06. Kegemasan

124 11 0
                                    

Sepulang sekolah, Adinda bertemu dengan sahabatnya di depan gerbang. Abian duduk dengan cewek yang Adinda sendiri tidak mengenalnya.

Adinda menghampiri Abian yang sepertinya sudah risih di dekat cewek itu. "Abian... Sama siapa tuh, pulang bareng gak?" tanya Adinda sambil menggoyang-goyangkan tangannya seperti anak kecil.

Cowok itu mendongakkan pandangan kearah Adinda, lalu ia mengangguk kecil sambil berdiri dari duduknya. Membuat cewek disebelahnya marah akan hal itu. "Abian! Lo mau kemana?" tegur Naisa, nama cewek itu yang pernah dekat dengan Abian.

Abian menoleh ke arah Naisa yang tetap berada di tempat duduknya. "Mau balik," celetuk Abian pada Naisa yang mungkin sekarang ia merasa sakit hati akan ucapan cuek cowok itu, tapi ia tidak peduli.

Cewek yang berada disebelah Abian pun, peka akan pertanyaan Naisa pada sahabatnya. "Oh, kalian mau pergi ya, maaf ganggu ya" cetus Adinda dengan senyum yang tercetak di wajahnya.

Naisa berdiri sambil memegang bahu Abian. "Iya maaf ya, lo cuma sahabat nya doang kan? Kenalin gue pacarnya, gue baru tau ternyata cewek kaya lo, sahabat pacar gue" beber Naisa berbeda dengan kenyataan, bahwa memang mereka tidak ada hubungan apa-apa. Apalagi hubungan pacaran.

Adinda berkaca-kaca dengan menyembunyikan nya di dalam senyum di bibirnya. Bukan karena perkataan ia bukan pacar Abian. Tetapi, perkataan Naisa yang menyebutnya hanya sahabat Abian, tidak lebih. Dan kekurangan yang dimilikinya.

Abian yang mendengar ucapan Naisa pun mulai merubah ekspresinya menjadi marah pada cewek itu.

"Lo keterlaluan! Kenapa sama, Adinda?! Dia sahabat gue, dan cuma dia yang gue sayang! Lo siapa? Berani-berani nya lo ngaku sebagai pacar gue, cuih. Gak sudi gue jadi pacar lo!" hardik Abian dan menjauh dengan cewek itu.

Ia benar-benar kesal, berani sekali ia menjelekkan sahabatnya di depan Abian, yang jelas-jelas cowok itu sayang padanya.

Naisa membulatkan matanya. "Bian? Gue gak bermaksud kaya gitu, gue cuma bercanda sama sahabat lo, gak lebih," ujar Naisa.

Abian menatap Naisa dengan mata yang seperti silet, tipis tapi tajam. "Bercanda lo gak lucu tau gak?! Lo jelek-jelekin dia kaya lo merasa lo paling cantik di dunia ini. Bikin lo sempurna, nyatanya lo kaya gitu gak bikin lo cantik" sembur Abian.

Sahabat yang dibela Abian itu menarik lengan cowok yang berada dihadapannya. "Udah, Ian. Lo gak boleh emosi kaya gitu, dia cewek, Ian." tegur Adinda.

Abian hanya menatap sahabatnya dalam, dan menarik tangan Adinda menjauh dari Naisa.

Sedangkan Naisa hanya mematung ditempat sambil melihat pujaan hatinya pergi dengan cewek yang disebut sahabat. Ia juga tidak bisa melarang cowok itu, karena cemburu yang memenuhi hatinya.

 ⁠♡♡♡

Adinda dan Abian duduk di sebuah taman yang banyak sekali anak kecil sedang bermain. Cewek itu membawa Abian untuk menenangkan emosi yang menguasai hawa nafsu nya.

Abian menekuk muka nya seakan ia menahan emosinya, untuk tidak meluapkan nya pada cewek yang sedang melihat anak kecil sambil menggoyangkan kedua kakinya dengan kedua tangan yang disanggah di kursi yang mereka duduki saat ini.

Ia menoleh kearah dua anak kecil yang sedang diperhatikan Adinda, cewek dan cowok yang sedang bermain bola di seberang sana. "Anak kecil itu lucu ya," ujar Abian tiba-tiba, yang membuat Adinda terkejut dan menoleh kearah cowok itu yang berada disebelah kanan nya.

"Iya," ucap Adinda sambil tersenyum canggung.

Tiba-tiba saja Abian menegakkan tubuhnya, membuat Adinda sedikit takut karenanya. "Kenapa?"

Adinda membulatkan matanya. "Kenapa, apanya?" ujar Adinda menanyakan nya balik ke cowok itu.

"Muka lo"

Cewek itu sontak memegang pipi sebelah kanannya. "K-kenapa sama muka gue?"

"Lucu, kayak anak kecil itu" seloroh Abian, membuat cewek itu menyemburatkan merah muda di pipinya, cewek mana yang tidak tahan akan gombalan?

"Kebiasaan!" Imbuh Adinda sambil memukul bahu dan lengan Abian yang melindungi dirinya dengan kedua tangannya.

Adinda berhenti dengan memukuli cowok itu. Ia diam sambil melihat kearah bawah kaki yang sedang ia goyangkan. "Abian, cewek tadi siapa? Kok gue gak tau?" cakap Adinda.

"Dia mantan gue pas SD, itupun gue terpaksa pacaran sama dia, karena truth or dare, dan gue dapet tantangan buat pacarin cewek itu. Dia Naisa" ungkap Abian.

"Jadi sebenarnya lo gak punya perasaan lebih sama dia?" celetuk Adinda yang diangguki oleh Abian.

Adinda manggut-manggut mengerti.

"Gue putusin setelah dua hari kita pacaran, dan dia selalu minta gue buat balikan." timpal Abian.

"Terus, kenapa gak lo terima?"

"Karena dari awal gue gak suka sama dia, dia hanya seseorang yang dipaksa masuk. Hanya ada satu cewek yang selalu ada di hati gue, bukan dia." beber Abian seakan ingin Adinda tahu semua tentangnya.

"Siapa cewek yang ada dihati lo?" tanya Adinda dengan seluruh penasaran nya.

Abian terkekeh mendengar cewek itu menanyakannya. "Ada lah someone, you will know who won my heart and who is in it."

"Ohh gitu, main rahasia-rahasiaan. Yaudahlah," ujar Adinda sambil menekuk wajahnya kesal.

Abian terkekeh melihat sahabatnya seperti itu. "Jangan cemberut bisa? Lo makin lucu tau. Arghhhhh"

"Bodo, biarin aja gue cemberut, biar lo kegemesan situ, sampe mampus," ucap Adinda sambil meninggalkan Abian seorang diri dikursi itu.

♡♡♡


Jangan lupa pencet bintang nya ya! Uhuyyy┌⁠(⁠・⁠。⁠・⁠)⁠┘⁠♪

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang