27

2.5K 404 23
                                    

Sedari tadi Jennie terus memeluk tubuh adiknya yang sudah siuman beberapa menit lalu, ia bersyukur Ruby baik-baik saja.

"Ruby tunggu di sini bersama Daddy okey? J keluar sebentar" ucap Jennie sedangkan Ruby hanya mengangguk.

Sebelum keluar Jennie menciumi seluruh wajah adiknya, setelah itu ia meninggalkan Ruby dan Daddynya di kamar. Jennie keluar untuk mencari keberadaan Lisa sedari tadi ia khawatir saat melihat kemeja Lisa di bagian lengannya yang berdarah.

"Jisoo di mana Lisa?"tanya Jennie.

"Dia ada di ruang cctv Jen, segeralah bersiap karna kita harus pergi waktu kita tidak banyak" ucap Jisoo.

Jennie hanya terdiam bingung saat mendengar ucapan Jisoo ia pun melangkah masuk ke dalam ruangan cctv, ia bisa melihat Lisa yang tengah menggulung kedua lengannya dengan perban elastis.

"Hon kenapa kedua lenganmu di perban seperti itu?"tanya Jennie tiba-tiba.

Lisa langsung menoleh saat Jennie berjalan menghampirinya dan mulai memegang kedua lengannya yang sudah di perban.

"Agar tidak tergigit zombie sayang"

"Tapi tadi aku melihat darah di lenganmu"

"Itu darah zombie yang aku tembak jadi kamu tidak perlu khawatir okey? Karna kamu sedang mengandung aku tidak ingin calon anak kita juga ikut khawatir"

Jennie tersenyum mengangguk ia mencium bibir Lisa sekilas "kita harus bersiap untuk pergi, kata Jisoo waktu kita tidak banyak"

"Ya tempat ini akan hancur"

Deg

"Maksudmu hon?"tanya Jennie bingung.

"Ayahku yang pengecut itu menyuruh para orang suruhannya untuk melemparkan bom waktu dan sebentar lagi tempat ini akan hancur"

"Lalu kita akan pergi kemana? Apa pelabuhan?"

"Kita tidak bisa ke pelabuhan sayang kita akan pergi ke airport menaiki helikopter untuk selamat dari wabah ini"

Lisa mengusap pipi Jennie dengan lembut "kalian akan selamat sesuai dengan apa yang sering aku bilang padamu" ucap Lisa lagi.

Jennie tersenyum memeluk Lisa dengan erat "kita semua akan selamat, aku akan jadi orang terbahagia saat wabah ini berakhir karna aku menemukan cintaku"

Lisa hanya tersenyum memeluk erat tubuh kekasihnya, ia berharap rencana yang sudah di susun olehnya akan berjalan dengan lancar.

"Lisa c'mon" ucap Seulgi.

Jenlisa melepaskan pelukannya mereka bertatapan cukup lama menyatukan dahinya dan saling tersenyum setelah itu mereka berdua keluar dari ruangan cctv.

"Hey berikan aku pistol" ucap Joy yang sedari tadi membututi Wendy.

"Tidak bisa kamu perempuan"

"Lalu kenapa kalau aku perempuan hah? Aku juga ingin melindungi diriku sendiri" ucap Joy kesal.

Wendy hanya menghela napas ketika sedari tadi Joy yang terus menerus meminta sengaja tetapi ia tidak memberikannya, Wendy hanya takut Joy tidak bisa menggunakan senjata api dengan baik.

"Wen berikan Joy pistol agar dia diam" ucap Irene.

Wendy berdecak ia pun memberikan satu pistolnya pada Joy, seketika Joy langsung tersenyum lebar menerima senjata tersebut dengan hati-hati.

"Bear aku tidak di berikan senjata?"tanya Irene pada Seulgi.

"Tidak, karna aku akan melindungimu, aku tidak akan membiarkan kamu lecet sedikit pun" jawab Seulgi.

Deg Degan (JENLISA)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang