia di kamar saja tadi setelah tampil, bukannya keluar seperti ini.
"Duh, mana gaada sinyal, batrei abis pula," keluh Nanon, kaki jenjangnya terasa hampir patah, tenaganya juga sudah habis. Akhirnya ia memutuskan untuk mendudukkan dirinya di bawah pohon untuk memulihkan tenaganya, meskipun tidak akan pulih sepenuhnya karena ia belum makan sejak petang tadi.
Ratu New berpikir jika putranya berada di kamar dan sudah terlelap, jadi ia merasa tenang, namun pelayan yang melayani Nanon melaporkan jika tuannya belum kembali sejak dua jam yang lalu, New menjadi tidak karuan.
"Tay bangun! Anak kamu hilang!"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Denial (OhmNanon)
Teen FictionSudah menjadi rahasia umum sejak buku harian Nanon yang tidak sengaja tertinggal di dalam kelas, dan ditemukan oleh teman satu kelasnya. Nanon menyukai sang ketua kelas-Ohm Pawat Memendam rasa hampir tiga tahun, bagaimana selanjutnya? Berhenti atau...