1

13.8K 801 11
                                    

Suara detik jarum jam membuat Seungcheol gelisah, sudah 3 jam ia berada di ruang baca istana.

Ia terus-terusan membaca buku yang sama, buku tentang undang-undang kerajaan. Ia adalah calon penerus kerajaan karena sang kaka di anugerahi jiwa seorang omega.

Seungcheol terlahir sebagai seorang Alpha, kakanya yang seorang omega sudah menikahi saudagar kaya raya dari negeri sebrang, sedangkan Seungcheol masih menunggu takdirnya.

Para penasihat kerajaan sudah dapat memastikan bahwa Seungcheol adalah seorang Dominan Alpha, karena ciri-ciri yang ditujukan sudah menuju kesana.

Walaupun perkiraannya bisa juga meleset.

Denting jam sudah berbunyi, akhirnya Seungcheol menutup bukunya dan menyimpan di ujung meja membacanya.

"Yang Mulia, sudah waktunya untuk menuju pembelajaran selanjutnya di selatan istana."

"Tunggu sebentar, saya mau ke toilet." Seungcheol segera berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju belakang ruang membaca dimana ada toilet disana. Saat ia sendiri, tangannya menggapai engsel jendela dan membukanya.

Oh, ia berniat kabur dari pembelajaran memanah. Seungcheol sangat tidak suka memanah, ia lebih suka menggunakan pedang dan berkuda.

Kedua kakinya sudah berpijak di tanah setelah kabur dari para penjaga. Ia tertawa-tawa kecil sambil berlari menuju halaman istana, ia berniat mengambil bunga untuk ia berikan pada ratu nanti.

Tapi jadwalnya hari ini sangat padat, sedangkan Seungcheol muda tidak mau menunggu.

Ia segera berlari menuju taman dimana ibunya menanam banyak sekali bunga-bunga cantik dengan warna-warna yang beragam.

Seungcheol mengambil gunting dan mulai memilih bunga-bunga mana saja yang akan ia petik, tetapi langkahnya terhenti. Ketika ia melihat seorang pria dengan sebilah belati di tangan tengah menatap hamparan bunga di depannya.

Seungcheol mendekati pria berambut hitam itu, dilihat dari bajunya. Seungcheol tahu bahwa pria itu bukan golongan manusia biasa. Dia seorang bangsawan atau mungkin dia adalah anggota kerajaan juga.

"Yang mulia." Pria yang tadinya memunggunginya kini berbalik, ia sedikit membungkuk.

Seungcheol menganggukan kepalanya, ia melihat pria manis yang tengah memegang belati itu tersenyum padanya.

"Hal apa yang membuat Yang Mulia berada disini?" Tanyanya dengan nada yang sangat sopan.

"Memetik bunga untuk ratu." Jawab Seungcheol sambil memperlihatkan tangkai mawar yang ada di tangannya.

"Hati-hati, duri mawar bisa melukai tanganmu."

Belati yang dipegangnya tadi, sudah menghilang bersembunyi di balik sarung kulit dengan aman.

"Terimakasih." Seungcheol menerima kain putih yang diberikan oleh si pria yang mungkin umurnya dibawah dirinya sedikit.

"Aku permisi." Ujarnya, dan sosok pria itu menghilang di balik pintu menuju barak latihan para tentara.

Seungcheol menatap kain putih yang memiliki ukiran bunga mawar berwarna ungu di salah satu sisinya.

"Yang Mulia." Seungcheol berbalik dan ia langsung mengangguk, keduanya berjalan menuju ruang pembelajaran di sisi selatan istana.

"Tadi aku bertemu dengan seorang pria, anehnya aku tidak mencium wangi apapun dari tubuhnya." Ujar Seungcheol, yang berdiri di sampingnya adalah Wonwoo dari keluarga Jeon, ia calon penerus penasihat kerajaan. Keluarga nya sudah turun menurun mengurus kerajaan dan membantu dalam pengambilan keputusan karena mereka terkenal dengan bijak.

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang