24

5.3K 386 60
                                    

Warning ⚠️ mention of : Darah, perang, pemenggalan kepala dan anggota tubuh.

***

"Dimana Seungcheol?"

"Apa kalian lihat pangeran Seungcheol?"

"Mingyu, di mana Seungcheol?"

Pertanyaan itu entah sudah berapa kali ditanyakan oleh Jeonghan kepada semua orang yang melewati kamar persembunyian mereka.

Para prajurit berbondong-bondong memakai baju zirah dan membawa perlengkapan perang mereka. Semuanya terlihat sibuk, wajah-wajah yang pernah Jeonghan lihat beberapa kali, kini terlihat serius, beberapa ketakutan. Tidak bisa dipungkiri semuanya datang secara mendadak, tidak terduga.

Istana diserang.

"Pangeran Jeonghan, kita harus pergi." Itu Kazuha yang memegang lengannya.

"Tidak, aku harus mencari Seungcheol." Jeonghan menggelengkan kepalanya.

Satu jam semenjak ia berada di kamar persembunyian yang memang tersedia untuk para darah kerajaan, memastikan bahwa darah mereka tidak terputus begitu saja atau lebih parahnya menghilang.

Raja Siwon menyusun strategi dengan panglima Kim yang saat itu sedang melakukan patroli.

Semua tekanan ini membuat Jeonghan mual, ingin muntah, perutnya bergejolak. Ia menahan tangisnya karena panik tidak bisa menemukan sang belahan jiwa, hingga ia hampir terjatuh andai saja Kazuha tidak menahan tubuhnya. Belum lagi teriakan-teriakan para ketua prajurit yang menyuruh bawahan mereka untuk bergerak dan bersiap lebih cepat.

Para prajurit menyusun barisan yang cukup rapat dengan senjata-senjata disetiap tangannya, dan mereka diposisikan dibagian dalam istana.

"Pangeran Jeonghan, kita harus kembali menuju ruang persembunyian." Kazuha memaksa, sedangkan Jeonghan masih berusaha untuk berdiri dengan kedua kakinya. Tangannya berpegangan pada dinding-dinding untuk menopang tubuhnya.

Suara ribut semakin terdengar ketika panah api lainnya melewati dinding tinggi pertahanan kerajaan.

"PANAH API BAGIAN UTARA!" Teriak salah satu penjaga pos yang langsung memberikan peringatan kepada prajurit lainnya, semua orang berlarian menghindari hujan panah api itu.

Semuanya terjadi dan dilihat langsung oleh kedua mata Jeonghan yang mematung, melihat kekacauan yang datang dari berbagai arah.

"Seungcheol.. hhh.. Aku harus menemukan Seungcheol dahulu." Ujar Jeonghan, ia berjalan kembali menuju lorong-lorong kerajaan yang penuh oleh para prajurit. Kazuha mengejarnya dari belakang.

"Pangeran Jeonghan! Kita harus kembali!" Panggil Kazuha, pria itu tidak perduli, yang pertama harus ia temukan adalah Seungcheol yang juga belum kembali setelah menyuruhnya untuk bersembunyi. Kakinya melangkah cepat, tangannya berusaha menyingkirkan manusia-manusia yang berjalan berlawanan arah darinya.

Jeonghan terkesiap ketika mendengar suara ledakan cukup kencang, yang ia yakin adalah sebuah meriam.

"Permisi! Permisi!" Kini ia sedikit berlari, membelah kerumunan yang semakin panik. Para pegawai istana mulai berlarian keluar dari ruangan masing-masing, mencari tempat sembunyi dan berusaha keluar dari dalam istana melalui pintu-pintu tersembunyi.

"Seungcheol! Seungcheol!"

"Pangeran Jeonghan! Anda harus bersembunyi." Kazuha masih berusaha mengejarnya, ah tidak. Dia tidak benar-benar mengejar karena tubuhnya yang kecil malah terombang-ambing dilautan manusia yang semakin banyak, suara teriakan terdengan nyaring.

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang