28. Takut

1.1K 105 13
                                    

⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

"Banyak yang harus aku selesaikan, Ra."

Niskala berkata pelan. Ia sekarang sedang membereskan meja belajarnya yang berantakan. Ia baru saja selesai belajar, mengerjakan soal, menonton video tutor di YouTube, dan sekarang ia sedang menghubungi pacarnya dengan sambungan video call. Ia meletakkan handphonenya di meja, menyandarkannya ke tembok. Di sana Ayara terlihat sedang mengerjakan sesuatu di meja belajarnya.

"Tapi semoga saja hubungan kita gak ada di daftar hal yang harus kamu selesaikan." Ayara bergurau, ia terkekeh kecil setelahnya.

Niskala menggeleng kukuh. Ia menampakkan wajahnya tepat di depan kamera, membuat Ayara di sana terkekeh karena lucu melihat wajah Niskala di layar handphone-nya.

"Itu gak termasuk, Ra. Kamu ini bercandanya suka bikin aku takut." Kata Niskala.

Ia lalu duduk di kursinya, mejanya sudah terlihat lebih bersih dan rapih. Ia lalu tersenyum ke kamera, memamerkan wajahnya yang tampan paripurna.

"Belum selesai juga, Ra?"

Ayara terlihat menggelengkan kepalanya. "Belum, satu soal lagi. Aku boleh nanya kamu gak?"

Niskala mengangguk. "Kirim foto soalnya."

Niskala lalu melihat soal itu. Ia lalu mengerjakannya untuk Ayara. Setelah selesai, ia kirimkan foto jawaban soal itu pada Ayara.

"Pintar banget kamu ya." Ayara berkata pelan. Ia terlihat sedang menyalin rumus itu ke atas buku tulisnya.

Niskala mengelak. "Enggak, biasa saja kok."

"Suka begitu kamu mah." Kata Ayara.

Lengang sejenak. Ayara berusaha untuk memahami jawaban soal itu. Namun, karena ia tidak paham juga, akhirnya ia meminta Niskala untuk menjelaskannya pelan-pelan. Setelah dirasa cukup paham, Ayara mengangguk kecil, meneruskan menyalin jawaban.

"Oh iya Niskala."

"Apa?" Ucap Niskala dengan suaranya yang sedikit serak.

"Sebentar lagi jam sepuluh." Kata Ayara sembari memandangi wajah Niskala di layar handphone-nya.

"Iya, terus? Aku belum ngantuk." Kata Niskala menjawab dengan kejujurannya.

"Kamu harus minum obat." Ucap Ayara singkat. Menatap Niskala penuh intimidasi.

"Iya aku tahu, terus kenapa?"

Ayara tersenyum kecil. "Ya kalau begitu setelah minum obat kamu harus istirahat. Besok kamu sekolah 'kan?."

"Sekolah dong, sebentar lagi lulus masa kebanyakkan absen." Jawab Niskala pelan.

"Yaudah makanya, kamu istirahat habis ini. Sudah dulu ya video call-nya, besok kan kita ketemu di sekolah." Bujuk Ayara.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang