Hari-hari Nanon di asrama berjalan seperti biasa, namun ia merasa seperti baru saja hilang ingatan, ia terkejut ada angkatan yang lebih muda darinya, dan pak Krist yang menggandeng seorang gadis kecil kemana-mana di dalam asrama.
"Mon, itu yang sama pak Krist siapa?"
Chimon menoleh pada sahabatnya yang terheran, ia semakin yakin jika Nanon terkena amnesia dadakan, "Non, dia princess Kraisee, anaknya pak Krist, lo lupa? Kan dulu waktu ngelahirin kita yang nemenin? Pak Singto gak bisa nemenin karena harus jemput orang tua pak Krist,"
Omega berlesung itu semakin bingung, ia tidak merasa jika ia dan Chimon menemani gurunya melahirkan, "Mon, gue ke kamar mandi dulu," pamitnya lalu beranjak.
Di kamar mandi, ia menatap pantulan wajahnya di cermin kecil yang terpasang menempel di dinding, ia masih belum bisa mencerna semua hal yang terjadi bahkan kegiatannya di asrama sudah berlangsung selama dua minggu.
Ia merasa ada beberapa perubahan, di kelas ia duduk bersama Ohm, di kelas kerajaan ia berpasangan dengan Ohm lagi, padahal aturan kelas kerajaan, dua orang yang sudah menjadi pasangan di sub-kelas sebelumnya, tidak bisa menjadi pasangan lagi di sub-kelas berikutnya. Kecuali jika mate, mereka wajib berpasangan meskipun di sub-kelas sebelumnya sudah menjadi pasangan.
Jujur saja, Nanon lelah, ia seperti terlempar ke satu masa yang asing, semua terlalu tiba-tiba untuknya.
"Oke Nanon, cukup jalanin apa adanya, sesuaiin diri lo sama situasi, oke?"
***
Keadaan asrama omega dini hari memanglah sunyi, semua mata terlelap. Namun keadaan malam ini tidak se-sunyi biasanya. Kamar O-8 yang di huni para male omega kelas dua itu sedikit riuh, apalagi Nanon. Ia mendapatkan mimpi yang sama, namun ini menyeramkan.
"Ram...Ram...jangan tinggalin mama, nak..."
"Ohm! Tolong! Ohm!"
Sunny dan Dunk yang ranjangnya berada di sisi kanan dan kiri Nanon itu dengan sigap membangunkan Nanon yang sudah keringat dingin, keduanya terbangun oleh racauan Nanon yang berisik.
"Nanon...bangun, Non..." Dunk menampar pelan pipi Nanon sedangkan Sunny memercikkan air ke wajah omega manis tersebut.
"Ohm!"
Seluruh penghuni kamar O-8 yang menatap Nanon cemas kini bisa menarik napas lega, calon ratu dari Moana itu akhirnya terbangun meski dengan napas terengah.
Salah satu teman kamar Nanon baru saja kembali setelah memanggil pak Gun sebagai pembina kamar mereka "Nanon are you okay? (Kamu gapapa?)" Tanya pak Gun khawatir, semua teman Nanon mundur dan memilih untuk kembali beristirahat di kasur masing-masing, beruntung kegaduhan di kamar O-8 tidak mengganggu kamar-kamar lainnya di lantai tiga asrama omega.
Nanon menggeleng- geleng panik, "Nightmare, nightmare...(mimpi buruk)" ujarnya terengah berkali-kali.
Pak Gun memasang wajah masam, "You did it every night, are you really okay? (Kamu begini tiap malem, beneran gapapa?)" Pembina itu benar khawatir, ia selalu menganggap anak-anak asrama seperti anaknya sendiri, sehingga responnya seperti ini, terlalu khawatir.
Nanon mendudukkan dirinya, membiarkan pak Gun duduk di sebelahnya, Dunk selaku ketua kamar ikut mendengarkan anggota kamarnya.
"Nanon mentioning prince Ohm's Name before (Nanon nyebutin nama pangeran Ohm tadi)" adu Dunk pada pak Gun sambil menunggu Nanon meminum habis air putihnya.
Pak Gun mengerutkan keningnya, "Mau di panggilin pangeran Ohm? Kalian bisa nginep di rumah pak Singto sama pak Krist buat malem ini," tawar pak Gun, namun Nanon menggeleng "No! I...i...am..." Semenjak pak Krist melahirkan, kata Chimon, mereka tinggal di rumah dinas yang di berikan Kauriyakul bagi dua guru pembina yang menjadi mate lalu menikah dan punya anak. Seorang omega yang melahirkan sangat membutuhkan sang alphanya di saat-saat tertentu, terutama saat memproduksi asi, feromon alpha sangat berpengaruh, maka dari itu pak Krist harus tinggal satu rumah bersama pak Singto mate-nya sampai usia anak mereka dua tahun.
"Gak pake bahasa inggris dulu juga gapapa, kok, ini udah malem, lagian siapa yang mau hukum malem-malem," titah Gun seraya bergurau mencairkan suasana.
Nanon menarik napas dalam, "Gak perlu, aku gapapa, pak," ujar Nanon.
Lalu yang paling tua mengusap bahu Nanon, "Kalo kamu udah mimpi buruk terus, lama-lama kamu bisa insomnia, sebenernya mimpi buruk kamu udah gak wajar, Nanon," Nasehat gurunya, "Kamu harus cerita, seenggaknya kalo gak mau sama saya, bisa sama konseling atau psikolog sekolah," saran pak Gun, "Sama temen sendiri juga bisa," lanjutnya.
Yang lebih muda menunduk ragu, memikirkan sesuatu, "Eum...boleh gak kalo besok malem aku minta pangeran Ohm buat nemenin aku di rumah pak Singto? Aku gak tahan lagi,"
"Boleh, besok saya bikinin surat izinnya,"
***
Selama satu hari bersekolah Nanon tidak merasa tenang sepanjang hari, ia merasa gugup dan tidak fokus mencerna pelajaran satu hari itu. Tentu saja mengundang kekhawatiran sang mate, calon pangeran mahkota kerajaan Moana itu sebenarnya ingin sekali menanyakan keadaan Nanon, namun situasi kelas yang sedang sibuk mempersiapkan proyek untuk akhir semester nanti tidak memperbolehkan Ohm menyeret calon pasangannya duduk berdua dan berbicara.
"Ohm, di panggil pak Singto, di ruang konseling,"
Selain guru olahraga, pak Singto adalah guru konseling yang juga merangkap menjadi pembina asrama. Setiap angkatan pasti memiliki guru yang berperan seperti pak Singto. Untuk angkatan Ohm dan Nanon, pak Singto adalah orangnya, menangani permasalahan angkatan tersebut hingga mereka lulus nanti.
Ohm beranjak menuju ruang konseling yang berada di lantai tiga, tempat semua ruangan guru berada. Tak ada ruangan yang berfungsi sebagai kelas di lantai tiga, ini adalah lantai milik guru, kepala sekolah, dan staff lainnya.
Pak Singto menyerahkan surat perizinan yang pak Gun serahkan padanya tadi pagi saat jam sarapan berlangsung, "Mate kamu butuh kamu, jadi nanti malem setelah jam belajar kamu sudah harus ada di rumah saya,"
Ohm tersenyum lega, "Akhirnya, terima kasih, pak!" ucap Ohm bahagia, "Akhirnya saya punya waktu ngobrol sama Nanon. Soalnya dari pagi kita pada sibuk ngurusin proyek kenaikan kelas, pak, tapi Nanon kaya banyak pikiran gitu," ujar Ohm sedikit mengeluh kepada gurunya.
"Yaudah gapapa, nanti malem kan kalian ketemu, kalian ngobrol, kata pak Gun sama pak Krist, Nanon selalu mimpi buruk satu semester ini," Imbuh yang lebih tua, "Tapi gak satu semester juga, sih. Awal-awal tuh pas kalian balik ke asrama pas abis kalian tunangan, terus jarang tuh. Tapi kata suami saya, Nanon akhir-akhir ini lebih sering mimpi buruk, terus manggil-manggil nama kamu terus," lanjutnya membuat Ohm makin khawatir.
Apa mimpi itu? Kata dewi bulan bakal ada efek samping dari hilang ingatannya Nanon -batin Ohm curiga.
Pak Singto menepuk bahu siswanya, "Ya udah, sana balik kelas, suratnya di bawa, nanti malem kalo mau ke rumah suratnya kasih ke pak Arm," titah pak Singto.
***
Rutinitas harian seluruh siswa KMS hampir semua terlaksana karena langit sudah malam, Ohm dan teman-temannya juga sudah makan dan belajar, ini waktunya Ohm pergi ke rumah gurunya.
Ohm menghampiri pembinanya yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya, "Excuse me, sir. I got this letter from mr Singto, so i have to go his house (permisi, pak. Saya dapat surat ini dari pak Singto, jadi saya harus pergi ke rumahnya)" Lapor Ohm terbata.
Pak Arm mengangguk, "mr. Singto has call me, he's waiting, you should go now (pak Singto sudah telpon saya, dia nunggu, kamu harus pergi sekarang)" Kemudian Ohm berjalan secepat yang ia kira, membawa perlengkapannya karena ia diberi pesan oleh pak Singto jika ia dan Nanon berangkat sekolah dari rumahnya saja, jadi Ohm harus membawa pakaian ganti dan perlengkapan sekolahnya.
Setibanya di rumah pak Singto, ia bertemu dengan putri pak Singto dan omega dari gurunya,"Good evening, mr Krist, can i meet mr. Singto? (Selamat malam, pak Krist, bisa saya bertemu sama pak Singto)" tanya Ohm penuh harap.
Pak Krist tersenyum lembut, "Nggak perlu ketemu pak Singto, masuk kamar aja langsung, Nanon udah nungguin," titah pak Krist lembut.
"Anjir, kok deg degan? Dah kaya mau malem pertama aja"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Denial (OhmNanon)
Novela JuvenilSudah menjadi rahasia umum sejak buku harian Nanon yang tidak sengaja tertinggal di dalam kelas, dan ditemukan oleh teman satu kelasnya. Nanon menyukai sang ketua kelas-Ohm Pawat Memendam rasa hampir tiga tahun, bagaimana selanjutnya? Berhenti atau...