5. Capeknya Pulang-Pergi

1.4K 138 4
                                    

🌟💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟💫

Suara ketukan pintu kamar mandi membuat Narendra mengeluh kesal. Ia menggosok wajahnya dengan asal dengan sabun wajah itu. Aktivitas paginya yang satu telah selesai, ia sudah segar karena menjadi orang pertama yang mandi di kamar mandi atas pagi ini. Sedangkan Niskala terus menggedor-gedor pintu sambil terus memanggil Narendra dengan sebutan "Bang Naren".

Narendra membuka pintu kamar mandi, ia menghela napasnya saat melihat Niskala berdiri tepat di depannya.

"Lama banget mandinya. Nanti kalau gua telat gimana coba?" Keluh Niskala bergantian masuk ke kamar mandi.

"Hari ini tuh Senin, Bang, Upacara!" Keluhnya lagi saat sudah di dalam kamar mandi.

Narendra yang masih berada di dekat kamar mandi pun mengetuk pintu itu. "Cerewet lu kayak ibu-ibu di tukang sayur, gua juga bisa telat asal lu tau!"

"Kelas lu paling jam sepuluh, ini kalau gua sampe jam tujuh di sekolah, di suruh lari keliling lapangan tau!" Sahut Niskala berbarengan dengan suara gemericik air.

"Lu pikir Depok dekat apa? Belum ke perpustakaan dulu balikin buku, belum macetnya, lampu merah segala macem." Keluh Narendra yang masih berdiri di depan kamar mandi, melanjutkan perdebatan dengan adiknya.

"Harusnya lu ngalah sama gua, setidaknya lu gak bakal disuruh lari keliling lapangan kalau telat!" Sahut Niskala lagi.

"Siapa suruh tidur kayak kebo! Dibangunin dari tadi gak bangun-bangun, mau gak mau abang duluan lah yang pake ka-" kalimat Narendra terhenti.

"Bang, aku udah cukup pusing ya denger kalian berantem pagi-pagi begini, udah gede berantem mulu!" Nala menggelengkan kepalanya saat melihat kedua abangnya berseteru perihal kamar mandi. Beruntung ia bisa mandi di kamar mandi bawah pagi ini.

Narendra terdiam saat adik bungsunya mengatakan hal itu. Akhirnya ia memilih untuk bersiap-siap di kamarnya. Ia memasukkan buku yang akan ia kembalikan ke perpustakaan kampus, memasukkan laptop, dan beberapa peralatan pribadi yang selalu ia bawa, seperti sabun cuci muka, kacamata cadangan, dan dompet.

Narendra lalu turun ke ruang makan. Baru ada Papanya di sana, Mamanya entah ada di mana. Narendra menuangkan air mineral dari teko ke gelas, lalu ia meminumnya. Ia masih kesal dengan ocehan Niskala tadi. Beberapa menit kemudian, Niskala dan Nala menyusul. Mereka duduk di kursinya masing-masing.

"Nala makannya jangan lama-lama, nanti kita telat!" Ucap Niskala. Ia lalu meminum segelas susu yang ada di depannya dengan cepat.

"Niskala itu kenapa diminum!?" Tanya Papa heran.

Niskala mengerjapkan matanya kebingungan. "Loh ini 'kan susu, emangnya kenapa? Ada racunnya?"

"Itu punya Mama, itu susu anlene." Kata Papa.

"Makanya jangan asal comot!" Ucap Narendra pada Niskala.

"Ma, emangnya kalau aku minum susu ini kenapa? Gapapa 'kan?" Tanya Niskala saat Mamanya duduk.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang