2.7🐑

70 12 2
                                    


Belift school sedang heboh sekarang karena Juan yang dikabarkan kembali kesekolah. 99% murid disekolah ini tidak pernah sadar jika sudah lama Juan kembali walau ia sedikit menyamar. Namun kali ini berbeda, Juan dengan pembawaannya yang sedikit menyeramkan. Mata tajamnya lurus kedepan, tak peduli dengan teriakan-teriakan heboh yang rata-rata berasal dari anak perempuan.

Dengan jaket bertuliskan RushWolf di belakangnya dan headband hitam yang senada dengan jaketnya. Ia memasuki kelas dengan tatapan datar, tak ada satupun yang berani berbicara. Biasanya Juan akan menjadi tengil jika ada Manda.

Sorot tajamnya menelisik seluruh kelas mencari seseorang yang ingin ia ajak untuk bermain. Dan dapat, seorang gadis yang ia incar tengah duduk dibangku belakang dengan tatapan berbinar kearahnya.

"Hai" sapa Juan, Sellya tersenyum lebar. Juan jarang sekali atau lebih tepatnya tidak pernah menyapanya selama disekolah. "Hai Juan"

"Boleh gue duduk disini?" Sellya mengangguk semangat. Beberapa murid dikelasnya justru bingung dengan sikap Juan.

"Si Juan ada masalah apa sama Sellya? Tumben banget dia mau deket sama cewek lain selain Manda". Bisik Viko pada Zeana, keduanya sudah akur walau beberapa jam kemudian akan kembali gelut.

"Ngga tau, yang jelas dari tatapan Juan itu bukan tatapan santai kayak biasanya".

Meninggalkan pak ketua kelas dan bu bendahara yang bisik-bisik tetangga. Kini kita fokus pada Juan.

"Gue yang buta selama ini atau gue emang baru sadar ada cewek secantik lo dikelas ini". Zeana menjerit dalam hati mendengarnya, bukan hanya Zeana mungkin semua anak cewek yang mendengarnya juga akan berteriak. Juan mengatakan hal yang manis sama cewek barusan, jarang sekali kan mereka melihatnya.

Sellya yang baru dipuji barusan langsung salting parah. Pipinya bersemu bak tomat, bibirnya tak tertahan untuk tidak tersenyum. "Makasih, gimana kabar kamu?udah sehat?" Juan mengangguk.

Cowok itu menyugar rambutnya kebelakang, ia meraih buku Sellya yang sedang dipegang cewek itu. Menuliskan sebuah nomor yakni nomor HP Juan.

"Chat gue, ntar malam kita dinner". Juan mengedipkan mata kirinya kemudian mengusak rambut Sellya sebentar lalu pergi keluar kelas. Sellya tak bisa menahan senyumnya lagi, perjuangannya selama ini tak sia-sia sepertinya.

"Ngga sia-sia aku menyingkirkan kamu Manda, nyatanya tetap aku yang menjadi pemenangnya".

Viko merasa heran sekarang, tentang kasus Manda kemarin ia juga merasa janggal. Base sekolah memberitakan jika Manda masuk rumah sakit akibat membully Sellya. Padahal yang dibully Sellya kenapa yang masuk rumah sakit adalah Manda?dan satu hal lagi yang ia curigai, selama 3 hari ini tidak ada tanda-tanda kemunculan Yana dan Wony kembali kesekolah. Bahkan absen mereka kosong karena tidak ada izin.

Ia melirik Jihan yang hanya diam dengan pandangan kosong. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu pikir Viko.

"Kayaknya ada sangkut pautnya sama Manda, apa gue harus kasih tau Kyle tentang ini?" Lirihnya.

Sementara diluar kelas Jovan terus menyemprotkan tangan sampai badan Juan dengan handsinitizer. Juan tak masalah, justru ia juga merasa jijik.

"Wah tangan lo harus dicuci pake kembang tujuh rupa Ju, takutnya sihir tuh lampir nempel disini". Juan terkekeh kecil karena penuturan Jovan.

"Kalian kayak ngira Sellya itu virus corona". Sahut Karlen, cowok itu tersenyum miring membayangkan rencana yang semalam mereka susun.

Rencana yang mungkin akan sangat menyenangkan. "Gapapalah main-main bentar sama si uler, eh iya Ju. Lo liat cewek gue nggak tadi?" Tanya Dodi,

Strange LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang