Selamat membaca
•
•
•
•
•
"...."________________________________
Juan membuka matanya saat cahaya terang yang membuatnya silau. Ekor matanya menatap sekeliling yang tampak asing baginya. Sebuah taman bermain, disana banyak sekali anak-anak yang bermain bersama orang tua mereka.
Juan terdiam, ia masih bingung kenapa dirinya berada disini? seingatnya terakhir ia mengalami kecelakaan dengan Hito."Juan" Juan membalikkan tubuhnya, seorang wanita cantik dengan gaun putih bersih baru memanggilnya. Ia merasa tak asing dengan wanita itu.
"Anak Bunda sudah besar ternyata" Juan terdiam, baru saja wanita didepannya ini memanggil dirinya dengan sebutan 'Bunda'?
"Juan pasti bingung ya, maafin Bunda ya. Bunda tidak bisa menjaga Juan, tapi Bunda senang. Juan tumbuh dengan baik" Juan masih terdiam, lidahnya terasa kelu untuk berucap barang sekata. Ada banyak sekali pertanyaan dibenaknya, dimana ia berada?siapa wanita yang menyebut dirinya 'Bunda' ini?
"Sini tiduran, Bunda rinduuuuu sekali dengan Juan" Juan masih terdiam, tapi tubuhnya seolah mengiyakan keinginan bundanya ini. Ia berbaring diatas rerumputan hijau dengan paha sang Bunda yang menjadi bantalan.
Tangan halus wanita itu mengusap rambut Juan dengan sayang. Juan merasa tenang dan aman sekarang.
"Juan nakal ya?sampai buat Papi kamu khawatir?"Juan mengangguk, matanya terpejam merasakan kehangatan dan usapan lembut penuh kasih sayang yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Juan jangan nakal lagi ya, papi sangat sayang dengan Juan. Bunda juga, nanti kalau Juan bangun ingat kata Bunda. Jangan nakal lagi"
"Iya bunda" wanita itu tersenyum, tangan lembutnya masih senantiasa mengusap kepala putranya itu.
"Nanti saat kamu bangun, minta maaf sama papi kamu. Jangan sampai kamu buat Mahesa khawatir, Bunda bakal jaga kamu dari sini. Bunda sayang sekali dengan Juan"
"Juan bangun nak"Juan membuka matanya, ia bisa melihat sebuah pintu. Dimana di pintu tersebut ada Mahesa yang terlihat tersenyum sambil melambaikan tangan.
"Papi?!Bunda ayo kesana" Juan menarik tangan sang Bunda, tapi wanita itu tak kunjung bangun.
"Juan sendiri aja ya, Bunda disini"
"Nggak!!Bunda harus ikut. Juan gak mau kehilangan Bunda lagi" wanita itu tersenyum,tangannya mengusap air mata Juan yang menetes.
"Tempat bunda memang disini sayang, kamu kesana ya. Papi, teman-teman kamu sudah menunggu" Juan menggeleng kuat.
"Nggak, bunda harus ikut pokoknya. Memangnya ini tempat apa?sampai bunda tidak mau ikut Juan"
"Nanti sayang, kalau waktunya tiba Juan bakal disini bareng Bunda. Asal Juan janji Juan jangan nakal disana"
"Bunda..."
"Sudah, anak ganteng bunda kok nangis? Makin jelek nanti" kekeh Arum diakhir sambil menjawil hidung Juan.
"Sayang dengar ya, semoga kamu ingat sama bunda. Setelah kamu sadar nanti, jangan buat papi khawatir. Bunda akan selalu menjaga kamu dari sini, lihat bintang di malam hari kalau kamu kangen Bunda. Bintang yang bersinar paling terang nanti adalah bunda yang sedang tersenyum melihat Juan. Sudah sana, Papi kamu sudah menunggu. Apapun nanti, jangan menoleh ke belakang" Juan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love
Ficção Adolescente"Everything will be fine if you stay by my side"-Aryo Juanda Mahesa. "I trust you"-Amanda Wijaya