16. Teman Biasa

74 8 0
                                    

Cewek itu mengunci dirinya sendiri di dalam sebuah kamar yang merupakan kamar pribadinya. Kamar dengan nuansa biru, pink, ungu, dan kuning pastel yang ia sengaja berikan warna berbeda disetiap dinding.

Adinda menangis sesegukan di pinggir ranjang. Ketika mengingat kembali apa yang dibicarakan oleh Abian tadi siang. Sungguh, apakah Abian sudah muak dengan segala perilaku nya? Itu pertanyaan yang selalu ada dibenak Adinda.

Ia berdiri dari duduk nya. Cewek itu mulai membuka pintu kaca yang berada di kamarnya untuk bisa berada dibalkon rumahnya.

Adinda duduk dikursi yang berada dibalkon rumahnya. Ia mulai menatap kosong ke arah jalan raya. Yang terdapat mobil dan motor berlalu-lalang melewati depan rumahnya.

Saat sedang melamun. Adinda melihat dari balkon semua sahabatnya datang dan ditemani anggota inti DreamTeam kecuali Abian. Ia menunjukan wajah bahagia saat keadaan nya sedang seperti ini.

Adinda berlari menuju pintu utama rumahnya untuk membuka dan memberikan sambutan hangat untuk mereka semua.

Ia membuka pintu dan menengok kearah teman-temannya yang sedang menghampirinya. "Adindaaaa" teriak Cahya sambil berlari untuk memeluk sahabatnya itu.

Adinda membalas pelukan dari Cahya. "Kalau mau nangis, nangis aja, Din," ujar Cahya sambil mengelus punggung Adinda memberikan ketenangan yang dibutuhkan cewek itu.

Mendengar hal itu, Ia menumpahkan tangisnya semua di dalam pelukannya itu. Kali ini ia tidak bisa tahan untuk mengeluarkan tangisnya, sekarang ia sedang membutuhkan sebuah pelukan seperti ini.

Maya, Raina, Hanna, Carina pun ikut memeluk kedua nya. Ia mengetahui bahwa Adinda sedang bersedih karena diberi tahu Abian. Cowok itu benar-benar tidak tega melihatnya. Jadi, Abian menyuruh anggota inti dan teman-teman Adinda untuk datang menghiburnya.

⁠♡♡♡

Langit pun sekarang berubah menjadi senja yang berwarna jingga bercampur ungu. Membuat teman-teman nya berpamitan untuk pulang. "Kita pulang dulu ya, Din. Nanti kapan-kapan kita main lagi" cakap Raina.

Adinda mengangguk seraya tersenyum haru. "Makasih buat kalian udah main kerumah. Gue seneng banget kalian disini," ujar Adinda menyeka air matanya yang ingin jatuh.

Adinda melambai pada sahabatnya yang dibonceng oleh anggota inti DreamTeam masing-masing seperti Maya dengan Arlo, Raina dengan Adam, Hanna dengan Aldi, dan Cahya dengan Aziel. Hanya Carina yang pulang dengan ojek online yang ia pesan sebelumnya.

Saat ingin masuk kembali ke rumah tiba-tiba suara motor datang dan terparkir di teras rumahnya. Cewek itu membalikkan badan untuk melihat siapa yang datang bertamu.

Ternyata itu adalah Rio yang masih duduk diatas motornya sambil tersenyum manis ke arah Adinda.

Adinda tentu saja terkejut melihat cowok itu sudah ada di halaman rumahnya. Ia benar-benar tidak tahu kalau Rio sudah mengetahui daerah tempat tinggalnya.

Cewek itu seketika menghampiri arah parkir Rio yang tak jauh dari pagar rumahnya. "Ngapain?" tanya Adinda dengan tangan yang dilipat di depan dada.

Rio masih dengan wajah yang sama seperti sebelumnya. "Boleh bicara sebentar?" tanya Rio balik. Tanpa menjawab pertanyaan cewek yang berada dihadapannya.

Adinda mengangguk. "Cepet, gue mau istirahat"

Rio mengambil kantung plastik yang dikaitkan di motornya. Kantung itu berisi 5 buah susu rasa stroberi. "Buat lo," ucap Rio sambil memberikannya ke Adinda.

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang