24. Beralih

45 9 1
                                    

Bel masuk berbunyi. Menandakan mereka semua harus meninggalkan ke kelas masing-masing. "Gue pergi ya, Ian," ujar Adinda.

Abian mengikuti Adinda untuk berdiri dan langsung membelai pucuk kepala Adinda. "Hati-hati ya, kalo ada yang jail panggil gue"

"Jijik" kata Cahya tak suka melihat kelakuan Abian pada Adinda.

Abian mengarahkan matanya pada Cahya dan mulai melihatkan mata yang sinis. "Iri? Bilang, boss" ledeknya.

Aziel yang setia disamping Cahya pun membela dan merangkul pundak pacarnya itu. "Kita juga bisa, Yang."

Maya sedari tadi tidak menimbrung perdebatan antara Abian dan Aziel dikarenakan duduk sibuk mengobrol dengan Arlo tanpa berubah gerakan sedikitpun. "Woy, ke kelas gak sih? Gue yang jomblo iri nih," ucap Hanna, Carina dan Raina yang melihat ketiga sahabatnya.

♡♡♡

Adinda mulai menduduki bangku dibarisan pertama dengan Maya. Ia melihat susu karamel berada di atas meja itu.

"Ini punya siapa ya? Gak mungkin, Abian. Kasih lagi buat gue" gumam Adinda di dalam hati sambil memegang susu karamel itu dan merabanya bahwa ini bukan halusinasi nya.

Adinda menoleh pada Maya yang berada di samping kirinya. "Ini punya lo?"

Maya menggeleng. "Bukan, dari, Abian. Kali"

Adinda mengangkat bahu tak acuh. "Mungkin."

...

Arlo yang bersama Aziel seperti biasa datang ke kelas 9E, mereka mendapatkan jam kosong dan langsung dipakai untuk pergi ke kelas Adinda tersebut.

Adinda yang menyadari kedatangan mereka pun sontak terbangun. Adinda tertidur sejak Ips berlangsung. "Ian, mana, Lo?" tanya Adinda dengan mata yang sedikit menyipit.

"Lagi sibuk rapat classmeet, Din."

"Oh" Adinda yang mendapatkan jawaban yang tak mengenakan itupun langsung tertidur kembali.

Adinda tetap melanjutkan tidurnya sampai bel istirahat berbunyi. Sebenarnya ada pelajaran Prakarya setelah Ips tetapi guru yang mengajar tidak masuk dan jam kosong berlangsung.

Sahabat Adinda pun menghampiri Adinda yang pulas terlarut dalam mimpinya. "Din? Kita mau jajan, lo mau nitip?" tanya Raina.

Terlihat Adinda menggelengkan kepala yang tersembunyi di lengan tangan diatas meja menandakan dia tidak butuh apa-apa. "Kalau gitu, kita duluan ya" setelah kata itu terucap mereka meninggalkan Adinda sendiri di barisan itu.

Langkah kaki yang dikira teman sekelas Adinda ternyata cowok itu berbicara pada Adinda. Dengan membawakan beberapa cemilan yang biasa ia beli yaitu cibay dan basreng. Kalian tahu itu siapa? Abian? Salah ges.

"Gue bawain makanan buat lo, makan ya," ucap Rio dengan menyodorkan makanan itu didekat Adinda.

Sontak Adinda terbangun dari tidurnya setelah mendengar cowok sedang berbicara padanya. "Abian?"

Rio tersenyum kecewa. "Bukan, gue, Rio, Din."

"M-maaf gue kira, Abian."

Rio tanpa ijin duduk di sebelah Adinda, Adinda yang menyadari ada yang duduk disebelahnya pun memutuskan untuk tidak melanjutkan tidurnya. "Lo mau ngapain?" tanya Adinda heran.

Rio menggeleng. "Gak apa-apa, gue cuma mau nemenin lo, dimakan tuh udah gue beliin juga."

Adinda mengangguk. "Thanks"

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang