Hallo
Happy reading Adibvers 😏✌🏻♡♡♡
Sepulang sekolah. Abian datang dengan motor hitamnya yang terparkir diteras rumah, terlihat Athala yang sudah menunggu dengan tangan yang dilipat di depan dada dan muka yang cemberut membuat pipinya terlihat bulat.
Abian tersenyum seraya melepas helm. "Kenapa, Tha?" tanya Abian dengan menghampiri dan menyamakan tingginya dengan adiknya itu.
"Tata Mama ama Abi ita au te aqualium, ama, Ta Iden, ama, Ta Nsel. Uga"
Abian tersenyum dan mengelus pucuk kepala Athala. "Iya, ini kita kan mau berangkat. Athala udah beberes bawaan nya belum?"
Athala mengangguk. "Udah"
Mendengar itu Abian mengacungkan dua jempolnya untuk adik kecilnya itu. "Pinter, yaudah sekarang masuk, yu," ujar Abian seraya menggenggam tangan Athala untuk masuk ke dalam rumah.
Athala menggeleng tanpa melepaskan lipatan tangan didepan dadanya. "Nda au, Tata Nda. Halus itut"
Melihat Athala hanya berdiri, dan melepaskan genggaman tangan Abian. Membuat Abian menoleh kembali kearah adiknya itu. Dan menyamakan lagi tingginya. "Ka Adinda, lagi sibuk, Tha."
"Pokokna, Tata Nda. Halus itut!" kata Athala sambil berlari masuk ke dalam rumah.
Abian kembali berdiri dan memegang keningnya yang terasa agak nyeri, karena adiknya sangat dekat dengan Adinda.
Sebenarnya, Abian pulang lebih awal dari teman-teman nya yang lain. Karena semua guru ada perlombaan di acara pelantikan Walikota, membuat semua murid ada waktu jam kosong.
Cowok itu juga sudah mengerjakan ulangan harian yang diberikan Bu Neli, selaku guru Seni Budaya.
Jadi, Abian memutuskan untuk kembali ke sekolah untuk menjemput Adinda pulang dan ikut bersamanya pergi.
♡♡♡
Terlihat penglihatan Abian sekarang sedang tertuju pada seorang cewek yang sedang bermain genangan air yang berada dilapangan. Dengan ketiga temannya.
Abian menghampiri dan menarik secara tiba-tiba pergelangan tangan Adinda. Membuat cewek itu tersentak kaget karena itu terjadi begitu cepat.
"Lo kenapa, Ian?" tanya Adinda saat mereka sudah berdiri jauh dari teman-temannya.
"Lo harus bilang iya, janji?"
"Kenapa sih, lo jadi gak jelas kaya gini? Lo sakit?" ujar Adinda sambil menempelkan punggung tangan nya pada kening Abian yang suhu tubuhnya normal.
Abian menurunkan tangan Adinda dari keningnya. "Gue gak sakit, gue minta tolong lo buat ikut sama keluarga gue," ucap Abian dengan nada memohon.
"Ikut kemana?"
"Rahasia," jawab Abian.
Adinda membuang muka dengan tangan yang dilipat di depan dada. "Enggak, nanti lo bawa gue ke hutan. Kan lo tau gue takut ke sana"
Mendengar ucapan Adinda, membuat Abian terkekeh pelan. Dan ia buru-buru menormalkan ekspresi wajahnya. "Enggak lah, ya kali gue bawa lo kesana. Emang mau?"
"ENGGAK MAU!!"
"Makanya, jadi lo harus ikut, Athala pengen lo ada disampingnya." Abian melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kanannya. "Jam 12, gue tunggu lo di stasiun"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA & ABIAN
Teen FictionSepasang sahabat yang sama-sama membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua nya. Mereka adalah Adinda Aulia dan Abian Alfiandra Majid, ketua gang bernama 'DreamTeam' Siapa sangka jika mereka akan melengkapi satu sama lain? Hingga s...