Pagi-pagi sekali Nanon sudah duduk di depan meja rias kamarnya bersama dengan dua orang penata rambut dan penata rias beserta para asistennya tengah merombak penampilan calon dari pangeran mahkota yang juga akan dinobatkan hari ini. Bersamaan dengan perayaan ulang tahunnya.
Sudah sejak tiga jam yang lalu Nanon duduk manis di sana sambil menahan kantuk karena ia sudah harus mandi saat fajar masih malu-malu untuk memancarkan sinarnya. Kantung mata Nanon beserta mata panda yang membuat wajahnya kusam itu masih betah singgah di paras manis tunangan dari calon pangeran mahkota kerajaan Moana, penyebabnya karena heatnya dan Rut Ohm minggu lalu. Di temani kotak susunya yang kedua, kini Nanon masih harus menunggu waktu sarapan, perutnya sudah keroncongan, padahal ia hanya duduk saja mengamati orang-orang yang bekerja keras menyamarkan wajah kusamnya.
"Aku mau bertanya, kenapa aku harus di dandani seperti ini? Padahal kan aku bukan yang berulangtahun?" Tanya Nanon pada salah satu perias di dekatnya, kemudian remaja itu kembali menyedot susu kotaknya dengan hikmat.
Salah satu penata rambut berceletuk, "Pangeran tidak tahu? Hari ini juga penobatan pangeran Ohm, umurnya sudah tujuh belas jadi sesuai aturan kerajaan, pangeran Pawat sebagai penerus tahta harus di nobatkan sebagai pangeran mahkota," jelasnya sambil terus lihay menyisir rambut Nanon.
"Lalu hubungannya dengan aku?"
Perias yang berdiri di seberang sang penata rambut itu mendengus, "Pangeran Nanon kan omeganya Pangeran Ohm, jadi otomatis pangeran Nanon juga ikut upacara penobatan sama pangeran Ohm, dong...astaga! Maaf pangeran!" Nanon tertawa kecil, pria beta yang berlenggok seperti omega itu baru saja terlewat berbicara tidak formal padanya yang berkedudukan jauh di atasnya, "Haha! Santai aja sama aku tuh! Selama gak ada bunda sama ratu Natta, aku pikir gak ada yang perlu di permasalahin!" Tutur Nanon lembut sedikit mencairkan suasana, semua penata rambut dan perias Nanon ikut tersenyum simpul karena melihat lesung manis milik calon ratu mereka di generasi selanjutnya. Hari itu, Nanon dengan kepolosan dan jiwa remajanya berhasil mendapatkan hati sebagian kecil rakyat Moana. Mungkin langkahnya akan lebih ringan nantinya, saat ia menikah dengan Ohm, dan menjadi ratu dari kerajaan yang tengah disinggahinya.
"Nah, sudah selesai! Sekarang pangeran ganti pakai baju ini!" Tutur si penata pakaian yang melihat calon ratu mereka telah selesai dirias sedemikian rupa manisnya. Nanon menurut dan menerima pakaian yang dibawa sang penata pakaian ke kamar ganti yang lebih tertutup. Selama berganti pakaian dan di bantu merapihkan pakaiannya oleh penata pakaian dan asistennya, Nanon berpikir, apakah di setiap kamar anggota keluarga kerajaan akan sama seperti ini?
Ia bahkan tak ingat bagaimana dirinya bisa bertunangan dengan Ohm, padahal ia merasa tidak mempunyai ingatan apapun tentang pertunangan dengan alpha tersebut. Bagaimana keadaan dirinya saat mengetahui jika Ohm adalah pasangannya dulu? Bagaimana rasanya saat ia bertunangan dengan Ohm? Apakah ada pesta yang meriah? Seberapa banyak orang yang merestui hubungannya dengan Ohm?
"Pangeran Nanon!"
"Ah! Iya?" Nanon sepertinya terlalu lapar sehingga pikiran aneh menjalar melintasi pikirannya sepagi ini. Mungkin tidak, jam yang berukuran lumayan besar di sudut kamar Nanon itu telah menunjukan pukul tujuh lebih tiga puluh pagi. Waktu untuk sarapan, "Apa aku sudah selesai?" Tanya Nanon kepada penata pakaian yang merapihkan penampilannya.
Max, sang penata pakaian yang baru bekerja di Moana itu mengangguk, "Pangeran akan bersinar di samping pangeran Ohm nanti!" Ujarnya, "Pangeran Ohm sudah menunggu, bergegaslah!"
Calon istri dari penerus tahta Moana itu otomatis menoleh ke arah pintu kamarnya, dimana sudah ada Ohm yang menunggunya sambil tersenyum, "Semuanya udah nunggu, ayo!" Tanpa sadar, Nanon tersenyum manis dan berjalan dengan sopan menuju sang alpha yang mengulurkan tangannya, menunggu sang omega yang mengisi telapak tangannya itu.
Setelah mereka pergi, seluruh pelayan orang-orang yang mendandani Nanon itu membereskan peralatan mereka dengan senyuman yang begitu merekah. Mereka bahagia karena pertemuan pertama mereka dengan Nanon sang calon ratu amatlah baik, dan mereka percaya jika saat Ohm dan Nanon naik tahta maka Moana akan sejahtera. Begitu juga Max, ia melihat sang ibu yang baru saja masuk ke kamar Nanon. Ia menepuk bahu anaknya, "Setelah pangeran Nanon datang kesini sebagai istri pangeran Ohm, jagalah ia dengan baik, sebagaimana kau melihat aku menjaga ratu Natta sejak pertama kali ia datang bersama raja sebagai pasangan sah,"
Max mengangguk, sebenarnya pemuda itu bukan hanya akan bekerja sebagai penata pakaian, tetapi ia juga akan menjadi pelayan pribadi Nanon jika remaja itu telah menikah dengan Ohm dan tinggal di Moana. Max mengikuti pelatihan pelayan ratu dan akan mengambil sumpah saat Nanon tiba di Moana sebagai istri Ohm.
***
Genggaman Nanon pada sang alpha menguat saat ia melihat banyak orang di ruang makan kerajaan. Rasanya sama seperti saat ia pertama kali makan di Kauriyakul, melihat banyak orang baru bisa sedikit membuat Nanon panik, namun kepanikan itu tak terlalu mengganggunya. Selain ia sudah biasa bertemu orang baru, ada Ohm sang alpha yang akan selalu menjaganya.
"Ini keluarga besar ayah bundaku, kita duduk di seberang kak Kongpob sama kak Arthit, yuk!" Ajak Ohm berbisik, ia sudah berpesan agar Kongpob dan Arthit duduk di dekat raja Mile dan ratu Natta agar Ohm dan Nanon bisa duduk di dekat mereka.
Dan Nanon sedikit lega, ada Arthit dan Namtan yang sudah ia kenal sejak awal ia masuk ke Kauriyakul, dan tunggu! "Pangeran?"
"Ya?"
"Antara pangeran Kongpob sama kak Arthit, yang saudara pangeran, siapa?" Tanya Nanon penasaran, waktu makan belum di mulai karena masih menunggu beberapa orang lagi agar makan bisa di mulai.
"Salam, pangeran omega Nanon, masih ingat perkataan saya dua tahun lalu di pasar Kauriyakul?" Sapa Kongpob ramah, mengajak Nanon dan Ohm berbincang, seperti anggota keluarga lainnya yang juga berbincang-bincang santai.
Pokoknya sepupu saya itu crush kamu!
Ingat! Jadi pangeran Kongpob adalah sepupu Ohm. Nanon jadi canggung sendiri, ucapan itu dapat ia ingat padahal ingatan setahun yang lalu bahkan ia tak punya. Kini ia dapat jawabannya sekarang.
Sementara itu Arthit dan Namtan tersenyum menggoda, "Akhirnya terbalas! Selamat, ya!" Celetuk Namtan, omega itu nampak cantik dengan gaun birunya dan rambutnya yang di gerai indah. Serasi dengan sang mate yang merupakan sepupu jauh Nanon.
Nanon tersenyum kikuk, "Eh...iya, terima kasih..."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Denial (OhmNanon)
Teen FictionSudah menjadi rahasia umum sejak buku harian Nanon yang tidak sengaja tertinggal di dalam kelas, dan ditemukan oleh teman satu kelasnya. Nanon menyukai sang ketua kelas-Ohm Pawat Memendam rasa hampir tiga tahun, bagaimana selanjutnya? Berhenti atau...