13.

8.4K 577 65
                                    

"sakit... Seungcheol! Sakitt sekaliii." Jeonghan merintih di sela-sela tangisnya, ia tidak ingat sejak kapan rasa nikmatnya tiba-tiba berubah menjadi sakit dan mual.

Di atasnya, Seungcheol bergerak cukup cepat, membuat Jeonghan meremas bantal yang dipakai sebagai penyangga kepalanya.

Air mata berlomba-lomba keluar, tubuhnya mengigil, suara basah dari pertemuan kedua kulit yang saling beradu terdengar.

"Nnghh-aah Sakit... Seungcheol!" Jeonghan merintih semakin kuat.

"Berhenti... Nnh sakitt Seungcheol.. berhenti." Jeonghan menggelengkan kepalanya, ia ingin Seungcheol untuk berhenti, tubuhnya terasa sakit di semua tempat.

Ia tidak ingat apapun, tidak ingat apa yang kira-kira membuat Seungcheol marah atau bahkan menggila seperti ini, nafas Jeonghan putus-putus. Ruangan itu di penuhi oleh feromon milik Seungcheol, hingga Jeonghan rasanya tercekik sekali.

Kedua kakinya terbuka lebar, dan Jeonghan meremas pundak Seungcheol cukup kuat saat ejakulasinya kembali datang, perutnya mencekung. Penisnya mengeluarkan cairan sperma yang hampir encer.

Sedangkan Seungcheol tidak berbicara apapun, Jeonghan mencoba mendorong tubuh belahan jiwanya untuk menjauhinya, menghentikan siksa duniawi yang di terima oleh tubuhnya.

"Kenapa? Kenapa meminta berhenti hm?"

Tidak, Jeonghan mengenali suara itu. Itu adalah suara alpha Seungcheol yang ia temui saat pertama kali di gazebo sebelum keduanya di nyatakan akan menikah.

"Hiks.. Seungcheol.. sadarlah.. nnh-" tubuh Jeonghan melengkung saat penis Seungcheol di tarik keluar dari lubang analnya dan di masukan kembali secara kasar, menumbuk satu titik terdalamnya.

Membuat Jeonghan mengigil. Bibir Jeonghan yang sedikit terbuka, di cium oleh Seungcheol, sedikit kasar hingga ujungnya sedikit luka.

Jeonghan menghentikan ciuman itu secara paksa, ia melepaskan kedua bibir mereka yang bertaut.

"Sshh berhenti.. sakitt.. nnhh! Terlalu dalam.. aanh-!"

Seungcheol tersenyum kecil, melihat wajah Jeonghan yang sangat memerah.

"Berhenti? Bukankah omegaku ini memintaku memperlakukannya sebagai lacur? Aah Jeonghan, beginilah aku memperlakukan seluruh pelacur kerajaan."

Dada Jeonghan sesak sekali, ia menatap wajah Seungcheol yang mendekat ke arahnya, dan langsung ia tahan. Tubuh Seungcheol terasa sangat panas, kedua bola matanya terlihat merah pekat. Jeonghan meringis, lubang analnya terasa sangat panas, basah dan sakit.

Entah sudah berapa kali Seungcheol keluar di dalam lubang analnya, tubuhnya terasa lemas.

Tubuhnya kini di angkat dan di balikan menghadap kasur, Seungcheol berada di belakangnya.

Jeonghan sekuatnya menahan tubuhnya agar tidak tumbang. Ia memejamkan matanya, menerima penis Seungcheol yang terasa sangat penuh dan menyesaki tubuhnya.

"Seungcheol.. aku mau.. anakmu.. buahi aku."

"Jeonghan.. hentikan, kita akan melakukannya secara perlahan."

"Tidak, aku tidak suka! Perlakukan aku seperti pelacur!"

"Jeonghan. Berhenti."

Suara Seungcheol memberat, Jeonghan yang berada di tengah-tengah antara kesadarannya memantik Seungcheol yang sudah menahan dirinya sejak pagi tadi, rut Seungcheol mendekat.

Alphanya sudah siap mengambil alih, tidak akan ada yang berani menghentikannya sekarang, tidak ada yang akan menganggu keduanya.

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang