19. Masa Lalu

59 9 0
                                    

Kebahagiaan lo itu juga kebahagiaan untuk gue ~Abian

Happy reading Adibvers. ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

♡♡♡

Athala sekarang telah tertidur setelah ia meminum susu yang dipersiapkan oleh Abian sebelumnya. Adinda menatap lekat Athala yang tertidur dipangkuannya.

Melihat hal itu Abian seketika juga ikut senyum, tidak tahu perasaan saat melihat wajah Adinda begitu tenang dan nyaman. Tak heran jika adik-adiknya nyaman didekat cewek itu.

"Lo kenapa?" tanya Abian seraya menatap manik mata hitam Adinda sangat lekat.

Adinda mendongak dan ia menatap wajah Abian. "Huh? Dia lucu kalau tidur." Adinda tidak menyadari jika Aiden dan Ansel juga tertidur menyender dibahu Abian.

Mendengar pujian untuk adiknya saja. Abian memutar bola matanya malas. "Lucuan juga kakaknya" pujinya pada diri sendiri.

Adinda seketika mendelikkan bahu ketika mendengar Abian memuji dirinya sendiri. Cowok itu sangat pede!

"Iden, sama, Ansel. Juga tidur, lucu," ujar Adinda dengan tersenyum melihatnya.

Abian terus saja menatap wajah Adinda yang duduk dihadapannya saat ini. Mereka sekarang tengah dalam perjalanan didalam kereta. Sedangkan setelah mengatakan Aiden dan Ansel menggemaskan cewek itu menatap pemandangan yang terus kian berganti. "Apa gue harus tidur dulu, biar lo bilang gue lucu?" gumam Abian didalam hatinya.

Seketika penglihatan Abian beralih kearah tempat duduk yang berada disampingnya. Ia melihat sebuah keluarga kecil dengan kedua anaknya. Mereka terlihat tertawa, bercanda gurau bersama. Membuat cowok itu memiliki iri pada anak yang dapat diberi kasih sayang yang cukup seperti itu.

Melihat perubahan sikap Abian berubah. Adinda menoleh dan menatap Abian yang berada dihadapannya. "Ian?"

Abian seketika membuyarkan lamunannya yang menatap kearah keluarga itu. "Apa, Din?"

"Gue tau perasaan lo sekarang," ucap Adinda sambil mengacak rambut cowok itu, terlihat bahunya merosot lesu.

Abian menyeka air matanya yang ingin keluar. "Lo tau, kalau gue ngeliat pemandangan kayak gitu. Gue gak bisa bohong, gue pengen kayak mereka." seloroh Abian.

Adinda mengangguk mendengar penuturan Abian seperti itu. "Iya, gue ngerti. Kita juga udah janji buat bahagia bareng-bareng kan?"

"Dan sekarang lo sendiri yang ngingkarin janji itu" lanjut Adinda yang menunjukkan senyum kecewa yang tercetak diwajahnya.

"Maaf"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Abian. Adinda tidak heran jika cowok itu seperti ini. Tapi Adinda berusaha positif thingking jika Abian lagi-lagi menjauhinya. "Gak apa-apa, Ian. Gue udah biasa," ujar Adinda.

"Gue beruntung bisa ketemu sama lo. Tapi lo gak beruntung ketemu gue, gue emang nyebelin, gak jelas, nyusahin, egois, semua itu ada di diri gue sekarang. Kenapa cewek sebaik lo harus ketemu sama gue, Din? Gue gak pantes ada disamping lo, tapi, Tuhan. Baik banget ya, kirim lo buat nemenin gue diantara kegelapan ini" ungkap Abian mencurahkan semua isi hatinya.

"Ian, gue gak seminggu, dua minggu, kenal sama lo. Semua yang ada di diri lo, gue udah tau, Ian. Gue tau sekarang lo lagi bohong"

Abian terkekeh pelan. "Gue emang munafik ya? Gue bilang gue bahagia, tapi nyatanya?"

Sejak Ardian Badrika, Abi Abian berpisah dengan Atia membuat separuh jiwa nya hilang. Ia juga trauma akan perkelahian diantara mereka. Mereka berpisah sejak umur Abian 7 tahun, Aiden 4 tahun dan Ansel 3 tahun umur yang masih sangat belia itu harus mendengar keributan yang berasal dari rumah mereka sendiri.

Ardian pun pergi menyisakan Atia, Abian, Aiden dan Ansel dirumah itu karena hak asuh semua jatuh pada sang Umi.

Setelah 8 tahun tidak ada kabar dari sang Abi. Tiba-tiba Ardian datang untuk memperkenalkan anak pertamanya dengan istri baru Ava Anggelista.

Anak pertama dari ibu sambungnya itu bernama, Alvin Barra Zayyan. Sempat, Abian tidak bisa menerima adik kecil itu yang tiba-tiba masuk kedalam kehidupannya.

Dua tahun lalu, Ava melahirkan kembali putra keduanya. Athala Mahendra, sempat Abian memikirkan perasaan Atia sekarang. Tapi mereka hanya sebatas mantan.

Walaupun Abian tajir karena Ardian memiliki perusahaan yang sukses. Tapi Abian hanya ingin kembali ke masa-masa ia masih menjadi anak-anak.

♡♡♡

Mereka berenam pun telah sampai di stasiun Jakarta. Melihat ada minimarket didekat stasiun, Abian menyuruh Adinda dan adik-adiknya untuk istirahat sejenak dan menunggu seseorang menjemput mereka.

"Kalian tunggu sini ya, Kakak. Mau beli sesuatu ke dalam." cakap Abian seraya pergi meninggalkan adik-adiknya bersama Adinda. Mereka duduk dikursi yang berada didepan minimarket itu.

Aiden, Ansel dan Athala pun mengangkat tangan nya menunjukan sikap hormat dikening mereka. "Siap, Bos!"

Untuk mengisi kegabutan mereka. Adinda sengaja mengajak main agar anak-anak itu tidak jenuh.

Setelah beberapa menit berlalu. Abian keluar dari minimarket dengan membawakan dua kantong plastik yang berisikan snack-snack ringan dan beberapa susu kotak.

Melihat itu, ketiga adik Abian pun spontan berlari kegirangan. Mereka mengambil dua kantong itu dan berlari kembali ke arah Adinda yang sedang berdiri menatap dengan senyumnya.

Abian sontak kaget. Semua adiknya berlari ke arah nya hanya untuk mengambil jajanan yang berada ditangannya? Diluar perkiraan Abian saat ini. "Sial, mereka cuma mau ngambil jajanan doang?!" cibir Abian dengan nada pelan.

Untungnya sesuatu untuk diberikan Adinda ia pisah dengan kantong jajanan untuk adiknya. Cowok itu taruh ditas yang ia bawa dipunggungnya.

Abian pun berjalan menghampiri ketiga adik kecilnya dan Adinda yang selalu disamping mereka.

Satu kantong itu berhasil membuat alihan mata Adinda sekarang tertuju pada kantong plastik yang berisikan beberapa susu stroberi dan dengan malkist keju didalamnya.

Setelah memberikan itu. Abian duduk disebelah Adinda yang tampak kosong. "Maaf, kalau sikap gue akhir-akhir ini bikin lo kesel," ujar Abian dengan menekuk mukanya merasa bersalah.

Adinda tersenyum seraya membenarkan posisi rambut Abian yang berantakan seperti semula. "Gue tau, kemarin lo jauhin gue. Pasti ada alasannya kan?"

Abian mengangguk membenarkan. "Gue takut"

Kening Adinda pun seketika menaut. "Takut kenapa, Ian? Gue disini"

"Gue takut lo pergi"

 ⁠♡♡♡

Jangan lupa bintang nya dong, bintang yang kalian berikan itu semangat buat aku.

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang