3

8K 664 7
                                    

Pagi itu Seungcheol terbangun dengan sakit yang luar biasa di sekitar punggungnya, ia ingat semalam Jeonghan sempat menancapkan kukunya cukup dalam di punggungnya.

Seungcheol pantas mendapatkan itu, apalagi sakit yang ia rasakan pagi itu tidak sama dengan apa yang Jeonghan rasakan akibat di tandai dengan paksa.

Iya, ini terhitung pemaksaan. Keduanya kan tidak saling mencintai.

Seungcheol menengok kesampingnya, pria cantik yang semalam menangis di atas kasurnya tidak ada.

"Jeonghan?" Suara Seungcheol sedikit serak, ia menengok ke kiri dan ke kanan. Tidak ada siapapun disana.

Hingga matanya menatap ke arah pojok ruangan, dimana ada gumpalan bulu yang terduduk di dekat jendela.

Seungcheol bangkit dari posisinya, kepalanya terasa sedikit berat dan berdenyut pelan.

"Pelayan belum masuk ke ruangan." Ujar Jeonghan, matanya menatap keluar ruangan.

Dibawah mantel bulu beruang milik Seungcheol, ia ingat mantel bulu itu ia dapatkan saat pergi berburu dengan Johnny, sepupunya saat umurnya 17 tahun sebagai kado ulang tahun dan kado coming age miliknya.

Di umur itu pula, Seungcheol mendapatkan berkah sebagai Alpha. Penerus keluarga kerajaan.

Seungcheol menganggukan kepalanya, ia mengucak matanya perlahan untuk menghilangkan kantuknya.

Baru kali ini Seungcheol bisa bangun siang.

"Jeonghan."

"Mh?"

"Masih sakit?" Tanya Seungcheol, karena ia merasakan sedikit sakit di lehernya seperti cubitan, kini perasaan keduanya saling tercermin satu sama lain, Seungcheol dapat merasakan apa yang Jeonghan rasakan, baik itu mental ataupun secara fisik. Dan begitupun Jeonghan.

Ia bisa merasakan degup jantung Seungcheol yang tenang, dan hangat yang terpancar dari tubuh sang Alpha.

"Sedikit." Jawab Jeonghan singkat, Seungcheol dapat mencium wangi tubuh Jeonghan yang sepertinya lebih dipenuhi dengan rasa kurang nyaman dan perasaan takut.

"Kesini." Seungcheol menepuk tempat kosong di sampingnya, dan Jeonghan mengikuti apa yang diminta sang Alpha. Ia melilitkan mantel berbulu itu di seluruh tubuhnya yang telanjang, atau tidak seluruhnya telanjang.

Jeonghan naik ke atas kasur dengan mantel bulu itu, ia menutupi tubuhnya dan Seungcheol dengan perlahan memeluk tubuh Jeonghan yang terasa dingin di tangannya.

Musim semi akan segera selesai dan akan digantikan dengan musim salju.

Di tempat Jeonghan, musim hanya ada dua, Panas dan penghujan. Tapi disini, di kerajaan Seungcheol, musim terbagi 4.

Dan Jeonghan merasa tubuhnya belum bisa ber adaptasi dengan perubahan musim serta cuaca yang seperti ini, saat bangun tubuhnya mengigil. Dan berakhir menemukan mantel bulu ini di dalam lemari secara acak, jadi ia langsung mengambil dan melilitkan di tubuhnya.

Wanginya.. wangi Seungcheol.

Tangan Seungcheol sudah melingkar di pinggul Jeonghan, ia mengusap pinggul ramping itu dengan ibu jarinya.

Tubuh Jeonghan yang sebelumnya tegang, secara perlahan mengendur. Dan Jeonghan secara insting pun mendekati hidungnya pada leher Seungcheol, ia menghela nafasnya. Merasa aman dan nyaman di dekat Alpha nya.

"Siang nanti, kita keluar dari kamar ini lalu pindah ke menara selatan, jauh dari istana utama." Seungcheol menepuk-nepuk punggung Jeonghan perlahan.

"Kamarmu?"

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang