17. Runtuh

1.7K 164 15
                                    


⋆꒷꒦‧₊˚𓆩♡𓆪˚₊‧꒦꒷⋆


"Kepala lu udah baikan?" Tanya Archie saat melirik ke arah perban yang membalut luka di kepala Nala.

Nala menganggukkan kepalanya. Sekarang Nala sedang memakan es krim coklat dengan pemandangan lapangan sekolah yang disibukkan oleh kegiatan Pramuka wajib untuk kelas 7. Archie duduk di sebelahnya, tapi ia tidak memakan es krim. Kedua tangannya sibuk memegang ponsel dengan jari-jarinya yang menari di atas layar, menyerbu musuh di dalam permainan yang ia mainkan.

"Jadi gimana?" Tanya Archie.

Nala menaikkan kedua bahunya. "Gak tahu. Gua bingung."

"Mama Papa lu udah tahu?" Tanya Archie lagi, ia masih fokus dengan permainannya.

"Enggak akan tahu selagi dua abang gua gak buka suara." Ucap Nala sembari mengemut ice cream yang terasa manis.

"Mau lu apain mereka?" Archie menoleh sejenak ke arah Nala, lalu ia kembali fokus dengan permainannya.

"Gak akan gua apa-apain. Paling mereka ditonjok sama abang." Ucap Nala sambil terkekeh.

"Ayok balik!" Ucap Nala sembari bangkit dari pendopo.

"Nanggung, La. Sebentar lagi gua menang." Ucap Archie pelan.

Nala menghela napasnya. Ia menunggu Archie sembari bersandar pada tiang pendopo. Ia hanya menatap kosong ke arah anak-anak kelas 7 yang sedang mengikuti kegiatan Pramuka wajib.

Senyum Archie merekah. Ia menang. Ia lalu segera bangkit dari pendopo itu. Mengajak Nala untuk pulang. Keduanya menuju parkiran sekolah. Archie langsung masuk ke mobilnya, sedangkan Nala menghampiri 1 orang yang ia kenal sebagai Bang Sanjay yang sedang berdiri di depan pos satpam.

"Bang, kok di sini?" Tanya Nala.

"Pala lu kenapa, La?" Tanya Sanjaya saat melihat kepala Nala yang diperban.

"Gapapa, Bang."

"Abang kenapa di sini dah?" Tanya Nala.

"Nganter dia. Lu tahu gak ini siapa?" Ucap Sanjaya sembari menunjuk ke arah Ayara yang berdiri di sampingnya.

Nala menggeleng. "Siapa emang, pacar Bang Sanjay?"

"Pacar abang lu. Masa lu kagak tahu?" Tanya Sanjay.

"Abang gak pernah nunjukin fotonya lagian." Ucap Nala pelan.

Nala lalu tersenyum pada Ayara, dan senyumannya dibalas oleh Ayara.

"Salam kenal, Kak. Aku Nala."

"Ayara." Ucap Ayara sembari tersenyum.

"Lagi ada urusan ke sini apa, Bang?" Tanya Nala pada Sanjaya.

"Kagak. Ini si Yara pengen nitip sesuatu buat Niji, dia lupa soalnya. Tadi 'kan Niji pulang duluan, La. Lu kagak ikut apa ke Tangerang?" Ucap Sanjaya.

Nala menaikkan alisnya. Ia langsung menggeleng tanpa tahu apa maksud Sanjaya.

"Mau nitip apa Kak? Nanti aku kasih ke abang."

Ayara mengeluarkan sekotak beng-beng dari dalam tasnya. Lalu memberinya pada Nala.

"Titipan abangmu. Kalau kamu mau makan saja, gapapa." Kata Ayara.

Nala tersenyum mengangguk. Mereka lalu berpamitan. Nala memasang wajah bingung. Ia bertanya-tanya ke mana abangnya sampai pulang lebih dulu, bahkan sampai rela tidak mengantar pacarnya pulang. Nala berjalan dengan pertanyaan itu sampai tak sadar bahwa mobil Narendra sudah terparkir di sana.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang