14. Rencana Hanyalah Rencana

1K 116 7
                                    

⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆

"Terserah kalian mau pesan apa, asal jangan berlebihan!" Ucap Niskala saat teman-temannya melihat daftar menu yang ada di cafe tersebut.

Cafe tersebut berada di sebuah ruko yang bersebelahan dengan mal yang cukup terkenal di sana. Daerah ini masih satu lingkup dengan sebuah stadion yang tak jauh dari rumah Niskala. Cafe ini digandrungi oleh anak-anak muda di sekitar sini, apalagi jika sudah waktunya pulang sekolah seperti saat ini.

"Kamu mau apa?" Tanya Ayara yang juga sedang melihat daftar menu.

"Hmm, kue coklat kayaknya enak. Aku mau itu saja, sama americano." Jawab Niskala seraya melihat kue coklat yang mengunggah selera.

Ayara masih memilih. Ia bingung antara kue stoberi atau kue coklat yang sama dengan Niskala.

"Aku bingung. Kata kamu mending yang mana kuenya?" Tanya Ayara seraya menatap Niskala.

"Kalau bingung pilih dua-duanya saja, gapapa." Kata Niskala seraya tersenyum.

Ayara menggeleng. Ia akhirnya memilih kue stoberi. Kue itu sedang ramai di cafe ini, lagi pula ia belum pernah mencobanya. Ia juga memesan lemonade sebagai minumannya.

Mereka berlima akhirnya naik ke lantai paling atas. Mereka memilih meja yang berada di rooftop cafe. Udara sore hari yang menghembuskan angin yang cukup dingin menyapa mereka sesaat sampai di sana. Pemandangan dari atas sana adalah mal yang terang benderang, lampu jalan yang mulai menyala, antrian kendaraan yang sedang menunggu lampu merah lengkap dengan musisi jalanan yang sedang menunjukkan aksi musiknya.

"Lu tadi Fisika yang nomer dua puluh, isiannya apa, Ji?" Tanya Igus saat mereka baru duduk di kursi.

"Gua isi B, gak tau benar atau salah." Kata Niskala.

"Ya pasti benar lah, Niji mah selalu benar." Kata Sanjaya sembari menawari Niskala rokok.

Niskala menggeleng. "Lu lupa apa?"

"Oh iya, baru ingat gua, Ji." Kata Sanjaya seraya terkekeh.

Beberapa saat kemudian, pesanan mereka datang. Ciko dan Igus memesan kue yang sama dengan Niskala, dengan minuman yang juga sama, yakni minuman coklat yang pekat. Berbeda dengan Sanjaya yang memesan kue lemon dan segelas teh madu.

"Gimana nih pasangan baru kabarnya?" Tanya Sanjaya memancing.

Ciko yang lebih pendiam hanya terkekeh mendengar pertanyaan Sanjaya. Ia pun penasaran dengan hubungan keduanya. Igus tidak ikut berkomentar, ia juga penasaran.

Ayara memasang wajah yang mengancam pada Sanjaya. Ia kesal dengan sepupunya itu, ia tidak suka dengan pertanyaan seperti itu, apalagi sekarang ada Ciko dan juga Igus di sana. Ia malu.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang