0.2🐑

117 23 0
                                    

Selamat membaca ✨





"Tamu"

_________________________

"P-papi"Juan mengumpat dalam hati kala sesosok pria tua yg ia panggil dengan kata papi itu datang secara mendadak ke markasnya.

Semua yang berada didalam ruangan itu menjadi sibuk,bahkan cowok yang Juan pukul tadi pun sudah melarikan diri.
Mahesa menatap anak semata wayangnya itu,lalu melihat tangan sang putra yang memerah akibat pergelutan tadi.

Sret

"Bagus sekali kamu menendang kepala orang,siapa yang ngajarin"
Mahesa menjewer telinga Juan habis-habisan,Hito yg berada disana menahan tawa tidak dengan Jovan yang memang tidak bisa menahan tawanya itu.

"A-aduh Pi,Sakit lepasin Juan aduh woy Hito bantuin"Hito yang terpanggil mengangkat kedua tangannya tanda tidak ingin ikut campur.

Akhirnya Mahesa melepas jeweran telinga Juan, sebenarnya ia kecewa karena Juan menggunakan ilmu bela dirinya sampai berlebihan seperti ini.
Juan mempersilahkan sang ayah duduk di sofa,ada Hito juga disana yang dari tadi menahan tawa.

"Maaf Pi"lirih Juan merasa bersalah.

"Jangan minta maaf ke papi minta maaf ke anak buahmu tadi,kalau emang iya dia berhianat gak gini juga cara nyelesainnya"Juan mengangguk pelan. Sedangkan Hito dan Jovan mati-matian menahan tawa, demi apapun Juan terlihat seperti bayi kucing yg dimarahi oleh sang ibu. Lalu dimana Juan yang ganas tadi?

"Hahahaha aduh gak tahan,Bos Juan persis anak kucing hahaha" Jovan tertawa kencang,ia tak bisa menahannya karena dirinya yang memang orangnya memiliki humor receh.
Sedangkan Juan ia menatap tajam temannya itu.

"Astaga dimana Juan yang ganas tadi?giliran didepan Om--"

"Enak aja panggil saya Om,panggil saya Abang karena saya belum setua itu"Jovan melongo,memang si ayah dari bosnya ini masih terlihat sangat muda dari umurnya.

"Hilih udah tua gak mau sadar diri" Lirih Juan untung tidak didengar oleh Mahesa kalau iya habis sudah riwayatnya pasti tidak akan diberi jatah susu. Eh

"I-iya bang maaf"

"Papi ada urusan apa kesini?tumben banget"tanya Juan.

Mahesa menepuk tangannya kala teringat tujuannya kesini. "Aaaa iya papi kesini cuma mau ngingetin kalian jam 2 siang nanti sesepuh kalian atau geng Rush wolf gen 1 dan 2 bakal kesini"bukan hanya Juan yang kaget,seluruh anggota yang berada disana shock berat jangan ditanya bagaimana yang lain bisa tau karena Mahesa berbicara dengan suara lantang.

"HAH??"

Bukan masalah apa,tapi yang mereka takutkan adalah sang ketua Rush wolf tingkat satu yang pasti akan menceramahi mereka semua dan menilai apakah geng ini sudah berkembang atau belum.

"K-kok dda-dakan?b-bos kki-ta belum persiapan apa-apa"Hito meneguk ludahnya kasar. Ia sangat shock berat.

Karlen Salah satu inti dari geng tersebut melirik jam tangannya,matanya membulat sempurna kala jam sudah menunjukkan pukul 13.54

"Kurang 6 menit lagi untuk jam 2"ujarnya santai,ia tahu jika semua anggota pasti sedang kelimpungan tapi tidak dengannya. Dapat dikatakan jika Karlen ini adalah anggota yang paling apa aja dibawa santai sebut saja Karlen Kalem.

Strange LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang