15. Wisata Masa Lalu

923 100 9
                                    

⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

Pagi itu jam 8 pagi, Niskala bersiap untuk menjemput Ayara untuk piknik hari ini. Ia menaruh keranjang rotan di pijakan motornya. Keranjang rotan itu sudah terisi dengan roti lapis isi buah dan ada yang sayuran, sebotol jus jeruk, dan beberapa snack yang ia beli tadi malam. Ia lalu memanaskan motornya sejenak sebelum pergi.

Hari ini seperti biasanya, Niskala terlihat tampan. Ia mengenakan baju hijau, dan celana jeans berwarna bioblitz, lalu ia memakai jaket hitam untuk berkendara. Setelah siap, ia pamit dengan Mamanya. Mama berpesan untuk hati-hati di sana, tidak boleh macam-macam, dan harus menjaga Ayara. Ia lalu memakai helmnya, naik ke motor dan melajukan motornya ke arah rumah Ayara.

Ayara sudah menunggu di kursi teras. Ia membawa sebuah totebag yang berisi kain alas untuk piknik. Ia memakai baju putih dan celana berwarna coksu. Mereka berdua sama-sama menggunakan sepatu putih hari ini.

"Apakah kita jodoh, Ra?" Tanya Niskala di depan pagar rumah Ayara. Sedangkan Ayara sedang membuka pagar rumahnya.

"Ya semoga," ucap Ayara keluar dari pagar rumahnya. Lalu menutupnya kembali.

"Sepatu kita sama-sama putih soalnya, padahal gak janjian." Niskala terkekeh saat mengatakan hal itu.

Ayara ikut tertawa. Ia baru menyadari mereka memakai sepatu yang warnanya sama. Ia lalu menerima helm dari Niskala. Mereka lalu segera pergi dari sana, menuju wisata masa lalu masing-masing dari mereka, yang sampai saat ini masih digandrungi siapapun.

Mereka sampai di sana. Setelah menunjukkan bukti pembelian tiket secara online, mereka masuk ke area Kebun Raya yang sangat luas itu. Niskala memarkirkan Bleki, Ayara turun dari sana, melepas helmnya lalu menaruhnya di spion Bleki.

"Kita mau keliling dulu?" Tanya Ayara.

Niskala mengangguk. Ia lalu merapihkan rambutnya, mengaca pada spion Bleki.

"Yuk."

Niskala membuka tangannya untuk Ayara, lalu Ayara menaruh tangannya di sana. Mereka bergandengan tangan menyusuri jalanan yang sejuk karena pepohonan yang besar-besar.

Sedikit sejarah tentang tempat ini. Kebun Raya ini sudah ada sejak era Kolonial Belanda, tepatnya pada awal tahun 1800-an. Seperti nama bunga Rafflesia Arnoldi, salah satu penemunya yakni Thomas Stamford Raffles, adalah orang pertama yang mencetuskan untuk membuat kebun cantik di halaman Istana di Buitenzorg¹. Hal ini lah yang menjadi awal mula adanya Kebun Raya Bogor.

Sudah tak aneh jika di sini banyak sekali pohon tua yang sangat besar, bahkan sampai harus diberi garis kuning seperti garis polisi, untuk memberi tahu bahwa pohon itu adalah pohon tua yang bisa kapanpun rubuh, atau dahannya yang rawan jatuh. Selain itu pohon-pohon dan tumbuhan lainnya di sini, diberi papan informasi masing-masing, jadi kita bisa mengetahui jenis dan namanya.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang