Chapter 4

42 40 12
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

_________________________

Beberapa orang ingin dilahirkan kedunia ini dengan sempurna tanpa berusaha keras untuk mimpinya agar terwujud.

Tetapi, berbeda dengan seorang wanita memiliki paras cantik, hidung mancung dan kulit putih.

Wanita itu bekerja keras dalam segala suatu untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang wanita yang sukses dalam karirnya.

Seperti sekarang ini wanita tersebut sedang bekerja paruh waktu di sebuah restoran di pinggir kota dengan gaji yang tidak seberapa selama lima tahun.

Zefanya sempat menunda kuliahnya selama lima tahun tersebut digantikan dengan bekerja terlebih dahulu.

Walaupun dia mendapatkan beasiswa namun untuk biaya keperluan lainnya tetap harus bekerja, tapi dia tidak pernah menyerah sedikitpun hanya dirinya yang bisa diharapkan karena dirinya juga adalah tulang punggung keluarga.

Sejak saat usianya sekitar 15 tahun ayahnya meninggal dunia disebabkan oleh penyakit jantung walaupun sudah dilarikan ke rumah sakit nyawa sang ayah tidak terselamatkan. Dari dulu yang mencari nafkah untuk dirinya dan adiknya mengandalkan sosok ibunya yang bekerja tukang cuci pakaian di sebuah toko laundry.

Setelah selesai dari tempat apartemen milik cowok bajingan itu sekarang Zefanya berada di restoran untuk melayani pengunjung yang datang walaupun sudah malam tetapi pelanggan selalu saja ramai.

"Hai mbak sini," panggil seorang ibu hamil sudah masuk bulan kelahirannya yang sedang melambaikan tangan itu bersama suaminya.

Wanita yang di panggil pun menghampiri sang pelanggan dengan tersenyum manis.

"Ada yang bisa saya bantu..mau pesan apa?" tanya Zefanya sopan menundukkan wajahnya.

"Saya pesan steak dua minuman jus alpukat dan es tea, hmm..kamu pesan minuman apa Evan?" tanya Cintya bingung dengan minuman suaminya.

Pria itu sedang fokus ke layar ponselnya menoleh ke istrinya dan menatap sang pelayan sebentar namun beberapa detik kemudian dia sangat terkejut melihat wajah pelayan tersebut.

Zefanya juga sama terkejutnya dengan apa yang di lakukan pria itu yang juga menatapnya.

Deg

Hati Zefanya langsung terluka melihat wajah seorang pria di hadapannya bersama wanita lain. Namun, dia tahan agar air matanya tidak jatuh. Dirinya harus kuat walaupun sebentar.

Evan berdehem singkat menormalkan keadaannya saat ini. "Ekhm.. pesan wine aja,"

"Baik." singkat Zefanya.

Dan menundukan kepala lalu segera menuju kitchen restoran untuk menyampaikan pesanan dua orang itu. Namun hatinya tidak bisa lagi bertahan di situasi seperti ini.

Fall In Love A Second TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang