16-Dream

705 87 12
                                    

KRIIIING!!!!!

"NANON BANGUN! UDAH JAM LIMA!"

"HAHH?!"

Nanon terperenjat dan kepalanya hampir saja terpantuk kayu dipan di atasnya, teriakan Chimon yang nyaring itu membuat pagi di semester baru Nanon kurang berkesan baik.

"Nah, akhirnya bangun juga nih kucing satu," gumam Chimon lega, ia menepuk bahu Nanon, "Bangun, sekarang giliran lo mandi" titahnya lalu pergi.

Hah? Bentar, gue udah di asrama? Perasaan kemaren gue masih di rumah sakit deh -batin Nanon linglung.

"Mon, kita di asrama dari kapan? Bukannya kemaren lo baru aja nelpon gue, ya?" Lantas Chimon berbalik pada temannya, melihat Nanon kelimpungan meraba tangannya, "Kok nggak ada luka? Harusnya masih ada!" Serunya bingung dengan perubahan yang terjadi.

Chimon mendengus kesal, ia menyentil kening teman satu kelasnya dengan jari tengah kawannya hingga omeha jangkung itu mengaduh.

"Prince omega, bangun! Kita udah tiga hari di asrama! Terus luka apaan? Kita gaada mainan barang tajem kemaren, lu kenapa sih?" Tanya Chimon geram, Sunny yang tidur di dekat mereka juga terusik, "Dia kecapean kali, kemaren kan kita abis nge-game sama temen-temen,"

Lalu Sunny terduduk, "Tapi ya Non, lo mimpi apa, dah? Semalem lo ngigau mulu, lo gapapa?"

Jadi gue mimpi doang?-Batin Nanon menerka.

Omega yang menjadi topik obrolan mereka bertiga itu termenung, lalu Chimon berinisiatif menawarkan kamar mandi kosongnya kepada teman kamar O-2 yang lain, sepertinya Nanon sedang kebingungan.

"Mon, lu inget kakak gue baru nikah kemaren?" Chimon dan Sunny tertawa "Kakak lo dah nikah setahun ini, lo bahkan udah punya ponakan kembar!"

"Hah? Ponakan? Kembar? Kak Patrine punya anak kembar?"

Untuk kali ini, Chimon terdiam, ia duduk di samping Sunny, berhadapan dengan Nanon, "Lo mimpi apa? Cerita sama kita deh, kakak ipar lo bukan Patrine, tapi Love Phanaan,"

"Hah?!"

Nanon tercengang, pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya apakah ini benar hanya mimpi? Tapi mengapa terasa sangat nyata?

***

Omega manis si bungsu dari raja Tay itu masih saja nampak linglung di hari pertamanya sekolah. Bahkan setelah bertemu Ohm, pertanyaan makin banyak menghantuinya.

"Ohm," Panggil Nanon lirih, keduanya sedang dihukum oleh guru bahasa Inggris karena lupa membawa tugas mereka, yang bahkan Nanon saja masih tidak ingat kapan tugas itu di berikan, padahal mereka baru memulai semester baru.

Yang di panggil mendongak, "Ya? Kenapa?"

Kini lidah Nanon menjadi kelu, mengapa sulit sekali? Padahal tinggal bertanya saja!

"Eum...anu, lo liburan ngapain aja?"

Sang alpha mengerutkan keningnya, "Lo lupa? Kemaren kita kan tunangan, lo aja ke Kauriyakul sama keluarga gue," Ujarnya seraya mensejajarkan cincin mereka yang serupa.

"HAH? YANG BENER AJA?!"

"Sstt!"

Cengo, Omega manis itu benar-benar seperti baru saja terkena amnesia, otaknya tidak bisa memproses apa-apa yang terjadi hari ini.

"Ini perpustakaan, harap diam" peringat sang petugas perpustakaan.

Nanon menutup bukunya dan memilih untuk berbicara dengan alpha di depannya, "Ohm, tapi... kita kan masih kelas tujuh?"

Fall In Denial (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang