Jum'at pagi, Abian telat untuk berangkat sekolah, Cowok itu kira Adinda telat bangun. Akhirnya, cowok itu menunggu dan berusaha untuk menelepon sahabatnya itu.
Adinda tidak biasa membawa handphone nya, dari kecil ia tidak dibiasakan membawa dan memainkan handphone nya saat berada di sekolah.
Cewek itu sudah berangkat bersamaan dengan kedua orang tua nya ke sekolah menggunakan mobil. Selisih diantara mereka pun hanya berbeda beberapa menit sebelum Abian ingin menjemput cewek itu.
Adinda turun dari mobil berwarna hitam itu. Sebelumnya ia sudah berpamitan terlebih dahulu. Ia memikirkan bagaimana nasib sahabatnya yang menunggu di rumah nya.
Ia mulai memasuki gerbang yang sudah berbaris guru dan para anggota OSIS yang menyambut. Sudah terlihat pula terpal untuk melaksanakan pembiasaan shalat dhuha sebelum ujian tengah semester hari terakhir berlangsung.
Adinda berlari ditangga menuju kearah kelasnya, terlihat Raina ingin mengunci pintu dan turun kebawah untuk shalat. "Ra! Tunggu" teriak Adinda dan berusaha untuk berlari.
Raina menoleh, lalu ia membiarkan Adinda untuk menaruh tas dan keluar dengan membawa mukena.
Adinda berjalan menuruni tangga dengan Raina, terlihat Abian berlari menaiki tangga yang berada di sebelah lab Ipa. Untuk bisa sampai ke kelas yang berada dilantai dua.
♡♡♡
Ulangan Ips akhirnya selesai, bel berbunyi menandakan jam istirahat. Sebelum pergi ke kantin, Bu Anisa, guru BK datang dengan membawa gunting siap menggunting rambut siapapun yang panjang melanggar aturan sekolah.
Banyak cowok yang kena imbas karena guru BK, panjang rambut mereka tidak lagi sama, membuat semua cowok kesal. "Sialan! Rambut gue pendek sebelah" decit semua cowok dikelas 9E.
Hanna menertawakan cowok-cowok yang sekarang sedang memegang rambutnya. "Kasian, udah botakin aja" tawa semua orang pecah mendengar perkataan Hanna.
Maya berdiri dan menghentikan tawanya. "Udah yu, kita ke kantin," ujar Maya lalu berlalu pergi keluar kelas diikuti Adinda, Cahya, Raina, Hanna.
Adinda duduk di bangku yang ada di kantin, ia sambil memakan bakso disana. Ia memberhentikan memakan nya saat Abian, Arlo dan Aziel berjalan didepan meja cewek itu.
"Ian!" panggil cewek itu.
Abian menoleh ke arah Adinda dan menghampirinya.
"Kita duluan ya, Bos," ucap Arlo dan Aziel dan berlalu pergi meninggalkan Abian sendiri.
"Tadi kenapa telat?" tanya Adinda ingin mendengar penjelasan Abian.
Cowok itu malah mengangkat sebelah alisnya. "Seharusnya, gue yang nanya sama lo, kenapa lo duluan?" keluh Abian bertanya dengan mata elangnya.
Adinda menunduk merasa bersalah atas apa yang ia perbuat, ia takut jika cowok dihadapannya ini akan marah padanya. "Maaf, tadi gue sekalian sama Ayah dan Bunda, tadinya gue mau nungguin lo, tapi mereka maksa" lontar cewek itu dan terus menunduk.
Setelah mendengar penuturan Adinda, cowok itu melengkungkan bibir nya keatas. "Lain kali, kabarin gue ya, gue khawatir sama lo, gue takut lo kenapa-kenapa, Din."
Adinda mengangguk, ia memberanikan diri menatap Abian. "Maaf"
Cowok itu membelai kepala Adinda dengan halus dan lembut tapi menenangkan.
"Lo gak tanya sama gue?" ujar Abian sambil duduk dihadapan cewek itu.
Adinda sedang berfokus dengan bakso nya, sekarang ia menatap cowok itu heran. "Tanya apa?" sahut Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA & ABIAN
Teen FictionSepasang sahabat yang sama-sama membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua nya. Mereka adalah Adinda Aulia dan Abian Alfiandra Majid, ketua gang bernama 'DreamTeam' Siapa sangka jika mereka akan melengkapi satu sama lain? Hingga s...