10. Perbucinan Narendra

849 100 0
                                    

💫🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫🌟

"Besok sudah bisa benar belum laptopnya?"

Narendra menoleh pada seorang perempuan yang sedang duduk bersamanya di kantin Fakultas Ilmu Komputer. Perempuan itu sedang mengutak-atik laptop Narendra, fokus pada pekerjaannya.

"Hari ini juga selesai, Ren, tunggu aja." Kata perempuan dengan rambut tergerai yang dihiasi bando motif kotak-kotak itu.

Narendra menghela napasnya. "Masih lama?"

Perempuan itu mengangguk. "Ada yang perlu diinstall ulang, versi ini sudah terlalu tua."

"Sudah gitu banyak virusnya lagi." Sambung perempuan itu.

Narendra terkekeh. Temannya ini memang sangat jago perihal software, ia dan Arkan selalu meminta tolong kepadanya jika ada masalah dengan laptop mereka. Perempuan yang duduk di samping Narendra itu bernama Kelana, mahasiswi jurusan Ilmu Komputer di kampus yang sama dengan Narendra dan Arkan. Mereka sudah saling kenal sejak SMA.

"Beneran masih lama gak?" Tanya Narendra.

"Kan hari ini juga selesai, tapi paling sampai Maghrib kayaknya, lemot banget internetnya." Ujar Kelana mengeluh soal internet.

"Emangnya kenapa, lo lagi buru-buru?" Tanya Kelana.

Narendra mengangguk. "Gua ada janji sama Adel."

Kelana hanya ber-oh saat Narendra mengucapkan nama Adel di dalam kalimatnya.

"Ya sudah kalau gitu, boleh laptopnya gue bawa ke rumah?" Tanya Kelana.

"Gapapa, besok gua ambil." Kata Narendra.

Kelana mengangguk. Lalu Narendra beranjak dari kursi kantin.

"Thanks, Na. Nanti gua traktir ya."

Narendra pergi dari sana. Kelana memerhatikan laki-laki itu sampai punggung Narendra menghilang di belokan kantin. Kelana melanjutkan pekerjaannya, ia kembali berkutat dengan laptop eror milik temannya itu.

Narendra melajukan mobilnya ke arah Fakultas Ekonomi dan Bisnis di kampus itu. Ia ke sana untuk menjemput Adelia, kekasihnya sejak SMA. Narendra memiliki janji dengannya pukul 5 sore. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 5. Narendra memarkirkan mobilnya saat sampai di fakultas itu. Ia keluar dari mobil, mencari-cari Adelia di sana.

Setelah beberapa menit mencari keberadaan Adel, dan tidak bisa menghubungi gadis itu sama sekali. Narendra akhirnya menemukan gadis itu di sebuah hall yang tidak jauh dari parkiran. Ia sedang duduk di tribun yang terbuat dari beton di samping hall itu. Di tengah-tengah hall, ada seorang laki-laki yang sedang bermain basket sendirian. Adel terus-menerus melihat ke arah lelaki tersebut, dan terus tertawa saat lelaki itu tidak bisa memasukkan bolanya ke ring.

"Adel" panggil Narendra.

Gadis itu menoleh ke arah Narendra. Lalu ia beranjak dari sana, menyoren tasnya di pundak kiri, dan berjalan ke arah Narendra. Dari kejauhan tampak laki-laki di tengah hall itu menghentikan permainan basketnya. Laki-laki menoleh ke arah Adel yang sedang berjalan menuju tempat di mana Narendra berdiri.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang