20. Keluarga Abian

53 8 0
                                    

Adinda, Abian serta ketiga adik kecilnya itu, berjalan untuk pergi kedepan stasiun. Abian bilang bahwa mereka menunggu disisni sampai ada yang menjemput. Adinda berpikir kenapa mereka tidak memakai taxi online saja?

Mobil hitam tiba-tiba saja berhenti di depan mereka. Seketika pikiran Adinda berhenti sejenak. Kaca mobil pun terbuka terlihat seorang wanita yang memakai gamis dan kerudung pashmina modis seperti anak muda. Terlihat pula seorang pria yang berada di tempat penyetir, mereka adalah Ardian dan Ava, Abi dan Mama sambung Abian.

Athala berlari kearah mobil itu terhenti. "Mamaaa" teriak Athala.

Cewek yang sedari tadi berdiri disebelah Abian hanya menatap cengo. Ia kira mereka akan pergi hanya berdua untuk membuat adik-adik cowok itu senang. Ternyata realita nya berbeda dengan apa yang ia pikirkan.

Abian berjalan lalu menengok ke arah belakang, ia merasa kehilangan karena cewek itu tidak berjalan disampingnya. Terlihat Adinda masih ngefreeze ditempatnya. "Din? Ayo jalan," ajak Abian memanggil ke arah Adinda.

Adinda hanya mengangguk, dan berjalan ke arah mobil itu dengan Abian yang masih tetap menunggu untuk berjalan bersama dengan cewek itu.

Mereka membuka pintu terlihat Aiden, Ansel dan Alvin duduk di bangku ketiga dekat bagasi. Sementara Adinda duduk di sebelah kanan bagian kedua, Athala ditengah dan Abian yang berada disebelah kiri.

Sebelum duduk cewek itu menyalimi punggung tangan Ardian dan Ava. "Hai, Dinda. Sayang" sapa Ava yang memang sudah dekat dengan Adinda karena Abian sering mengajak nya bermain dirumah Athala. Di jakarta saat ini.

Adinda tersenyum membalas sapaan Ava. "Hai, Mama Ava." balas Adinda.

Adik keempat, Alvin. Pun baru menyadari akan kehadiran Adinda yang akan ikut jalan-jalan bersama keluarganya. "Hai, Kak Dinda. Yey Kakak ikut sama kita."

Memang saat Athala merengek ingin ikut. Abian sudah terlebih dahulu izin kepada Ardian dan Ava. Mereka memang mau mengajak Adinda yang katanya ingin membuat Adinda refresing karena takut jenuh dekat dengan Abian anaknya.

Mobil pun melaju ke arah tujuan. Suasana mobil pun hening hanya suara game dan suara ketiga anak laki-laki yang sedang main bareng bersama. "Kesini woy, ada musuh tuh"

Ava pun menoleh ke arah suaminya. "Abian nanti mau disekolahin dimana, Mas?" tanya Ava.

"SMA Garuda Sila, jurusan Ipa" jawab Ardian, memang itu mau pria itu. Ia ingin anaknya menjadi dokter.

"Enggak mau, Abi. Abian gak mau di SMA Garuda Sila!" tolak Abian.

"Terus kamu mau dimana, Bian?" tanya Ardian seraya menatap anak nya dari kaca.

"SMK Margantara!" ujar Abian seraya melipat tangannya didepan dada. Ia benar-benar badmood untuk saat ini.

Terlihat dari pantulan kaca di dalam mobil. Kedua kening Ardian mengerut. "Coba ceritakan sama, Abi. Kenapa kamu mau di SMK Margantara?"

"Ada, Adinda." ungkap Abian enteng.

"Hanya itu?" tanya Ava.

Abian mengangguk membenarkan. "Iya, boleh kan, Bi?"

Mama Ava sekarang menoleh ke arah Adinda yng pura-pura tidak mendengar perdebatan kecil itu. "Din? Emang kamu mau di SMK Margantara?"

Adinda yang tadinya menatap pemandangan luar sekarang menoleh ke arah Ava yang menatapnya sedari tadi. "Iya, Mama Ava, Dinda. mau disana"

"Yaudah kalau, Abian. Ingin bersama Adinda, Abi izinkan" final Ardian Akhirnya membuat Abian mengepalkan tangannya dan bergerak ke arah bawah. Yes

"Makasih, Abi."

♡♡♡

Mobil itupun terhenti di depan restoran bintang lima yang ada di Jakarta. Mereka pun turun satu persatu dari mobil itu.

Mereka berjalan melewati tangga yang ada di depan restoran itu. Ardian dan Ava berjalan paling depan. Tentu saja anak paling bungsu tetap dengan Adinda. Siapa lagi kalau bukan Athala.

"Selamat siang Pak dengan Bapak, Ardian Badrika?" tanya sang pelayang yang berdiri di depan pintu.

Ardian mengangguk. "Iya itu saya sendiri."

Pelayan itu membuka kan pintu. Mempersilahkan semua anggota keluarga masuk. "Baik pak, mari ikut saya," ucap pelayan itu.

Terlihat suasana restoran itu sepi tidak ada pembeli lain kecuali keluarga Abian saja disini. Pelayan itu mengarahkan mereka untuk duduk di meja panjang yang terdapat delapan bangku. Abian tentunya berada disamping Adinda dan dengan Athala juga.

Ardian dengan Ava disamping kanannya serta disamping Ava terdapat Alvin, Ansel dan Aiden. Pelayan yang berbeda pun datang dengan membawakan buku menu ke hadapan Ardian. "Silahkan pak menunya."

Semua makanan Ardian yang pesan. Pria itu sedah mengetahui semua makanan kesukaan mereka. Terutama Adinda ia sudah tahu betul.

Pelayan itu mengambil buku menu yang diberikan oleh Ardian. "Ini aja pak?"

Ardian mengangguk.

"Baik ditunggu ya"

 ⁠♡♡♡

Sekarang Adinda beserta semua keluarga Abian telah sampai ditujuan sebenarnya. Adinda terlihat ada tulisan di dekat bangunan yang akan di masuki mereka. 'Jakarta Aquarium'

Adinda yang berdiri disebelah Abian menyikut perut cowok itu. "Awshh" ringis Abian.

Sekarang mereka saling berhadapan sedangkan keluarga Abian sedang mengurusi anak itu untuk mengganti baju. Agar lebih nyaman saat beraktivitas didalam nanti.

"Kenapa lo ngga ngomong, kalau kita bakal bareng sama keluarga lo?" tanya Adinda dengan mengerucutkan bibirnya dan tangan yang dilipat di depan dada.

Abian tersenyum menatap gemas ke arah Adinda. "Kenapa? Emang lo ngira kita cuma berdua?" tanya Abian balik.

Cewek itu menyentakkan kakinya. Ia benar-benar malu untuk saat ini. "Iya enggak, tapi kenapa lo gak bilang?" ucap Adinda menutup seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Tangan cowok itu terulur untuk mengelus pucuk kepala Adinda. "Gak usah kaya gitu, lo makin gemes" puji Abian.

Adinda mengintip diantar sela-sela jari yang menutupi wajahnya. "Bullshit, abis lo gombal tinggal lagi, ya kan?"

Mereka tidak menyadari bahwa Ardian, Ava dan keempat anaknya itu melihat dari belakang. Ardian hanya bisa tersenyum, setidaknya jika Abian tidak bahagia dengannya ia bisa bahagia dengan cewek yang hanya dianggap sahabat oleh anaknya sendiri.

♡♡♡

Jangan lupa bintang nya ya! Terus ikuti persahabatan Adinda dan Abian serta sahabat yang lainnya! Jangan bosen, thank u ♡

ADINDA & ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang