15-Kutukan

830 94 9
                                    

"Lalu apa ada solusi? Anakku terluka, tidak menikah ataupun menikah sama saja menyakitkan!" tanya raja Tay mulai putus asa.

Peramal Jen menarik napas dalam, dan menghembuskannya perlahan "Sebenearnya, mematahkan kutukan hanya bisa dengan kematian," ujarnya mengiba

Ratu New menggeleng lirih "A-anakku..."

"Tapi, ada satu hal yang bisa mereka lakukan untul mematahkan kutukan tersebut"

Seluruh mata di ruangan itu menatap sang peramal, menunggu jawaban. Tak terkecuali raja Mile dan raja Tay, matanya menatap penuh harap.

"Mereka berdua harus mempunyai keturunan berdua, dan setelah anak itu lahir, mereka harus memberikannya kepada dewi bulan sebagai persembahan," Sontak para orang tua dari kedua pangeran itu terhenyak, tak mampu memproses apa yang peramal Jen katakan.

Raja White membuka suara lagi "maksudmu bagaimana, peramal?"

Peramal Jen menatap raja White, "Iya, pangeran Ohm harus membuahi pangeran Nanon melalui ritual khusus, bukan teknologi kedokteran. Lalu setelah itu, mereka harus pergi ke puncak tertinggi Himalaya yang berada di kawasan Polinesia. Harus mereka sendiri, tidak ada alat bantu apapun. Tak ada seorangpun yang boleh membantunya, jika ada yang menolong, maka kutukan itu tak akan bisa patah sampai kapanpun,"

***

Nanon sedang duduk termenung di ranjang rumah sakit, suhu tubuhnya sudah normal, dirinya hanya tinggal memulihkan tubuh saja.

Pikirannya melayang menuju kejadian beberapa hari yang lalu, dimana ia melangkah sempoyongan dan tak menyadari jika dirinya telah masuk ke daerah terlarang itu. Mitos dan fakta tentang hutan terlarang di kerajaan Miracle telah memenuhi pendengaran omega manis itu sejak ia memasuki KMS, namun ia sedikit tidak percaya.

Tetapi setelah ia mengalaminya sendiri, jiwanya sedikit tergoncang, ia tak tahu harus bagaimana, apalagi ketika Milk bercerita jika Ohm membawanya keluar dari sana, membuat Nanon semakin ketakutan.

"Halo, Chi..."

"Bangsat ya lo, Non! Liburan tinggal seminggu lagi dan lo baru nelpon gue?! Lo janji sama gue bakalan nelpon pas udah sampe, tapi sekarang lo baru nelpon! Padahal temen-temen yang lain dah pada nelpon gue," Sembur lawan bicara Nanon dari seberang telepon. Rencana Nanon menghubungi teman sekamarnya itu memang untuk mencari hiburan, karena Chimon adalah pembangun suasana hati yang bagus. Termasuk ocehan yang baru ia terima tepat setelah panggilan terhubung.

Nanon terkekeh pelan, "yang penting gue nelpon, kan?"

"Eh iya, gue nonton berita kemaren, lo lagi di Miracle? Kakak lo nikah, ya! Sampein salam gue ya! Dari Chimon yang lucuu..."

"Jijik lo begitu, iya gue di Miracle nganter kakak gue lamaran, eh iya ngomong-ngomong mumpung masih bahas Miracle, kasih tau dong mitos hutan terlarang itu! Gue penasaran," pinta Nanon berusaha tenang dan menormalkan nada bicaranya.

Di seberang sana, Chimon mengerutkan keningnya, "Lah, kenapa ga lo tanya aja sama kakak ipar lo? Dia kan orang asli sana,"

"Gue pengennya di jelasin sama lo, buruaaan!"

"Hah? Oke, oke. Jadi gini, dulu katanya ada dua orang yang kabur ke hutan itu buat kabur dari perjodohannya masing-masing, si omega gak mau di jodohin sama alpha yang kasar dan banyak istrinya. Sementara si alpha gak mau nikah sama beta, dia sukanya sama omega. Terus mereka ketemu di hutan itu dan ngelakuin hal yang gak pantes di sana. Tapi ternyata hutan itu tempat tinggalnya dewi bumi buat beberapa ratus tahun ke depan, jadi dewi marah dan ngutuk mereka berdua supaya hidupnya gak bahagia, dan dewi bumi minta sama dewi bulan buat ngutuk tempat itu supaya orang-orang gak ngelawan sama orang tuanya dan biar gak ngelakuin hal-hal gak pantes di luar kaya hewan,"

"Kalo ada yang masuk situ, gimana?" Tanya Nanon makin penasaran.

"Dia gak bakal bisa keluar, dan bakal kekurung di sana selamanya. Karena dewi bumi udah marah banget sama manusia yang nginjak tanah di hutan itu. Tapi, ada mitos lain yang bilang kalo dua orang lawan gender yang masuk ke sana, terus mereka saling cinta tapi bukan mate atau pasangan yang di restui, mereka bisa keluar bareng, tapi bakal ada kutukan yang ngikutin mereka..."

"Pangeran Nanon, waktunya makan"

Nanon tersentak saat sedang serius namun Love mengusiknya, makadari itu Nanon buru-buru berpamitan dengan Chimon, "Kak, kenapa formal banget sama aku?"

Love mengendikkan bahunya cuek, "Pengen aja," ujarnya seraya menyiapkan satu suapan untuk adik iparnya, "Nih, aaa..." Sendok berisi makanan telah berada di depan mulutnya, mau tak mau Nanon membuka mulutnya, "Pinter anak kiciw-nya kakak,"

Nanon memasang wajah sinis, "Dia ga nyadar apa, ya? Badan gue dua kali lebih gede dari dia,"

"Apa?!" Delik Love, Nanon yang tengah menggumam itu panik, ia memelas, "Suapin lagi dong, kak"

Lalu istri dari putri mahkota itu menggelengkan kepalanya gemas dan kembali menyodorkan sesendok makanan kepada Nanon, "Makan yang banyak anak bayi,"

"Minta di sumpahin nih calon ratu,"

Di lain tempat, Ohm yang sudah pulih itu tengah serius mendengarkan penjelasan dari kedua orang tuanya, ia tak menyangka jika dirinya akan mengalami hal seperti ini.

"Jadi gimana?" Tanya sang ayah.

Ohm menghela napas pelan, "Kalo itu bikin aku sama pangeran Nanon lepas dari penderitaan, ya aku siap aja," ujar pangeran tersebut, "Tapi pangeran Nanon setuju apa enggak? Secara pangeran Nanon kan yang bakal hamil anaknya, terus mau di kasihin ke dewi gitu aja? Aku sebagai ayah juga gak akan tega ngelakuin itu sebenernya, yah"

Raja Mile dan Ratu Natta terdiam, usia putranya baru 16 tahun tetapi pemikirannya sudah dewasa. Dan dari ratu Nattaa sendiri, ia tidak tega dengan putranya, ia menerawang akan ada kesedihan setelah ini.

"Ayah...sama bunda cuma bisa bantuin kamu sedikit, ayah bakalan lindungin kalian dari apapun yang bikin baha-"

"Ayah..." Ohm meraih tangan sang ayah, "Kalo Nanon hamil anak aku, ya berarti itu tanggungjawab aku, keamanan Nanon itu bukan tanggungjawab ayah. Aku cuma minta ayah sama bunda buat dukung Nanon aja, pasti dia tertekan sama masalah ini,"

Ratu Natta langsung menangis dan memeluk putranya "Kakak, maafin bunda...bunda gagal jadi bunda yang baik,"

Keadaanlah yang memaksa Ohm untuk berpikir dewasa, sehingga remaja 16 tahun itu terlihat lebih tegar menghadapi cobaan ini daripada Nanon yang saat ini sedang meratapi nasibnya yang terkutuk.

"Bun, aku kena kutukan, kan?"














Bersambung

Fall In Denial (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang