Happy reading
_________________________
Malam berlalu berganti dengan cahaya matahari untuk menyinari semesta.
Pagi ini, seorang gadis masih bergelung dengan selimut nya tapi mata tetap setia menutup namun cahaya matahari lewat kaca jendela membangunkan tidur nyenyaknya."Eungh.." lenguhan panjang wanita itu sambil mengusap mata dan melihat jam di atas nakas membuat ia segera bangkit dari tidurnya akibat terkejut.
"Astaga.. udah jam segini." gadis tersebut segera berlari ke kamar mandi dan melakukan rutinitas mandinya.
Setelah 20 menit berlalu ia segera bergegas menuju lemari pakaian memakai celana jeans serta jaket flanel untuk pergi ke kampusnya karena ada jadwal mata kuliah hari ini dan tidak boleh terlambat.
Kemudian ia berlalu keluar kamar menuju dapur untuk sarapan bersama keluarga nya.
"Pagi bu," sapa gadis itu sambil mencium pipi ibu kandungnya.
"Hei.. kamu sudah bangun Zefanya, ayo sarapan nanti kamu terlambat." Rahma ibu kandungnya sedikit kaget.
"Iya ibu.. bu, mana Aris? kok gak keliatan batang hidungnya itu anak." tanyanya
Zefanya mencari sosok adik kandungnya yang belum juga muncul dan duduk di kursi sambil memakan nasi goreng buatan Rahma ibunya.
Langkah kaki seorang remaja bertubuh tinggi dan berwajah sedikit dingin duduk di samping Zefanya, yang sudah siap dengan seragam sekolah menengahnya.
"Ada apa kak? tumben cariin gue," tanya Aris melihat wajah kakaknya yang cantik itu.
"Gak ada apa-apa, eh tapi anterin gue dulu ke kampus udah sedikit telat nih ayo cepat sarapan," ujarnya melihat jam tangannya.
"Siap." singkat Aris dan melahap sarapan nya.
Sesudah selesai dengan sarapan mereka berdua berpamitan dengan Rahma ibunya dan segera bergegas menuju depan rumah, Aris mengeluarkan motor matic vespa clasiknya dan memanaskan mesin motornya.
"Ayo kak." Aris berhadapan dengan kakaknya dan memberi helm kepada Zefanya yang segera memakai helm itu dan menaiki motor adiknya.
Perjalanan menuju ke kampus ternama itu lumayan jauh menghabiskan waktu sekitar setengah jam. Sosok kedua adik kakak tersebut telah sampai di tujuannya, Zefanya turun dari motor serta melepaskan helm dan langsung kasih ke adiknya.
"Hati-hati kamu di jalan," ujar Zefanya sambil merapikan penampilan dan rambut panjangnya.
"Iya." singkat Aris berlalu begitu saja.
Zefanya yang melihat adiknya yang dingin itu hanya menggeleng kepala saja.
Kemudian, ia pun bergegas ke gedung universitas nya tersebut tetapi Zefanya menabrak seorang pria tinggi dan juga tampan, pria tersebut menatap tajam kepada menabraknya Zefanya yang melihat tatapan mata tersebut langsung menunduk dan meminta maaf.
"Maaf.. maaf ya gue nggak sengaja nabrak lo," Zefanya merasa bersalah sudah menabrak seseorang.
"Lain kali kalo jalan pakai mata dan kaki!" Pria tersebut sedikit jengkel, lalu berlalu pergi begitu saja.
Zefanya yang melihatnya hanya sedikit menganga dan menggerutu, "Ya tuhan, semoga gak ketemu lagi sama itu orang." ia mengelus dadanya dan bergegas menuju fakultasnya.
••••
Seorang pria pengusaha sukses dan sudah selesai dengan pendidikan S2 nya mengambil jurusan MBA Master Of Business Administration Harvard university di Amerika serikat.
Dengan kepintarannya ini, pria itu di percepat butuh waktu sekitar 4 tahunan saja perkuliahan hingga wisuda oleh pihak universitas tersebut.
Pria yang memiliki paras wajah oriental, hidung mancung, alis tebal dan kulit putih bersih. Sekarang dirinya menjadi pemimpin sebuah perusahaan yang didirikan oleh orang tua nya di ahli wariskan untuk anak mereka.
Demikian pula, perusahaan keluarga Williams ini bertambah sukses saja setelah di pegang ahli oleh Evan Williams. Namun, Evan ambisinya belum cukup untuk mengalahkan perusahaan yang menjadi saingan keluarganya sejak turun temurun yaitu perusahaan Mananta Groups yang sekarang di pegang oleh Daniel Mananta.
Evan sedang menatap layar laptopnya sangat antusias sampai kedatangan seorang tidak di hiraukan.
"Evan, aku membawakan mu makan siang.. tunda dulu perkerjaanmu itu." Ujar seorang wanita berambut pendek tersebut.
Pria itu sedikit mendongak untuk melihat siapa yang sudah menggangu konsentrasinya dalam bekerja. Namun, wajahnya sedikit terkejut tapi hanya sebentar dan memasang wajah datarnya kembali dan tersenyum tipis.
"Hmm..." Jawab singkat Evan.
Dan beranjak dari kursinya berdiri menghampiri istrinya Cintya Angellina yang sekarang sedang mengandung hingga usia kandungan sudah mencapai bulannya.
"Kenapa kamu kesini? Sudah kubilang jangan terlalu sering kesini. Kamu sedang hamil Cintya gak baik untuk kandunganmu," tanya Evan penuh penekanan.
Cintya yang mendengar pertanyaan Evan hanya cengengesan saja, ia datang kesini hanya bosen saja di rumahnya.
"Aku sangat bosen di rumah, jadi aku kesini mengantarkan makanan untukmu."
Cintya lalu duduk di sofa dekat dengan meja kerja suaminya dan mempersiapkan makanan, Evan yang melihatnya hanya membuang nafas panjang dan menyusul duduk di samping istrinya itu.
Evan memakan makanan yang di bawa oleh istrinya walaupun pernikahan mereka hanya sekedar perjodohan oleh kedua orang tua mereka Evan menerima perjodohan tersebut. Karena ada kesalahpahaman yang terjadi. Tapi Evan menghargainya dan mempertanggung jawab sebagai seorang suami saja tidak lebih.
Pernikahan tersebut tidak di dasari oleh adanya cinta. Bagi Cintya sangat mencintai suaminya. Pria itu sendiri tidak mencintai Cintya karena masih ada seseorang yang masih ia cintai.
Mencintai seseorang yang bertepuk sebelah tangan sangat menyakitkan hati bagi siapapun itu. Ketika perjuangan cintanya seorang diri namun bagi orang itu tetaplah gigih terus menerus mencintainya.
Cintya mencintai Evan sejak kuliah dahulu semester satu walaupun ia juga sadar cintanya bertepuk sebelah tangan.
Namun, ia tidak menyerah begitu saja sampai mengusulkan diri kepada kedua orang tua nya untuk di jodohkan dengan pria yang menjadi cintanya. Sebab kedua orang tua nya berteman baik dengan orang tua Evan.
Cinta wanita itu menghalalkan segala cara ketika Cintya menjebak Evan mempertanggung jawabkan kehamilan nya padahal ia hamil oleh pria lain bukan Evan yang bertanggung jawab harusnya pria tersebut.
"Evan, setelah aku sudah bersalin nanti. Aku ingin punya babysitter untuk mengurus dan menjaga bayi kita ini," tanya Cintya sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit itu.
"Ya nanti di carikan, kenapa kamu ingin sekali punya babysitter? kenapa gak kamu aja yang mengurus dan menjaga nya," jawab Evan dengan pertanyaan.
"Ih kamu mah, kan tau sendiri aku itu suka belanja nanti ribet kalo gak ada yang menjaga baby nya." jawab Cintya sedikit jengkel.
Evan hanya mengangguk saja dan tersenyum tipis ia tahu sifat istrinya itu yang suka menghabiskan waktu dan uangnya untuk hal tidak berguna tersebut yang terus berbelanja berbagai barang brand mahal ketika masih hamil muda dulu.
Setelah kepergian istrinya pulang yang diantar oleh supir pribadi.
Evan berdiri menatap luar gedung yang disajikan pemandangan yang padat akan gedung-gedung di sekitar perusahaannya.
Pria itu merenung dan mengingat kembali akan masa lalunya ia sudah berjanji untuk kembali kepada seorang yang di cintainya itu. Namun, ia mengikari janji tersebut dan sekarang sudah menikah karena perjodohan yang di landasi tanggung jawab.
Walaupun kembali kepada dirinya nanti akan melukai hati seorang wanita cinta nya itu ia tidak mau hal tersebut terjadi.
Jangan lupa untuk
^vote dan comentnya^
Maaf jika ceritanya masih berantakan🙏🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love A Second Time
RomanceZefanya Fransisca jatuh cinta kepada seseorang dari masa lalunya. Namun, cintanya pergi untuk mengejar pendidikan ke luar negeri. Apakah cinta Zefanya akan kembali lagi meski begitu haruskah dia berjuang keras untuk mendapatkan cintanya atau ada pen...