Happy reading...
_____________
Brakkk
Juan membanting pintu ruang rawat Manda cukup kencang. Pikirannya benar-benar kacau dan hanya ada nama Manda di otaknya. Bahkan tadi ia hampir menabrak seorang penyebrang jalan karena kelalaiannya yang tidak melihat seseorang tengah menyebrang.
Orang yang berada didalam ruangan itu pun sontak terkejut. Mahesa bahkan menjewer telinga putra tunggalnya ini. Banyak bapak-bapak cuy, maklum faktor usia di gebrak dikit langsung jantungan:).
"Kamu itu ya, kalau mau masuk salam dulu, ketok pintu dulu jangan asal gebrak. Nanti kalau Kakekmu jantungan gimana?" Omel Mahesa, dengan tangan kirinya yang masih menjewer telinga Juan.
"A-ampun pih!!aduhh" ringis Juan, walau Mahesa tidak menjewernya keras tapi tetap saja ditarik telinganya itu sakit.
"Bener tuh, kasian kakekmu nanti jantungan" timpal Bagas.
"Kenapa bawa-bawa saya?saya masih muda ya, enak aja jantungan". Sahut Jamal yang kebetulan juga berada diruang rawat Manda. Ga tau kenapa diruangan itu isinya bapak-bapak sepuh yang sayangnya ganteng pake bingit.
Akhirnya Mahesa melepas jeweran telinga Juan. Anaknya sendiri masih mengusap telinga nya yang rasanya hampir copot karena jeweran dahsyat Mahesa tadi.
"Tega bener sama anak sendiri". Gumam Juan.
"Dih, emang kamu anak saya?" Balas Mahesa sedikit jutek, ya bermain dengan anaknya ini mungkin tidak ada salahnya.
"Nggak, saya Anaknya Asep". Jawab Juan cepat dengan raut wajah kesal.
Seisi ruangan tertawa melihat tingkah ayah dan anak itu. Juan yang menjadi ketua RushWolf terlihat seperti bayi yang sangat manja sekarang. Kadang Mahesa heran gimana bisa anggotanya memilih Juan untuk menjadi leader RushWolf?
"Sudah hey, kasian Manda mau istirahat itu". Lerai Yohan, Juan sampai lupa pada tujuan utamanya yaitu mengecek kondisi Manda.
"Kayaknya ada anak muda yang harus dikasih ruang nih. Ayok bapak-bapak kita keluar dulu". Ajak Bagas, namun Jamal terlebih dahulu menempeleng kepala Bagas.
"Enak aja bapak-bapak". Bagas tersenyum kikuk, nggak bisa ngelak lagi soalnya ada satu pasal penting di RushWolf, jangan pernah bahas umur sama sesepuh.
"Gomenasai"
Nyatanya mereka sudah bapak-bapak semua. Bapak-bapak itu keluar dari ruangan menyisakan Juan yang masih berdiam diri disebelah Manda kini juga menatapnya.
"Hai". Sapa Juan dengan senyuman manisnya.
"Hai juga". Balas Manda menyapa Juan.
Suasana menjadi canggung, Juan yang bingung memulai topik dan Manda yang ikut gugup.
"Gila kalau gue nanya keadaan lo baik atau nggak, tapi udah mendingan?" Tanya Juan.Manda mengangguk sembari tersenyum tipis yang menghiasi bibir pucatnya. "Lumayan"
"Gue nggak mau bertele-tele lagi nda, mulai sekarang lo harus ada disamping gue dimanapun dan kapanpun itu. Gue nggak mau kejadian kayak gini terulang lagi, mulai sekarang lo milik Aryo Juanda mahesa!" Manda terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Bukankah seharusnya ia senang?perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan bukan?
"Lo nggak romantis ternyata" Juan terkekeh kecil. Ia mencondongkan wajahnya hingga berjarak beberapa centi saja dengan wajah Manda yang mulai memerah dan menahan nafas.
"Gue bakal romantis disaat kita udah halal"
Brakk
"TIDAK SEMUDAH ITU BADRUL!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love
أدب المراهقين"Everything will be fine if you stay by my side"-Aryo Juanda Mahesa. "I trust you"-Amanda Wijaya