8. Bioskop

956 107 3
                                    

💫🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫🌟

Di sela-sela pembicaraan kecil di perjalanan pulang. Ayara Cempaka lagi-lagi dibuat terbang oleh Niskala J. Yudhistira. Pasalnya, lelaki tampan itu mengatakan sesuatu yang membuat Ayara seakan ditusuk oleh panah cinta yang tak berkesudahan.

Ayara memastikan pertanyaan yang diajukan oleh Niskala tadi. Takut-takut kalau suara angin di jalan membuatnya salah mendengar.

"Bisa diulang pertanyaannya?" Ucap Ayara dengan kencang, karena angin sore ini lumayan memekakkan telinganya.

"Besok lu mau gak ke bioskop sama gua?" Tanya Niskala. Ia bahkan berteriak.

Ayara rupanya tidak salah dengar. Niskala memang mengajaknya untuk ke bioskop besok. Ayara tidak menjawab. Gadis itu hanya terdiam, memikirkan akan menerima ajakan Niskala atau tidak.

Sampai akhirnya motor Niskala tiba di rumah Ayara. Rumah satu lantai dengan halaman yang asri, di depannya ada pohon jambu biji dengan sebuah kolam ikan kecil di bawahnya. Halaman rumah itu terlihat sangat terawat, di tembok sekitarnya juga banyak sekali pot-pot gantung yang ditanami bunga-bunga cantik.

"Beda RT ya sama Sanjaya?" Tanya Niskala saat gadis itu turun dari motornya.

Ayara mengangguk kecil. "Tiang listrik di sana batasnya, rumah Sanjaya RT 02, kalau gue RT 03."

Niskala mengangguk paham. "Kalau besok gimana, lu mau ikut gak sama gua ke bioskop?"

"Besok itu weekend, Niskala. Gue harus bersih-bersih rumah." Kata Ayara.

"Bersih-bersih rumah kan pagi, Ra, biasanya. Gua ajak lo ke bioskopnya sore kok, gimana?" Ucap Niskala meyakinkan.

Ayara akhirnya mengangguk. "Yaudah iya gue mau."

Niskala akhirnya tersenyum. Ia senang sekali bisa mengajak gadis itu ke bioskop. Ia lalu menyuruh Ayara masuk ke rumahnya. Setelah Ayara masuk, Niskala langsung melajukan motornya untuk pulang ke rumah. Sebenarnya jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari sini, ia juga tidak perlu ke jalan raya untuk sampai. Ia bisa lewat jalan kecil untuk sampai di komplek rumahnya.

Keesokan sorenya, Niskala sudah berpakaian rapi. Ia memakai kaos putih polos yang dipadukan dengan kemeja lengan panjang berwarna biru tua, ia menggulung lengan kemejanya, ia juga memakai jeans berwarna biru muda. Ia terlihat sangat tampan.

"Wah, mau kemana lu?" Tanya Nala saat melihat Abangnya yang keluar kamar. Parfum Abangnya memenuhi ruangan lantai 2 rumah mereka.

Niskala menaikkan alisnya. "Kencan."

"Asik kencan, jangan lupa bawain oleh-oleh ya, Bang. Semoga kencannya lancar jaya!" Kata Nala seraya mengepalkan tangannya ke udara.

Niskala mengangguk. Ia lalu turun dari sana. Ada Mamanya yang sedang menonton acara Uang Kaget di ruang tengah. Mamanya juga menoleh ke arahnya yang turun dari tangga.

Sebuah PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang