Semua pekerja tidak pernah melihat Tifanny yang berlari di lorong-lorong istana, tetapi siang itu.
Sang ratu berlari dengan cepatnya dari satu menara menuju gerbang utama, tidak ada yang pernah tahu bahwa Tifanny adalah pelari yang cukup handal.
"CHOI SEUNGCHEOL!" Teriak Tifanny saat matanya menemukan sosok sang putra yang datang dengan kumalnya, bajunya kotor, wajahnya kotor, tubuhnya di penuhi debu dan lagi para prajuritnya yang terlihat kepayahan.
Mereka sedang melucuti seluruh perlengkapan yang sudah mereka bawa selama 10 hari ini.
"Ibu." Seungcheol berujar, tubuhnya sedikit terhuyung saat Tifanny memukul dadanya.
"Aduuh sakit bu." Ringis Seungcheol, ia mengusap-ngusap dadanya yang tadi di pukul oleh Tifanny.
"Cepat bersihkan tubuhmu dan temui Jeonghan! Sekarang!" Teriakan menggelegar itu membuat seluruh pekerja menunduk.
"Tifanny!" Suara Siwon yang membuat seluruh kepala menunduk lebih dalam lagi.
"Biarkan Seungcheol istirahat!"
"Biarkan dia istirahat? Oh tentu saja! Biarkan dia istirahat! Biarkan dia makan! Lalu kita akan kehilangan calon penerus tahta!" Tifanny menjawab, tidak pernah ada yang menjawab ucapan sang raja, tidak ada yang pernah berani.
"Bu, sudah bu." Seungcheol mengusap pundak sang ibu. Sang putra tersenyum kecil, ia melepaskan sisa-sisa pakaian dan sepatunya yang sudah bolong, lalu berjalan tanpa alas kaki menuju kamarnya.
Ia merasa tubuhnya lemas, otot-ototnya tegang, dan lagi ia lelah serta mengantuk. Perjalan pulang mereka tidak bisa disebut nyaman dan aman, jarak dari tempat mereka bermalam hingga istana memakan waktu tempuh hingga sepuluh jam lamanya.
Dan bahu Seungcheol yang terluka, memperburuk keadaan.
"Kazuha."
"Pangeran!" Kazuha yang sedang berdiri di depan pintu, terlihat terkejut melihat Seungcheol yang pulang dengan keadaan.. kotor.
"Bisa tolong panggilkan tabib, dan aku minta air hangat untuk mandi, serta bubur untuk aku makan." Ujar Seungcheol.
"Tentu Pangeran. Eh.. Pangeran Jeonghan.. dia sakit." Lanjut sang beta, Seungcheol mengerutkan dahinya.
Ah ternyata semua perasaan lemah di fisiknya adalah cerminan dari kondisi Jeonghan.
Seungcheol mengangguk, ia masuk ke dalam kamar dan menemukan Jaejoong yang tengah terduduk di samping sang putra.
"Selamat datang, pangeran Seungcheol." Sapa Jaejoong.
Seungcheol langsung berjalan menuju ibu mertuanya, ia bersimpuh di depan sang omega.
"Ibunda." Sapa Seungcheol.
"Sepertinya kamu pulang dengan kondisi yang kurang baik." Mata Jaejoong menelisik sang pangeran, ia bisa melihat bercak darah yang sudah mengering di baju itu, serta beberapa kain yang robek, dan kulit Seungcheol yang sepertinya.. terbakar oleh matahari.
"Maafkan saya karena berada di hadapan anda dengan kondisi yang kurang baik, saya harap kita bisa bertemu kembali saat kondisi saya sudah lebih bisa di terima." Jawab Seungcheol, dan Jaejoong tertawa kecil mendengarnya.
"Pergilah untuk mandi dan buat dirimu lebih pantas untuk berada di hadapanku." Jaejoong mengusak rambut Seungcheol yang berminyak serta berdebu, entah sudah berapa lama rambut itu tidak di bilas.
"Bagaimana keadaan Jeonghan?" Tanya Seungcheol, ia mengangkat wajahnya dan menatap Jaejoong.
"Ia masih sakit, jadi lebih baik kamu segera membersihkan diri dan buatlah putraku lebih nyaman, karena kalaupun benar maka kalian akan segera menjadi orang tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom || Jeongcheol [End]
RomanceSeungcheol the future King marrying Jeonghan to avoiding war between their Kingdom. Seungcheol as The Prince Consort. Jeonghan as The Crown Prince. A.B.O Universe, latar cerita diambil dari kerajaan barat.