08. Cewek Gila

115 12 1
                                    

Saat ingin pergi dari parkiran. Naisa berteriak memanggil mereka berdua untuk berhenti. "Aaabiian, berhentiiii!" teriak Naisa dengan berlari, ia sekolah di SMP Dua Belas Tirtayasa. Yang berada di depan sekolah Abian dan Adinda.

Mereka berdua menoleh kompak menatap kearah belakang, melihat Naisa berlari menghampiri. "Mantan lo" tutur Adinda lalu balik tidak menatap cewek itu, Abian pun mengikuti dan menunggu cewek itu sampai didekat mereka.

Naisa sampai didekat Abian dan Adinda yang duduk diatas motor. "Ada apa?" tanya Abian sambil menatap kehadiran Naisa malas.

Cewek itu sangat excited, "Kalian mau pergi? Kemana?" tutur Naisa sambil menatap Abian dengan senyuman nya.

"Lo gak perlu tau," ucap Abian cuek, dan ingin menjalankan motornya.

Naisa yang melihatnya pun sontak memberhentikan Abian yang ingin meninggalkan nya. "Eh, tunggu, Abian kita ke Timezone yuk, kaya dulu" ajak Naisa.

"Gue gak pernah, ya, pergi sama lo" lontar Abian dengan nada yang sudah malas berbincang dengan cewek itu.

Adinda yang berada dibelakang Abian pun hanya bisa diam melihat mereka berdua.

Cowok itu pun menjalankan motornya untuk pergi ke tempat makan yang Adinda mau, ia meninggalkan Naisa seorang diri di parkiran.

♡♡♡

Adinda dan Abian sampai di parkiran restoran 'McDonald's' ia memasuki restoran tersebut. Dan mulai memesan.

Cowok itu menoleh pada Adinda. "Lo mau pesen apa?" tanya Abian.

"Terserah, Ian. Aja" balas Adinda dan meninggalkan Abian, ia duduk dikursi dengan dua kursi, dan satu meja.

Sambil menunggu Abian datang dengan makanan nya. Ia memainkan benda gepeng milik Abian. Ia melihat satu pesan masuk, dan itu dari mantan Abian, Naisa.

"Ian, kenapa lo cuekin gue? Gara-gara cewek itu? Kenapa sih? Gue lebih cantik dari cewek itu" terpampang jelas chat yang diberikan Naisa pada nomer Abian.

Adinda membaca dengan jelas dan seksama, ia mulai mengeluarkan air diujung pelupuk matanya. "Gue sejelek itu ya?" tanya Adinda pada dirinya sendiri.

Cowok itu datang dengan makanan yang berada ditampah yang ia bawa ditangannya. Ia melihat Adinda sudah meneteskan air matanya yang jatuh di meja itu. "Lo kenapa, Din? Ada yang bikin lo sakit hati di hp gue?" tegur Abian dengan wajah yang begitu khawatir.

Abian duduk di hadapan cewek itu. "Kenapa, Din? Jawab gue" tambah Abian.

Cewek itu menggeleng sambil mengelap air mata yang sudah membasahi pipi chubby nya. "Gue sejelek itu, ya?" celetuk Adinda sambil menatap Abian dihadapannya.

"Lo cantik, Din. Siapa yang bilang?" timpal Abian sambil memegang kedua bahu Adinda.

"Nggak ada yang bilang, lo jawab aja yang jujur, jangan kepaksa kaya gitu" lirih Adinda sambil meneteskan air mata yang terus-menerus keluar.

Abian merebut handphone yang sedari tadi dipegang Adinda. Ia membaca pesan yang masih terpampang jelas disana. "Anjing, Naisa. Sialan!" sergah Abian sambil terus membaca pesan yang terus berdenting dari cewek itu.

"Naisa bener kok, gue jelek dan gak pantes jadi siapapun buat lo," ujar Adinda sambil berdiri dari duduk nya dan pergi keluar meninggalkan Abian sendiri dimeja itu.

Abian menatap kepergian Adinda dari hadapannya. Ia mengejar cewek itu. "Din, tunggu!"

Cowok itu menarik pergelangan tangan Adinda. "Lo gak perlu dengerin apa yang diomongin cewek itu"

Adinda menoleh kearah cowok yang menariknya. "Apa yang harus dibela lagi, Ian? Gue emang jelek, seharusnya gue sadar diri, mana ada cewek sejelek gue bisa jadi sahabat cowok populer kaya lo, mending, Ian. Balikan aja sama, Naisa." beber Adinda dan melepaskan pergelangan nya dari tangan Abian.

Mendengar itu Abian mengepalkan kedua tangan nya, ia merasa semakin benci dengan Naisa. Karena telah membuat sahabat nya itu menangis.

♡♡♡

Motor Abian terparkir didepan rumah Naisa. Ia turun dan mengetuk pintu utama itu dengan kasar. "Naisa! Keluar lo" tuntut Abian.

Naisa keluar dengan rambut panjang sepinggang yang terurai memakai dress putih dengan bunga daisy yang memenuhi motif baju itu, terlihat paha putih nya dan baju yang terlihat bahu yang tegak.

"Gue bilang juga apa, pasti lo kesini" kata Naisa dengan tersenyum sambil memegang bahu Abian.

"Jaga kelakuan lo!" sergah Abian sambil melepaskan tangan Naisa dari bahunya dengan kasar.

"Lo keterlaluan, Sa! Lo bikin sahabat gue nangis dengan ketikan lo!" decit Abian sambil menatap tajam.

Naisa terkekeh pelan. "Pacar gue kalau lagi marah serem juga ya, lagian bener kok, gue lebih cantik dari cewek itu, kenapa lo malah milih dia sih?"

"GUE BILANG JAGA KELAKUAN LO! GUE SEMAKIN JIJIK TAU GAK?!" tekan Abian dengan ketus.

"Kenapa sih, ay? Galak banget" sela Naisa.

Abian meninggalkan cewek itu untuk kembali menaiki motornya. "Lo udah gila, Sa! Lo seharusnya bukan disini, tapi dirumah sakit jiwa! Pokoknya mau gak mau lo harus minta maaf sama Adinda!" Setelah mengucapkan itu Abian pergi meninggalkan Naisa yang belum menjawabnya.

Cewek itu tersenyum miring. Sambil menatap punggung Abian yang mulai tak terlihat. "Nggak mau, liat aja gue bakal ambil yang seharusnya milik gue"

♡♡♡

Ehe biasa, bintang (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠), kalo bisa sama komen dong, biar rame nih

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang