07. Pendekatan

111 13 0
                                    

Pembiasaan seperti shalat dhuha. Telah selesai, Adinda kembali ke kelas bersama dengan Hanna. Mereka kembali dengan menaiki tangga yang berada di sebelah meja piket.

Saat ingin menaiki tangga, Arlo berlari dengan ditemani oleh Abian yang berada dibelakang dengan jalan santai. "Adindaaa!" teriak cowok itu.

Adinda dan Hanna sontak menengok secara bersamaan. Mereka menghentikan langkah kaki mereka menunggu Arlo menghampiri.

Cowok yang memanggil Adinda tadi sudah berada dihadapan cewek itu, ia membungkuk dan menyanggah kedua tangannya di dengkul dengan nafas yang terengah-engah karena berlari. "Maya. Sekolah gak, Din?"

Hanna mengerutkan kening dengan wajah heran. "LO LARI DAN MANGGIL KITA CUMA BUAT NANYAIN, MAYA?" cibir Hanna sambil memegang kedua pinggangnya.

Arlo berdiri dan mengangguk membenarkan. "Iya, kenapa? Masalah buat lo?" desis Arlo dengan menolehkan wajah ke Adinda kembali.

"Maya sekolah kok, itu ada di kelas sama, Raina, Cahya, Carina. Kayanya tadi" kata Adinda sambil menunjuk ke sembarang tempat untuk memberitahu bahwa yang Arlo cari berada di kelas.

Abian akhirnya sampai dan ikut menimbrung obrolan mereka bertiga. "Ayolah, Boss. Gue udah selesai" pungkas Arlo sambil merangkul Abian untuk berbalik badan kembali ke kelas yang berada di seberang kanan kelas Adinda.

"Sialan lo! Gue baru aja ikut nimbrung, lo udah ngajak gue balik!" geram Abian pada cowok itu.

Arlo hanya menertawakan Abian sambil tetap berjalan.

Adinda dan Hanna dengan cepat  berlari untuk memberitahu Maya soal Arlo yang mencarinya.  "Maya! Lo dicari cowok lo tadi," ucap Adinda sambil membuka pintu sedikit bertenaga, membuat teman-teman nya terkejut akan hal itu.

Maya, Carina, Cahya dan Raina duduk seperti biasa melingkar ditempat duduk Raina. Raina yang sedang memakan sarapannya itu pun menyemburkan nya karena terkejut. "Lo gak bisa salam dulu gitu?"

Adinda menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe, ada berita penting soalnya, Ra."

Cewek yang dicari Arlo sedari tadi sudah menatap Adinda yang berteriak. "Kenapa nyari gue, Din?"

"Itu, Arlo nyari lo tadi, kayanya ada perlu" cakap Hanna, dengan nafas yang terengah-engah.

Maya kembali menoleh dan membiarkan apa yang dibicarakan oleh Adinda dan Abian. "Biarinlah, palingan yang gak penting"

Cahya yang berada disamping cewek itu menepuk keras bahu Maya. "Hargai effort, Arlo. Jangan sia-siain, gue malah pengen banget dapet effort kaya gitu" tegur Cahya.

Tiga orang cowok masuk begitu saja menghampiri enam cewek yang sedang berdebat tentang cerita yang diberikan Adinda dan Hanna. Mereka, Abian, Arlo, dan Aziel.

"Tuh anak nya" tunjuk Carina dengan polosnya.

Arlo menarik bangku yang berada dibarisan samping mereka. "Maya, pulang sekolah sibuk gak?" tanya Arlo sambil menatap Maya dari samping.

"Kenapa?" tanya Maya balik. Ia menatap kearah lain. Menjauh agar tidak saling bertatapan dengan cowok itu.

"Kalo gak ada, gue mau ngajakin lo makan siang, boleh?" pinta Arlo dengan mata puppy eyes yang sengaja ia buat.

Mana mungkin Maya bisa menolak permintaan Arlo yang menggemaskan seperti itu. Ia tak tahan melihatnya. Maya mengangguk setuju dengan permintaan Arlo.

♡♡♡

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Membuat dua orang yang telah ada janji bertemu di parkiran. Arlo yang sudah duduk diatas motor berwarna merah dengan nuansa hitam. "Ayo, May. Naik." ajak Arlo sambil memakaikan helm ke kepalanya.

Maya yang sedari tadi diam, menenangkan jantung yang sedari tadi tidak berhenti berdegup karena ini kali pertama Maya pergi dengan cowok yang ia suka. Maya mengangguk menuruti perintah Arlo.

Arlo memberikan helm yang sudah ia bawa dari rumah, ia sudah berniatan dari hari-hari yang lalu, tapi ia baru memberanikan diri sekarang. "Gue pakein ya" putus Arlo sambil memakaikan helm ke kepala Maya yang belum menjawab ucapan nya.

Sepasang sahabat pun datang untuk pergi makan siang diluar. Mereka tak sengaja bertemu dengan sahabat mereka. Maya dan Arlo. "Asikk, jangan lupa pajak jadian nya, ye." tandas Abian sambil menepuk bahu Arlo yang membelakangi mereka.

Arlo menoleh kearah belakang, Maya dan Arlo terkejut dengan kehadiran mereka. "Cie yang mau makan bareng clush, mau makan dimana nih, May?" ledek Adinda pada sahabatnya.

Cewek itu hanya memalingkan muka nya saja, tidak bisa berkutik apapun. "Kita duluan ya," ucap Arlo yang sudah berada Maya yang berada dibelakangnya.

"Hati-hati ya, sahabat gue jangan sampai lecet!" teriak Adinda pada Arlo yang sudah sedikit menjauh dari cewek itu.

Abian tersenyum pada Adinda yang berada disebelahnya. Setelah ia melihat Arlo yang sudah pergi menjauh. "Lo mau kaya gitu?" tanya Abian pada Adinda yang masih menatap kearah jalan.

Cewek itu menoleh pada sahabatnya, setelah ia mengucapkan hal yang membingungkan. "Mau apa?"

"Gak, lupain," ujar Abian sambil melangkahkan pergi meninggalkan Adinda dan menghampiri motornya.

"Iihhh, Abian. Apa geh" rengek Adinda sambil melangkahkan kakinya dengan suara yang keras karena sepatu yang ia pijak sekencang mungkin, seperti anak kecil.

Cowok itu sudah berada diatas motornya dan menoleh kearah belakang yang terlihat Adinda sedang menatap dengan wajah yang kesal. "Udah jangan ngambek, katanya mau makan. Makan dimana? Hm?" bujuk Abian sambil menghampiri sahabatnya dengan motor yang ia bawa.

"Makan Mcd?" ucap Adinda dengan nada yang sedikit pelan dan dengan wajah menunduk melihat kakinya bergerak kekanan dan kiri memainkan tanah.

Abian yang mengerti mengelus kepala Adinda, untuk menaikan mood cewek itu. "Coba jangan nunduk, ngomong yang bener."

Adinda mendongak menatap ke arah Abian yang berada di hadapannya. "Mau Mcd,"

Cowok itu tersenyum. "Nah, gitu dong, anak pintel" puji Abian pada cewek itu.

 ⁠♡♡♡

Cuma mau ngingetin biar gak lupa, pencet bintang nya besti┏⁠(⁠^⁠0⁠^⁠)⁠┛

Jangan lupa follow!
-@wp.keisya_h
-@keisyaaa06

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang