35. Ia Hanya Ingin Menghilang

903 94 8
                                    

⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

Tanpa ia bayangkan sebelumnya, hari ini adalah hari di mana ia akan terkapar lagi di sebuah gudang yang sama, gudang sekolah. Pagi hari yang cerah, ia awali dengan senyuman sambil mengatakan bahwa masakan papanya lumayan enak. Setelah itu ia pergi ke sekolah diantar oleh abangnya, Narendra. Tidak ada hal yang mencurigakan, perasaannya baik-baik saja. Kecuali pikirannya yang terus-menerus dihantui dengan kondisi abangnya yang saat ini sedang berada di rumah sakit.

Nala masih berteman dengan Archie. Mereka masih berdua kemana-mana. Namun, sudah dua hari Archie tidak ada di sekolah. Siaran lagu di pagi hari seketika berhenti. Nala dapat kabar bahwa Archie jatuh dari motornya dua hari lalu, hal itu membuat Archie cedera di bagian kaki. Archie izin tidak masuk selama beberapa hari, untuk menerima perawatan pada kakinya.

Nala sendiri lagi. Seperti ada bagian yang hilang. Ia seketika takut lagi. Setelah sebelumnya ia seperti hilang ingatan tentang apa yang terjadi dahulu, sebelum Archie menjadi temannya. Rasa takut terus menghantuinya sesaat setelah ia duduk di kursinya. Tatapan mata dari titisan-titisan iblis itu membuatnya gentar. Ia harus apa sekarang, ia tidak mempunyai keberanian sama sekali.

Anak-anak kelas ini tidak peduli dengan Nala. Mereka juga takut, mereka memilih untuk melindungi diri sendiri, tidak peduli dengan orang lain yang diganggu oleh para bajingan itu. Nala berusaha untuk tenang. Ia mengatur napasnya. Ia berkata dalam hati bahwa ia akan baik-baik saja hari ini.

Bel sekolah pun berbunyi. Nala selamat. Setidaknya sampai waktu istirahat tiba. Tak lama, guru pun masuk ke kelas, memulai pembelajaran pagi ini. Nala serius belajar, ia ingin masuk sekolah impiannya, yang tentu ada tes masuknya. Ia akan bertanya kepada Narendra jika ada pertanyaan yang sulit, apalagi matematika. Ia ingin masuk IPA. Ia bertekad untuk masuk IPA.

Tak terasa, waktu istirahat pun tiba. Nala tidak keluar dari kelas. Sedangkan para bajingan itu keluar, melewati meja Nala dengan tatapan mengancam. Mereka memerhatikan Nala dari jendela, berbisik-bisik seperti sedang merencanakan sesuatu. Mereka sangat suka melihat Nala ketakutan. Itu seakan hiburan gratis untuk mereka, tidak perlu bayar, hanya perlu sedikit tatapan tajam dan pukulan menghujam.

Nala memakan roti yang ia bawa dari rumah. Ie menghabiskan roti-roti itu. Sampai tak terasa, waktu istirahat telah berakhir. Para bajingan itu kembali masuk kelas, tapi ada satu yang kurang dari pasukan mereka, tidak ada Gandi di sana. Kemana dia? Entahlah, Nala berusaha untuk tidak peduli lagi. Ia ingin tenang selama di kelas.

Namun, keinginanannya untuk tenang selama di kelas tidak terwujud. Setelah jam pelajaran terakhir selesai, saat anak-anak di kelas keluar satu per satu, Nala dijegat saat ingin berdiri dari kursinya. Darma duduk di meja Nala, kedua temannya berjaga di sebelah kanan dan kiri Nala.

"Sudah lah, gak akan ada yang bantuin lu juga, Cung. Temen lu si Cina itu gak ada sekarang." Kata Darma sambil mengetuk-ngetuk meja Nala.

Nala menatap Darma kesal. Ia tidak suka Archie dipanggil seperti itu. Kedua tangan Nala terkepal. Ia ingin sekali meninju wajah Darma, tapi ia takut membuat masalah. Nala menyadari bahwa ia tidak mempunyai kuasa apa-apa, ia tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya yang sekarang sedang menjaga Abangnya. Akhirnya, ia hanya menahan kepalan tangan itu di bawah meja.

"Pokoknya hari ini lu harus ikut gua ke gudang!" Darma membisikkan sesuatu tepat di telinga kiri Nala.

Mereka lalu langsung menarik baju Nala dengan kasar. Mereka sesekali mendorong Nala sampai ia terjatuh selama perjalanan ke gudang belakang. Situasi di belakang sekolah sudah sepi, kantin sudah tutup, tidak ada yang berdiskusi di meja-meja kantin, tidak ada seorangpun di sini kecuali mereka. Beberapa kali tersungkur di tanah, baju Nala kotor dimana-mana. Sesampainya di gudang, mereka disambut oleh Gandi yang sedang duduk dan menghisap rokoknya di sebuah meja reot yang ada di gudang.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang