15

5.8K 488 38
                                    

Jeonghan membalut tubuhnya dengan tunik panjang berwarna putih gading, ia sudah mandi, sudah segar sekali.

Ia mematut dirinya di depan cermin besar, melihat bekas-bekas kebiruan di lehernya sudah mulai menghilang.

Rasa tidak nyaman di tubuhnya pun sudah lebih baik, dari semua kejadian selama masa heat-nya berhasil ia lewati, segala kesakitan di tubuhnya berangsur membaik.

Walaupun di dalam perutnya terasa kembung, padahal masa knotting yang di berikan alpha nya sudah lewat dua hari.

Atau karena baru kali ini tubuh Jeonghan menerima knotting sehingga tubuhnya masih berusaha menyesuaikan?

Entahlah, yang pasti Jeonghan hari ini tersenyum manis sekali, siap bertemu Seungcheol.

Rambutnya sudah rapih, Kazuha bilang wanginya seperti vanilla dan madu.

Keduanya berjalan keluar kamar dalam diam, Nana pun ada bersama mereka. Ketiganya berdiri di depan pintu yang belum terbuka selama beberapa hari kebelakang ini.

Hampir satu minggu?

Jeonghan tidak menghitung, tetapi lehernya terasa semakin tercekik setiap harinya, dan ia tidak bisa menunggu lebih lama untuk bertemu Seungcheol.

Pintu kamar pertama di buka, di sana ada Jun dan Mingyu yang tengah berjaga.

"Apa Seungcheol sudah bangun?" Tanya Jeonghan, ia di beritahu bahwa Seungcheol di beri suppressant semalam.

"Sudah Yang Mulia." Jawab Mingyu.

"Kalian tunggu di luar saja." Ujar Jeonghan, jantungnya berdegup kencang, ribut sekali, ia bahagia akhirnya bisa bertemu dengan Seungcheol lagi.

Masalah yang sebelumnya, berusaha ia enyahkan, ia lupakan. Mereka pertama kali mating dan knotting, mereka tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi, keduanya sama-sama baru di perjalanan ini

Pintu di buka, sisa-sisa wangi feromon masih tersisa di setiap sudut ruangan, pintu Jeonghan tutup dan ia berjalan perlahan memasuki kamar, keningnya sedikit mengkerut melihat kasur yang berantakan, pemandangan yang sangat jarang sekali di dalam istana bahkan tidak pernah.

Jeonghan membuka jendela dan tirai-tirai yang tertutup, membiarkan udara segar musim semi masuk. Ia sedikit terlonjak saat tubuhnya di peluk.

"Aku rindu." Bisikan itu mampu membuat tengkuk Jeonghan meremang.

Ia tersenyum lebar.

"Aku juga merindukanmu." Jawab Jeonghan, ia menghela nafasnya. Seungcheol-nya kembali.

Keduanya berdiam selama beberapa saat, Jeonghan membalikan tubuhnya. Ia menatap wajah Seungcheol, wajah hangat yang Jeonghan ingat sebagai pria paling lembut yang pernah ia kenal di hidupnya.

Jeonghan mengusap wajah itu, ia melihat bekas luka di balik rambut hitam itu.

Ah mungkin di sana.

"Mau pergi berjalan-jalan denganku?" Tawar Seungcheol, salju di luar sana sudah banyak yang mencair, bunga-bunga sudah mulai tumbuh.

"Tentu." Jeonghan mengangguk.

Seungcheol membantu Jeonghan untuk mengikat rambutnya sedikit, agar tidak terlalu berantakan nantinya.

"Kazuha memberiku ini." Jeonghan memperlihatkan jepitan yang tempo hari di berikan oleh Kazuha.

"Cantik. Biar aku pakaikan." Seungcheol mengambil jepitan itu dan memakainya pada rambut Jeonghan.

Keduanya berjalan keluar kamar, membuat Kazuha, Nana, Mingyu dan Jun mengikuti di belakang mereka.

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang