20

5.9K 430 21
                                    

"Selamat pagi."

"Selamat.. pagi."

"Bagaimana kabar anda pagi ini, Yang Mulia?"

Jeonghan mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan bahwa sosok yang berada dihadapannya bukanlah halusinasi.

Seperti yang sudah-sudah.

"Hei." Seungcheol kembali menyapa, wajah Jeonghan terlihat kebingungan, ia mengecup bibir yang terasa kering itu.

Dan pelukan langsung ia dapatkan, pelukan yang sangat erat sekali.

"Aku juga merindukanmu, Jeonghan." Seungcheol membalas pelukan itu, mengecup puncak kepala dan mengusap pinggul yang terasa kecil di tangannya.

"Jangan pergi lagi."

Seungcheol tersenyum mendengarnya.

"Tentu, ratuku."

Pagi keduanya dihabiskan dengan saling berpelukan, perasaan gundah yang menyelimuti Jeonghan selama lima hari secara perlahan terangkat dan menghilang.

Dadanya terasa ringan sekali, melihat Seungcheol yang berada dihadapannya, secara utuh tidak kekurangan apapun.

Seungcheol mencium bibir Jeonghan perlahan, mengecupnya beberapa kali, menuntaskan rasa rindunya terhadap sang omega.

"Aku dengar, ratuku sakit?" Tanya Seungcheol, ia membiarkan Jeonghan untuk mencium wangi feromon yang berada di lehernya.

"Mhm." Jeonghan tidak menjawab, ia sedang sibuk menyelimuti dirinya dengan wangi feromon sang Enigma.

"Apa ratuku sakit karena merindukanku?"

Seungcheol tertawa kecil saat merasakan pukulan halus di pundaknya.

"Tidak, aku hanya.. aku hanya.. kurang enak badan." Jawab Jeonghan.

"Benarkah? Tetapi Kazuha mengatakan.."

"Hhh- iya, aku merindukanmu Enigma ku." Jeonghan mengangkat wajahnya, mencium dagu Seungcheol.

Keduanya tertawa kecil, dan sekali lagi Jeonghan dibawa menuju pelukan hangat.

Sisa hari mereka, dihabiskan dengan tidur. Seungcheol akhirnya mendapatkan istirahat yang sangat nyaman, hal yang sangat jarang ia dapatkan selama lima hari kebelakang.

Pulangnya Seungcheol, membuat nafsu makan Jeonghan secara perlahan membaik, ia kini makan masakan Jaejoong dengan sangat nikmat sekali. Ketiganya sedang memakan kue kering buatan sang Ratu, Jeonghan dengan kebiasaannya menyelupkan kue itu kedalam susu hangat.

"Sudah lebih baik?" Tanya Jaejoong pada Jeonghan, yang ditanya mengangguk. Mulutnya sedang sibuk mengunyah kue kering itu.

"Jadi, cerita itu benar Yang Mulia?" Tanya Seungcheol pada Jaejoong.

"Tentang?"

"Kau tahu, aku pernah membaca kalau belahan jiwa pada akhirnya akan selalu bertemu satu sama lain."

"Itu kisah cinta di kerajaan kami, tentang percaya atau tidak, tidak pernah ada yang tahu. Tapi Seungcheol, apakah kamu memiliki perasaan kalau kalian pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Jaejoong, ia tengah duduk dengan Seungcheol di taman.

"Aku tidak yakin, memang ada beberapa hal yang aku rasa familiar dengan hidupku, tetapi menurut para cendikiawan mereka menyebutnya déjà vu atau hal-hal yang terjadi di bawah alam sadar."

Jaejoong mengangguk. "Mungkin sama, karena aku dan Yunho pun tidak yakin memiliki keterikatan satu sama lain, hingga akhirnya aku tersadar bahwa aku mengenali kebiasaan-kebiasaan kecil suamiku itu."

Kingdom || Jeongcheol [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang