Jeonghan sudah kembali ke dalam kamarnya sendiri, kali ini ia menolak untuk menunggu Seungcheol. Ia memaksa pergi dari kamarnya menuju ruangan utama Raja, ada Seungcheol disana.
Setelah Seungcheol mengantarkan Jeonghan ke kamarnya, ia dipanggil untuk menghadap Raja.
"Pangeran, anda tidak diperbolehkan berada disini." Ujar Kazuha yang berjalan di belakang Jeonghan.
"Dan aku tidak seharusnya berada di kamarku, sedangkan suamiku berada disana." Jeonghan menjawab, tubuhnya sudah tidak kedinginan lagi, walaupun rambutnya masih basah.
"Tolong buka pintunya." Ujar Jeonghan kepada para penjaga.
"Mohon maaf Yang Mulia, Raja dan Ratu tidak memberikan izin pada siapapun untuk masuk." Salah satu penjaga menjawab.
"Aku dipanggil Ratu kemari." Kedua penjaga itu saling bertatapan, dan menatap Kazuha yang berada di belakang Jeonghan, tentu saja Kazuha menggelengkan kepalanya.
"Maafkan hamba, tidak ada yang di izinkan untuk masuk selain keluarga inti kerajaan."
"Tapi.. aku juga keluarga kerajaan!" Jeonghan membentak kedua penjaga pintu itu.
"Biarkan aku masuk!" Jeonghan kali ini benar-benar memaksa, tangannya sudah berada di kenop pintu tetapi tentu saja ditahan.
"Mohon maaf Yang Mulia." Tangan Jeonghan di tahan kembali, dan tentu saja Jeonghan memaksa. Ia menarik hingga suara pintu yang bergetar cukup terdengar.
"Biarkan aku masuk!" Wajah Jeonghan kini benar-benar terlihat marah.
Ia tidak tahu apa yang dilakukan Raja dan Ratu di dalam sana kepada Seungcheol, kepalanya sudah memikirkan banyak hal akan apa yang terjadi pada suaminya itu.
Banyak sekali skenario yang berada di kepalanya semenjak Ratu masuk kedalam kamar Minki, dan Jeonghan menyadari apa arti: Bahkan dinding di istana memiliki telinga.
Berita yang sampai pada Ratu begitu cepat, hingga Ratu berada di kamar Minki saat Jeonghan mandi tadi.
"Lepaskan aku! Lepasin!" Jeonghan sedikit berteriak saat kedua tangannya di tahan, dan tidak lagi memegang kenop pintu, tetapi kini kakinya menendang pintu, secara tidak sengaja. Cukup kuat hingga ia terdiam, kelakuannya tidak akan diterima oleh kerajaan ini.
Jeonghan menghela nafasnya, ia lelah. Tentu saja ia lelah, langit sudah menghitam. Jam makan malam terlewat saat ia istirahat di dalam kamarnya, makanannya belum ia sentuh sama sekali.
"Lepaskan tanganku." Jeonghan meminta, dan kedua tangannya terlepas. Kepalanya menunduk sedikit, ia berbalik dari depan pintu.
"Ayo Kazuha." Ajaknya, langkah kakinya mungkin baru tiga. Ketika pintu besar itu terbuka, memperlihatkan wajah Seungcheol yang terlihat.. dingin.
Tidak ada senyuman disana, hanya ada Seungcheol. Seungcheol yang Jeonghan pertama kali temui setelah puluhan tahun ia tidak melihatnya.
Ia melihat... Pangeran Seungcheol.
"Ikuti aku." Hanya itu yang di ucapkan Seungcheol, tangan Jeonghan di genggam dan kaki Jeonghan berusaha untuk menyamai langkah kaki Seungcheol yang besar-besar, lengannya di remas cukup kuat oleh Seungcheol.
Keduanya menaiki tangga untuk menuju menara, tubuh Jeonghan seolah di geret secara paksa untuk mengikuti ritme langkah kaki Seungcheol.
"Seungcheol sakit." Jeonghan meremas lengan Seungcheol yang mengenggam lengannya.
"Kazuha, kembalilah ke kamarmu." Pinta Seungcheol, suaranya dingin dan Kazuha tanpa diminta dua kali, langsung menghentikan langkahnya mengikuti Jeonghan. Ia berbalik dan kembali menuju kamarnya sendiri di ruang pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom || Jeongcheol [End]
RomanceSeungcheol the future King marrying Jeonghan to avoiding war between their Kingdom. Seungcheol as The Prince Consort. Jeonghan as The Crown Prince. A.B.O Universe, latar cerita diambil dari kerajaan barat.