6

6.1K 531 16
                                    

Pesta musim dingin adalah perayaan terbesar di The Winsdor, Jeonghan dan Seungcheol kini terjebak di ruang dansa, ruangan dimana mereka menikah.

"Yang mulia, harap tegakan tubuhmu." Tubuh Jeonghan sedikit di tepuk oleh batang besi kecil ketika postur tubuhnya sedikit membungkuk.

"Apa pelajaran dansa selalu menyiksa seperti ini?" Tanya Jeonghan pada Seungcheol yang berdiri di hadapannya, tangan Seungcheol berada di pinggul Jeonghan dan satu tangannya menggenggam tangan Jeonghan.

"Tidak selalu, kalau postur tubuhmu benar." Seungcheol tersenyum lebar, langkah keduanya bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai hitungan pelatih dansa mereka, Master Kwon.

Anak muda yang umurnya tidak jauh dari Seungcheol dan Jeonghan, ia melanjutkan legasi ayahnya yang sebelumnya bekerja di posisi yang sama pula.

"Apa di rumah mu tidak ada acara dansa seperti ini?" Tanya Seungcheol, ia meremas pinggul Jeonghan sedikit kuat saat tangan Jeonghan secara tidak sengaja meremas lengan atasnya kuat pula.

"Tidak, kami berdansa maksud ku dansa manusia normal." Jeonghan sedikit mengedikan bahunya, sayangnya kedikan bahu itu tidak ada di gerakan dansa klasik, hingga pundak Jeonghan di tepuk kembali dengan tongkat besi itu.

Seungcheol hanya tertawa kecil saat wajah Jeonghan merengut, tubuh Jeonghan kini berputar sesuai hitungan Master Kwon.

Dan tubuh Jeonghan jatuh kedalam pelukan Seungcheol, keduanya saling bertatap.

Satu kecupan mendarat di bibir Jeonghan, Seungcheol tersenyum lebar.

"Dan itu tidak boleh diperlihatkan di depan umum, Yang Mulia." Master Kwon sudah berdiri di dekat mereka, dengan tongkat besi yang menepuk-nepuk di pundaknya.

"Itu akan menjadi sekandal yang sangat serius apalagi Raja melihat anda berdua saling memangut satu sama lain. Untung saja hanya hamba yang melihatnya." Master Kwon tersenyum lebar, musik yang sebelumnya terputar di dalam hall, sudah terhenti pula.

"Master Kwon."

"Iya Yang Mulia?"

"Kenapa pangeran Seungcheol tidak mendapatkan pukulan di bibirnya karena perbuatannya barusan?" Tanya Jeonghan, pertanyaan itu membuat Hoshi mengkerutkan dahinya.

"Hamba bisa saja melakukannya, tetapi sebelum anda kembali ke kamar anda, mungkin berita bahwa hamba berada di tiang gantung sudah bisa di denger seluruh penjuru negeri." Master Kwon tersenyum kecil, matanya secara bergantian menatap Jeonghan dan Seungcheol.

Tawa Jeonghan pecah saat ia melihat ekspresi sang Master dansa. Seungcheol pun tertawa kecil.

"Apa hamba melakukan sesuatu yang lucu?" Tanya Master Kwon.

Jeonghan menggelengkan kepalanya, suara lonceng menandakan bahwa matahari sudah berada di puncaknya terdengar.

"Kami permisi Master Kwon, sampai bertemu di pembelajaran selanjutnya." Jeonghan dan Seungcheol memberikan salam dengan menganggukan kepalanya, keduanya berjalan keluar dari ruang dansa.

"Apa yang akan kamu lakukan habis ini?" Tanya Jeonghan, mereka berjalan menyusuri lorong secara bersama.

"Makan siang, lalu berkuda berkeliling istana, sore nanti seperti biasa melapor pada raja, kamu?" Tangan Seungcheol sudah berpindah ke pinggul Jeonghan, menarik tubuh pria itu untuk saling menempel.

"Makan siang, lalu belajar tentang undang-undang dan peraturan dengan Lord Jeon dan putranya, lalu.." Jeonghan berhenti dari bicaranya.

"Ah.. bertemu dengan tabib istana." Suara Jeonghan memelan, saat mengatakannya.

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang